MENGAPA TIDAK MENERIMA DOKTRIN TRINITAS?

 
 

 
 
I. APA ITU DOKTRIN TRINITAS?

1. Doktrin yang meyakini dan mengajarkan bahwa ada 3(Pribadi) dalam satu Allah.

2. Mereka sering memakai ungkapan:

i. “Satu Allah dalam tiga Pribadi”

ii. “Tiga Pribadi dalam satu hakekat Allah”

iii. “Allah adalah satu hakekat yang terdiri dari tiga Pribadi”

iv. “Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus adalah tiga Oknum (Pribadi) di dalam satu”

3. Intinya: “Ada tiga ke-Pribadian yang berbeda di dalam Satu ke-Allahan.” Ke-tigaNya sederajat (co-equal); sama-sama ada dengan sendirinya (co-existent); sama-sama kekal (co-eternal); sama-sama berkuasa (co-powerfull).

II. MENGAPA TIDAK MENERIMA DOKTRIN TRINITAS ?

1. Doktrin Trinitas Telah Menyimpang dari Sejarah 
(Sejarah pengajaran ke-Esa-an Allah Israel maupun sejarah pengajaran Gereja mula-mula).

i. Demi menjaga kemurnian FirmanNya, Allah berkenan memilih Abraham dan keturunannya (Kejadian 12:1-3; Ulangan 5:3-7; 31:20; Roma 3:2). Bangsa yang begitu teguh memegang ajaran ke-Esa-an Allah adalah bangsa Israel. Rasul Paulus dengan tegas mengingatkan bahwa Gereja Kristen berakar kepada sejarah dan keyakinan bangsa Israel (Roma 11:17-18). Dan ini berarti Gereja juga harus memiliki pemahaman ke-Esa-an Allah seperti bangsa Israel yaitu satu Pribadi.

ii. Konsep Trinitas tidak dikenal dalam penyembahan yang dilakukan oleh Abraham, Ishak dan Yakub. Sebab jika konsep tersebut dikenal maka orang-orang Yahudi pasti menjadi kaum Trinitarian sejati. Namun kebanyakan bahkan hampir semua orang Yahudi marah ketika konsep ke-Tuhanan mereka dianggap konsep ke-Tuhanan Trinitas. Bukankan secara logika, jika Abraham, Ishak dan Yakub menyembah Alah Trinitas maka keturunannya pasti menjadi Trinitarian sejati. Kenyataannya mereka bersikukukh pada konsep Oneness yaitu bahwa Allah itu HANYA SATU PRIBADI.

ii. Gereja mula-mula mendasarkan pengajarannya pada pengajaran Tuhan Yesus(Kisah Para Rasul 5:42; 18:25). Tuhan Yesus menegaskan bahwa Allah itu Esa.

a. Yohanes 10:30 – Aku dan Bapa adalah satu. (Kata “satu” dalam bahasa Yunani “hice” yang artinya satu, tunggal. Bukankah di sini Tuhan Yesus menegaskan bahwa Allah itu satu dalam arti numeric, dan bukan satu unit, satu pasang, atau satu dalam arti jamak?)

b. Yohanes 14:9, 10 – Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa. (Selama ini Filipus tidak pernah melihat Bapa, yang dia lihat hanya Yesus. Jika “barangsiapa melihat Yesus, ia telah melihat Bapa”, tidakkah Yesus menegaskan bahwa DiriNya sendiri adalah Bapa. Sedangkan Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah perananNya?)

c. Matius 16:27 - Anak Manusia datang dalam kemuliaan BapaNya. (Siapa yang berhak memakai kemuliaan Bapa kalau bukan Bapa sendiri? Kalau Yesus datang dalam kemuliaan Bapa, bukankah ini menunjukkan bahwa Yesus sendiri adalah Bapa?)

d. Tuhan Yesus berjanji akan menyertai para murid (Matius 28:20), tetapi ternyata Dia naik ke surga. Sebelum naik ke surga Dia memberitahu akan mengirimkan Penolong yang lain yaitu Roh Kudus(Yohanes 14:16-17). Kalau Yesus dan Roh Kudus adalah Pribadi yang berbeda, berarti Yesus mengingkari janjiNya dong.... Tentu tidak! Karena yang benar adalah bahwa Yesus dan Roh Kudus bukan Pribadi yang berbeda. Jadi Dia tidak mengingkari janjiNya.)

e. Markus 12:29, 32 - Tuhan itu esa.

iii. Pengajaran para rasul adalah dasar Gereja mula-mula (Efesus 2:20). Para Rasul mengajarkan bahwa Allah itu esa:

a. 1Timotius 1:17 - Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin. (Kata “esa” di sini dalam bahasa Yunani dipakai kata “monos” yang berarti sendiri, tanpa teman.)

b. Yudas 1:25 - Allah yang esa.

c. Jika Gereja mula-mula tidak meyakini bahwa Allah itu Satu Pribadi pasti sidang Gereja I di Yerusalem akan membahas tentang Trinitas. Kenyataannya sidang Gereja I di Yerusalem membahas tentang keselamatan bangsa-bangsa kafir (Kisah Para Rasul 15:1-6). Dan selanjutnya masalah Trinitas tidak pernah dibahas dalam Gereja mula-mula (Gereja pada masa para rasul) yaitu sekitar abad I. Masalah Trinitas menjadi perdebatan justeru saat para rasul telah tiada. Tidakkah hal tersebut membuktikan bahwa Trinitas sudah menyimpang dari pengajaran Gereja mula-mula?

d. Encyclopedia International, edisi 1975, Vol. 18, hal. 226 menyatakan:”Doktrin Trinitas tidak pernah merupakan bagian dari pemberitaan oleh para rasul.”

2. Doktrin Trinitas Bukan Pengajaran Alkitab, tetapi Pengajaran Manusia.

i. Alkitab mengajarkan bahwa Allah itu Satu Pribadi:

a. Ulangan 6:4 - Allah itu esa. (Kata “esa” menurut kamus Strong Exhaustic no.0259 tertulis dengan kata “echad” yang berarti “one (number)” atau “satu secara bilangan”).

b. Yesaya 44:6-8 - Tidak ada Allah selain Aku.

c. Yesaya 45:5 - Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain.

d. Yakobus 2:19 - setan-setan pun percaya (“bahwa Allah itu esa”).

e. 1Timotius 2:5 - Esa pula pengantara kita.

f. Yesaya 43:3 - Sebab Akulah (bukan “kami”) TUHAN.

g. Yesaya 43:11 - Tidak ada juruselamat selain Aku.

h. Yesaya 44:8 - Adakah Allah selain Aku?

ii. Trinitas adalah pengajaran manusia.

a. Ide tentang Trinitas dicetuskan oleh Tertulianus (Th. 150-225M). Ia mempopulerkan istilah “Allah berzat satu tetapi berpribadi tiga” dalam sebuah bukunya pada tahun 196M. (Sejarah Gereja, DR. Berkhof & DR. I.H. Enklaar, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1991, halaman 41). Tertulianus adalah seorang pengacara. Sebelum Kristen ia terlibat penyembahan berhala (polytheisme). Pada masa itu Gereja belum bisa menolak ide tentang Trinitas tersebut, sebab Gereja berpegang pada alasan:

§ Ide tersebut megandung konsep polytheisme.

§ Ide tersebut dapat mengacaukan kesatuan Allah.

b. Doktrin Trinitas dibahas di konsili Nicea tahun 325. Konsili tersebut dilatar belakangi oleh perseteruan yang sengit antara Arius seorang imam melawan uskup Alexader(atasannya) di Alexandria (th.318). Pokok perseteruan adalah perbedaan pendapat tentang tabiat Kristus. Perseteruan tersebut membuat kekacauan yang besar, sehingga kaisar Konstantinus memprakarasai sidang Gereja (Konsili) di Nicea. Dan kaisar sendiri menjadi ketua sidangnya. Sedangkan kaisar Konstantin sendiri resmi menjadi kristen saat menjelang ajalnya (th. 337). Patut diduga bahwa negara turut mengintervensi ajaran Gereja. Terlebih pada abad IV adalah abad dimana Gereja dan Negara saling berebut pengaruh.

c. Konsili Konstantinopel (th.381) merevisi kredo (pengakuan iman) Nicea dan mengesahkan doktrin Trinitas. Gereja dengan resmi menerima doktrin bahwa Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus adalah tiga Oknum/ Pribadi Allah yang berbeda, tetapi ke-tiganya sederajat, kekal dan ada dengan sendirinya. Sejak saat itulah Gereja resmi menyimpang dari ajaran Gereja mula-mula yang meyakini Allah itu esa namun menyatakan perananNya sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus.

3. Doktrin Trinitas Tidak Rasional atau Tidak Masuk Akal.

i. Kata “maha” bila dikenakan pada Allah berarti “paling” atau “tidak ada bandingannya”. Doktrin Trinitas menegaskan kuat-kuat bahwa Allah Bapa mahakuasa, Allah Anak mahakuasa, dan Allah Roh Kudus mahakuasa. Kalau ada tiga Pribadi mahakuasa maka ke-tiganya tidak lagi mahakuasa, kecuali ke-tiganya bertarung dan yang paling unggul baru bisa disebut mahakuasa. Bila ke-tiganya dipaksakan harus mahakuasa, jadinya ya...tidak masuk akal!!!.

ii. Kaum Trinitarian ketika diminta penjelasan dengan ilustrasi seringkali mereka menjawab bahwa Trinitas tidak dapat diilustrasikan oleh sebab semua ilustrasi mengandung kelemahan. Sebagai contoh:

a. Tubuh, jiwa dan roh sebagai gambaran Allah Bapa, Allah Anak dan Roh Kudus. Satu pribadi manusia terdiri dari tubuh jiwa dan roh. Tidak ada satu orang manusia terdiri dari tiga pribadi, yaitu tubuh jiwa dan roh.

b. Air yang bisa berubah menjadi cair, beku(es), maupun uap, tetapi ketiganya satu unsur yaitu H2O. Ini namanya H2O yang berubah bentuk. Ilustrasi ini justeru menguatkan kebenaran ke-Esa-an Allah. Allah itu satu Pribadi, namun perananNya yang berbeda.

c. Telor terdiri dari kulit, putih telor, dan kuning telor. Yang namanya telor pasti terdiri dari ketiga unsur tadi. Persoalannya kuning telor bukan telor, putih telor bukan telor, kulit telor bukan telor. Hanya bila ketiganya bersatu secara utuh, itulah yang disebut orang telor. Sedangkan Trinitas meyakini bahwa Allah Bapa adalah Allah, Allah Anak adal Allah, dan Roh Kudus adalah Allah. Jadi nggak klop-lah, betul khan. Dan lain sebagainya.

d. Namun ketika dikejar untuk dapat memberi penjelasan yang rasional, mereka justeru berkelit bahwa Trinitas adalah suatu mistery, dan sering mereka mendasarkan argumentasinya pada Ulangan 29:29 – “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini.” Padahal ke-Esa-an Allah bukanlah mistery yang tersembunyi, melainkan Allah nyatakan dengan tegas.

iii. Membahas doktrin adalah bagian dari sistematika theologi. Charles Ryrie memberitahukan bahwa dalam bertheologi harus memenuhi tiga syarat dasar, yaitu bersumber dari Alkitab, sistematis dan rasional.

iv. Yang paling rasional tentang Tuhan itu bukan pada jumlah PribadiNya. Sebab jumlah PribadiNya sangat jelas yaitu hanya Satu Pribadi. Lain persoalannya jika yang berpikir itu adalah kaum paganisme (kaum penyembah berhala).

4. Doktrin Trinitas Sangat Membingungkan

i. Trinitas menimbulkan banyak pertanyaan yang sangat membingungkan, antara lain:

a. Siapakah Bapa dari bayi yang ada di palungan di Betlehem? Bapa atau Roh Kudus? Atau apakah bayi Yesus mempunyai dua Bapa?

b. Bagaimana Bapa bisa lebih besar daripada Anak jika ke-duanya adalah sama? (Yohanes 14:28)

c. Apakah Tuhan berdoa? Kalau Tuhan masih berdoa, apakah Dia masih tetap Tuhan?

d. Bisakah Tuhan mati? Jika Anak adalah Tuhan, bagaimana mungkin Dia bisa mati? Benarkah Tuhan mempunyai darah?

e. Apakah Maria ibu dari Tuhan? Bagaimana Dia yang tidak terbatas dilahirkan oleh mahkluk yang sangat terbatas?

f. Jika ada tiga Pribadi dalam ke-Allah-an, apa salahnya menambahkan yang ke-empat? Mengapa tidak menjadikan Maria sebagai Tuhan juga?

g. Jika ada tiga Pribadi dalam ke-Allah-an, kepada siapa kita meyembah? Kepada siapa kita berdoa?

h. Berapa banyak yang akan kita lihat di surga? Berapa banyak tahta di sana? Kalau sebuah kerajaan yang bertahta lebih dari satu pasti akan berperang bukan? Sebab tidak mungkin ada matahari kembar.

i. Ada berapa banyak roh yang akan tinggal dalam diri orang percaya?

j. Seorang anak pasti tinggal dalam satu kurun waktu dan tempat. Bagaimana Yesus menjadi Anak Allah yang tanpa permulaan?

k. Dan seterusnya, masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan.

ii. Ternyata lebih mudah mempelajari dan meyakini bahwa Allah yang Esa itu terdiri hanya Satu Pribadi. Dan yang utama, pasti lebih Alkitabiah.

5. Trinitas Membelokkan Tujuan Penyataan Allah

i. Tujuan penyataan adalah agar apa yang tidak diketahui dapat diketahui, dan apa yang tadinya tidak dimengerti menjadi dapat dimengeri. Demikian pula dengan tujuan penyataan Allah yaitu agar manusia dapat mengetahui, memahami dan lebih jauh lagi manusia dapat mengenal Allah, sehingga manusia dapat melayani Allah. Melayani Allah adalah kebahagiaan manusia yang tertinggi.

ii. Trinitas justeru membingungkan apa yang sudah Allah nyatakan dengan jelas dalam Alkitab. Hal ini sangat berbahaya, karena menuntun manusia pada obyek penyembahan yang keliru. Trinitas hampir-hampir serupa dengan konsep politheisme ambigu.

6. Trinitas Tidak Alkitabiah

i. Istilah Tri Tunggal atau Trinitas bukan istilah yang tertulis secara harafiah maupun secara konseptual dalam Alkitab. Tidak ada satu ayat pun dalam Alkitab yang menegaskan eksistensi Trinitas atau Tri Tunggal.

ii. Dari awal sampai akhir, Alkitab mengajarkan bahwa Allah itu Esa (SATU PRIBADI).

a. Para nabi mengajarkan Allah itu Esa

§ Musa (Ulangan 6:4)

§ Yesaya (Yesaya 37:16; 44:24; 9:5)

§ Zakaria (Zakaria 14:9)

§ Maleakhi (Maleakhi 2:10-15)

b. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa Allah itu Esa

§ Markus 12:29

§ Yohanes 5:44; 10:30; 14:9-10

c. Para Rasul mengajarkan bahwa Allah itu Esa

§ Paulus (Galatia 3:20; Roma 10:12; 1Korintus 12:6; Roma 16:27; Efesus 4:5; 1Korintus 12:5; 1 Timotius 1:17; 2:5)

§ Yohanes (1Yohanes 2:23; Wahyu 4:2)

§ Yakobus (Yakobus 2:19)
 Tuhan mengingatkan, adalah sangat berbahaya bila memiliki keyakinan tentang Allah tetapi tidak bersumber dari Alkitab (Ulangan 5:6; Keluaran 20:3; wahyu 22:18-19). 

7. Alkitab Konsisten dengan Satu Pribadi Allah
Yudas 1:25 - Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.


III. PENUTUP
 

Dengarlah panggilan Tuhan Yesus yang menegaskan:
“Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.” (Markus 12:29-30). Amin 


Oleh: Pdt. Edi Zakaria

12 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf anda salah posting. Ini kolom komentar bukan artikel. Alangkah baiknya sopan santun di dunia maya juga dipakai. Terima kasih.

      Hapus
  2. Saya Kristen, dan saya juga menolak doktrin Trinitas, bagi saya doktrin Trinitas tidak konsisten dalam memahami keberadaan Allah yang Esa dan tak terbatas. Allah yang begitu besar. Yg saya heran, mereka baru melihat sebagian dari kebesaranNya, namun bisa2nya menyimpulkan sebagai Trinitas dan menganggap Allah itu 3 dalam satu kesatuan, bukan satu, padahal Alkitab jelas berkali2 menekankan Allah itu satu.

    BalasHapus
  3. saya dari denominasi pantekosta
    saya sangat merasa sedih melihat artikel ini..

    .saya tetap memegang teguh tritunggal.
    respon sy terhadap tulisan diatas

    1.Tritunggal memang bukan istilah alkitab namun Tritunggal adalah konsep yang mempermudah manusia mengenali Allah.

    2.KeTuhanan Yesus tidak di lahirkan
    Dan tidak mati. sebab Tuhan tidak dapat mati dan tidak dpt lahir. yg lahir dan mati adalah Jasad Yesus. yang kemudian dibangkitkan dalam kuasaNya sebagai Allah.

    3.Bunda Maria tidak mengandung keTuhanan Yesus.Bunda Maria hanya mengandung jasad Yesus.

    4.Bapa,Putera dan Roh Kudus adalah Allah yang sudah sejak dulu ada dalam kekekalan. DIA bukan sekedar Mewujudkan lewat 3 peranan.
    tapi 3 pribadi.
    1 Yohanes 5:7 (TB) Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.)

    4.Filipus tidak melihat Bapa namun melihat Yesus yang nyata sebagai utusan Bapa. Pekerjaan Bapa nyata di dalam Diri Yesus.

    5.Tritunggal itu esa ,tidak dapat dikatakan 3 Allah karena Allah adalah esa yang kekal dalam 3 PribadiNya.

    BalasHapus
  4. Tritunggal bukan buatan penyembah pagan. Ini adalah hasil pengalaman Spiritual gereja setelah membaca kitab kejadian sampai wahyu bahkan sampai sekarang ini.
    sekali lagi saya tegaskan bahwa TRITUNGGAL BUKAN HASIL PEMIKIRAN Tapi HASIL PENGALAMAN GEREJA.
    TRITUNGGAL BUKAN TIDAK MASUK AKAL NAMUN TRITUNGGAL MELAMPAUI AKAL.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Adalah kesalahan fatal jika doktrin didasarkan pada pengalaman. Pengalaman sifatnya subyektif. karena sifatnya subyektif maka kebenarannya menjadi kebenaran relatif yang tidak bisa dipegang atau diandalkan.
      Doktrin yang benar harus dibangun di atas kebenaran yaitu penyataan Allah yang kita percayai Allah menyatakan diriNya melalui Alkitab. Di luar apa yang Allah nyatakan tentang diriNya maka tidak bisa dijadikan doktrin.

      Hapus
  5. admin keknya harus nonton video bambang noorsena deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penyataan Pak Bambang tidak jarang sesuai alur main stream yang berlangsung.
      Saya pernah bertanya kepada beliau tentang apa "kesalahan utama" dalam penyebaran kekristenan. Dengan tegas beliau menyatakan adanya doktrin Trinitas. Sebab konsep Trinitas berakar dan berangkat dari dunia barat yang menekankan cara berpikir analitis. Hal ini berbeda dengan dunia timur yang mendasarkan pemikirannya secara kontemplatif.

      Hapus
  6. Bila Allah adalah 1 pribadi saja maka bagaimana dengan kisah saat Yesus dibaptis, dimana ada suara yang berkata dan ada Roh Kudus yang turun seperti merpati ? Begitu juga saat peristiwa di gunung dimana ada Musa dan Elia dan juga ada suara yang berkata dan suara tsb juga bukan suara Yesus, bagaimana menjelaskan suara tersebut ? Begitu juga saat Alkitab mencatat "manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Kita" bagaimana menjelaskan Kita tersebut ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silahkan pelajari http://gpsdi.blogspot.com/2015/04/menyingkap-tabir-rahasia-kebenaran_50.html?m=1

      Hapus
    2. Itu eudokesen diteks yunani , suara YESUS sendiri.. Hanya Yohanes yg mendengar.. Panjang ini, kalau mau gw bahas..

      Hapus