DIKASIHI UNTUK MELAYANI



Oleh PS. Edi Zakaria

1 Korintus 15:58 (TB)  Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.


PENDAHULUAN

Banyak orang Kristen tidak tahu atau mungkin juga tidak menyadari bahwa mereka diselamatkan bukan dengan tujuan agar bebas berhura-hura. Orang percaya ditebus dengan darah Yesus yang mahal juga bukan bertujuan agar asyik menganggur. 

Mengapa demikian? Dunia ini bukan tempat kita untuk makan-makan, minum-minum dan bersenang-senang. Sebab dunia ini bukan tanah air kita yang sejati. Dunia ini tempat kita sementara. Itulah sebabnya kita harus berjuang, berkarya. Sebab dunia tempat yang kita diami sementara ini adalah tempat dimana kita harus bisa menghasilkan sesuatu. 

Kita semua harus tahu, bahwa pergumulan terbesar orang percaya adalah menemukan fungsi dan tempatnya di dalam tubuh Kristus. Tanpa mengetahui fungsi dan peran kita dalam tubuh Kristus maka tidak aneh jika kita mendapatkan beban yang berat dalam melayani. Padahal pelayanan itu seharusnya bukan hanya menghasilkan sesuatu yang berkaitan dengan kemuliaan Tuhan. Lebih dari itu, dengan kita melayani kita juga menemukan kenyataan diri kita yang berdaya guna bagi Tuhan dan sesama.

Berikut ini adalah tuntunan sederhana agar kita mampu menemukan diri kita berfungsi dalam pelayanan tubuh Kristus:

1. SETIAP ORA NG MEMPUNYAI KEMAMPUAN MELAYANI

Silahkan baca:   

Matius 25:14-15, 24-26, 30 (TB)

14 "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.

15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.

24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.

25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!

26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?

30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."

Perumpamaan hamba dengan talentanya yang disampaikan oleh Tuhan Yesus ini menegaskan dengan kuat bahwa Tuhan sebagai tuan sudah membagikan talenta kepada semua hambaNya. Tidak ada satu pun hamba yang tidak menerima talenta. Meskipun jumlah talentanya tidak sama tetapi bukan berarti tidak menerima. Jadi tidak ada orang percaya yang tidak memiliki talenta. Tugas kita adalah menemukan atau mengaktualkan kemampuan, kecakapan, kesanggupan yang mungkin masih terpendam lalu memberdaya gunakan. 

Hamba yang diberi satu talenta itu disebut hamba yang jahat dan malas oleh karena hamba itu mengelak bahwa dirinya sudah diberi satu talenta, bahkan menguburkan talenta tersebut. Dan jahatnya lagi menuduh tuannya tidak memberi apa-apa. Hal yang sama terjadi terhadap orang percaya yang mengingkari kenyataan bahwa dirinya mempunyai talenta, kemampuan, kesanggupan yang terpendam. Ayo eksplor potensi diri kita dan mari kita persembahkan kepada Tuhan.

2. ANDA BUKAN MASA LALU ANDA, MASA LALU ANDA DIPAKAI TUHAN UNGTUK MENYIAPKAN DIRI ANDA.   

Mari kita baca:

Lukas 19:7-10 (TB)

7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa."

8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."

9 Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham.

10 Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

Bisa jadi masa lalu Anda adalah suatu kesalahan yang memalukan. Dan mungkin hal itu memang harus Anda sesali. Tetapi semenjak Anda mengenal Yesus, Yesus memandang Anda sebagai manusia baru di dalam Dia. Dia tidak akan memperlakukan Anda dengan masa lalu Anda yang membuat Anda harus mengambil langkah surut dalam ratap tangis penuh penyesalan. Pertobatan Anda telah mengundang kuasa Allah yang dahsyat untuk mengubahkan hidup Anda. Masa lalu Anda yang keji dan memalukan sanggup Allah ubahkan menjadi "sesuatu" yang memberkati banyak orang.

Sama seperti Zakheus yang bukan kebetulan masa lalunya menjadi pemungut cukai yang dipandang saudara sebangsanya sebagai pengkhianat bedebah. Si rakus nan tamak Zakheus menjadi bahan tertawaan dan ledekan tanpa penghargaan terhadap martabat dirinya. Hal itu berlangsung sampai akhirnya berjumpa dengan Yesus. Perjumpaan dengan Yesus membalikkan bukan hanya statusnya sebagai si pendosa pemungut cukai. Tetapi pembaharuan yang tampak melalui kebiasaan dan perilaku Zakheus telah mengundang reaksi Yesus untuk membaharui dan memulihkan statusnya yaitu keturunan Abraham. Hei, bukankan status itu adalah status paling bergengsi bagi manusia sedunia? Keturunan Abraham berarti Zakheus diperhitungkan sebagai kaum yang mempunyai ikatan perjanjian yang kekal dengan Allah. Sungguh hari pertobatan Zakheus juga menjadi hari pelayanan perdana Zakheus yang membuat takjub seluruh penduduk kota Yerikho. Bayangkan hari itu semua orang yang merasa miskin rela antri sedekah dari mantan pendosa Zakheus yang telah berubah menjadi keturunan Abraham. Dan bukan hanya si miskin yang antri, semua relasi yang pernah dicurangi oleh Zakheus turut antri dan memberi pujian terhadap perubahan hidupya. Ah...seandainya Zakheus bukan bagian dari pemungut cukai, bagaimana mungkin para orang miskin tercover oleh pelayanan yang terselenggara di rumah Zakheus?

Yuk cek dan cari tahu, seperti apa hidup Anda di masa lalu. Siapa tahu Anda menemukan potensi terbaik Anda yang memang pernah Anda sesali. Tetapi kini Roh Kudus telah membaharui Anda, dan pertobatan terbaik Anda telah Anda lalui dengan penuh linangan air mata yang memedihkan. Mari sekarang memandang rahmat Allah yang esa yang siap mengubahkan Anda menjadi manusia paling baru. Roh Kudus akan mengembalikan talenta yang telah direbut iblis dan dunia, sekarang kesempatan Anda untuk dengan segala gairah suci menggunakanNya tersebut agar berdaya guna tinggi bagi kemuliaan Anak Domba. 

3. PELAYANAN ANDA TIDAK PERNAH BISA LEBIH JAUH DARI KEPRIBADIAN ANDA

Silahkan baca:

Kisah Para Rasul 9:36-39 (TB)

36 Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita — dalam bahasa Yunani Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah.

37 Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal. Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas.

38 Lida dekat dengan Yope. Ketika murid-murid mendengar, bahwa Petrus ada di Lida, mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan: "Segeralah datang ke tempat kami."

39 Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas dan semua janda datang berdiri dekatnya dan sambil menangis mereka menunjukkan kepadanya semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup.

Dorkas adalah seorang janda yang sederhana. Ia memiliki ketrampilan menjahit dan dengan ketrampilannya itu Dorkas melayani janda-janda dan orang miskin dengan karyanya memberikan pakaian dan menjahitkan pakaian mereka. itu adalah pelayanan. Berbicara pelayanan itu berbicara tidak jauh dari kepribadian kita. Karena Tuhan ingin kita melayani bukan menjadikan pelayanan sebagai beban melainkan sebagai kegirangan, sebab melalui pelayanan tersebut kita dapat mengaktualisasikan potensi diri kita untuk diabdikan bagi kepentingan Kerajaan surga. Ayo mulai pikirkan, apa yang anda sukai dan dapat Anda lakukan, dan mari abdikan hal tersebut bagi pelayanan kepada Tuhan dan sesama kita. 

Lukas 8:2-3 (TB)

2 dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat,

3 Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.

Demikian pula para perempuan yang mengiringi pelayanan Yesus Kristus. Mereka melayani rombongan Yesus dengan ketrampilan mereka sebagai ibu-ibu yang menyediakan ini itu, atau pelayanan hospitality yang tidak jauh dari dunia mereka sebagai kaum perempuan. 

Daud, 1 Samuel 16:23 (TB) 

Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya.

Daud seorang pemusik, waktu senggangnya saat menggembalakan ternaknya digunakannya untuk bermain musik. Alat musik yang ia mainkan ia gunakan untuk melayani Tuhan, yaitu menyembah dan meninggikan Tuhan. Semula musiknya hanya berkumandang di padang penggembalaan. Namun kesetiaannya dalam melayani telah menghentarkan Daud melayani di istana raja Saul. 

Jadi semua pelayanan yang seharusnya kita kerjakan itu tidak jauh dari kepribadian kita. Dengan demikian pelayanan bukan menjadi beban atau sesuatu yang merepotkan atau menakutkan.

4.  PELAYANAN ANDA TIDAK BISA LEBIH JAUH DARI CARA PANDANG ANDA.

Yohanes 4:35 (TB)  Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.

Cara pandang kita tentang pelayanan menentukan banyak hal tentang pelayanan itu sendiri. Jika kita memandang pelayanan secara dangkal, maka pelayanan yang kita kerjakan tidak pernah menyentuh sisi utamanya dari pelayanan itu sendiri. 

sebagai contoh pelayanan anak-anak atau Sekolah Minggu. Jika kita memandang pelayanan Sekolah Minggu hanya sebagai kesempatan mengajari anak-anak tentang cerita Alkitab, maka tidak aneh jika kita sudah merasa puas bila bisa menceritakan cerita Alkitab kepada anak-anak. Namun jika kita memandang pelayanan anak-anak atau Sekolah Minggu adalah sebagai pelayanan mempersiapkan generasi mendatang agar menjadi generasi yang unggul, generasi yang melanjutkan perjuangan Gereja, maka cara kita mempersiapkan pelayanan, cara kita menyediakan anggaran dan fasilitas, cara kita melakukan pendekatan dan lain sebagainya tentu tidak sedangkal dengan cara kita di awal tadi. 

Yuk kita memilki cara pandang yang benar dan luas tentang pelayanan. Lihatlah terbuka lowongan dan kesempatan untuk kita ambil bagi pelayanan bagi Tuhan, Gereja dan sesama kita. Berikut beberapa contoh bidang pelayanan yang bisa kita ambil bagian di dalamnya:

LOWONGAN PELAYANAN

1. Guru Sekolah Minggu

2. Tim kunjungan

3. Membersihkan Gereja

4. Menelepon mengajak teman ibadah

5. Mempedulikan hamba-hamba Tuhan

6. Memperhatikan janda2 dan orang2 miskin

7. Mengatur parkir gereja

8. Menyambut jemaat

9. Pendoa syafaat

10. Menulis warta jemaat

11. Dll 

Selamat ambil peran dan bagian Anda dalam Tuhabuh Kristus. Tuhan Yesus memberkati. Amin

MENGAPA TIDAK MENERIMA DOKTRIN TRINITAS?

 
 

 
 
I. APA ITU DOKTRIN TRINITAS?

1. Doktrin yang meyakini dan mengajarkan bahwa ada 3(Pribadi) dalam satu Allah.

2. Mereka sering memakai ungkapan:

i. “Satu Allah dalam tiga Pribadi”

ii. “Tiga Pribadi dalam satu hakekat Allah”

iii. “Allah adalah satu hakekat yang terdiri dari tiga Pribadi”

iv. “Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus adalah tiga Oknum (Pribadi) di dalam satu”

3. Intinya: “Ada tiga ke-Pribadian yang berbeda di dalam Satu ke-Allahan.” Ke-tigaNya sederajat (co-equal); sama-sama ada dengan sendirinya (co-existent); sama-sama kekal (co-eternal); sama-sama berkuasa (co-powerfull).

II. MENGAPA TIDAK MENERIMA DOKTRIN TRINITAS ?

1. Doktrin Trinitas Telah Menyimpang dari Sejarah 
(Sejarah pengajaran ke-Esa-an Allah Israel maupun sejarah pengajaran Gereja mula-mula).

i. Demi menjaga kemurnian FirmanNya, Allah berkenan memilih Abraham dan keturunannya (Kejadian 12:1-3; Ulangan 5:3-7; 31:20; Roma 3:2). Bangsa yang begitu teguh memegang ajaran ke-Esa-an Allah adalah bangsa Israel. Rasul Paulus dengan tegas mengingatkan bahwa Gereja Kristen berakar kepada sejarah dan keyakinan bangsa Israel (Roma 11:17-18). Dan ini berarti Gereja juga harus memiliki pemahaman ke-Esa-an Allah seperti bangsa Israel yaitu satu Pribadi.

ii. Konsep Trinitas tidak dikenal dalam penyembahan yang dilakukan oleh Abraham, Ishak dan Yakub. Sebab jika konsep tersebut dikenal maka orang-orang Yahudi pasti menjadi kaum Trinitarian sejati. Namun kebanyakan bahkan hampir semua orang Yahudi marah ketika konsep ke-Tuhanan mereka dianggap konsep ke-Tuhanan Trinitas. Bukankan secara logika, jika Abraham, Ishak dan Yakub menyembah Alah Trinitas maka keturunannya pasti menjadi Trinitarian sejati. Kenyataannya mereka bersikukukh pada konsep Oneness yaitu bahwa Allah itu HANYA SATU PRIBADI.

ii. Gereja mula-mula mendasarkan pengajarannya pada pengajaran Tuhan Yesus(Kisah Para Rasul 5:42; 18:25). Tuhan Yesus menegaskan bahwa Allah itu Esa.

a. Yohanes 10:30 – Aku dan Bapa adalah satu. (Kata “satu” dalam bahasa Yunani “hice” yang artinya satu, tunggal. Bukankah di sini Tuhan Yesus menegaskan bahwa Allah itu satu dalam arti numeric, dan bukan satu unit, satu pasang, atau satu dalam arti jamak?)

b. Yohanes 14:9, 10 – Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa. (Selama ini Filipus tidak pernah melihat Bapa, yang dia lihat hanya Yesus. Jika “barangsiapa melihat Yesus, ia telah melihat Bapa”, tidakkah Yesus menegaskan bahwa DiriNya sendiri adalah Bapa. Sedangkan Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah perananNya?)

c. Matius 16:27 - Anak Manusia datang dalam kemuliaan BapaNya. (Siapa yang berhak memakai kemuliaan Bapa kalau bukan Bapa sendiri? Kalau Yesus datang dalam kemuliaan Bapa, bukankah ini menunjukkan bahwa Yesus sendiri adalah Bapa?)

d. Tuhan Yesus berjanji akan menyertai para murid (Matius 28:20), tetapi ternyata Dia naik ke surga. Sebelum naik ke surga Dia memberitahu akan mengirimkan Penolong yang lain yaitu Roh Kudus(Yohanes 14:16-17). Kalau Yesus dan Roh Kudus adalah Pribadi yang berbeda, berarti Yesus mengingkari janjiNya dong.... Tentu tidak! Karena yang benar adalah bahwa Yesus dan Roh Kudus bukan Pribadi yang berbeda. Jadi Dia tidak mengingkari janjiNya.)

e. Markus 12:29, 32 - Tuhan itu esa.

iii. Pengajaran para rasul adalah dasar Gereja mula-mula (Efesus 2:20). Para Rasul mengajarkan bahwa Allah itu esa:

a. 1Timotius 1:17 - Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin. (Kata “esa” di sini dalam bahasa Yunani dipakai kata “monos” yang berarti sendiri, tanpa teman.)

b. Yudas 1:25 - Allah yang esa.

c. Jika Gereja mula-mula tidak meyakini bahwa Allah itu Satu Pribadi pasti sidang Gereja I di Yerusalem akan membahas tentang Trinitas. Kenyataannya sidang Gereja I di Yerusalem membahas tentang keselamatan bangsa-bangsa kafir (Kisah Para Rasul 15:1-6). Dan selanjutnya masalah Trinitas tidak pernah dibahas dalam Gereja mula-mula (Gereja pada masa para rasul) yaitu sekitar abad I. Masalah Trinitas menjadi perdebatan justeru saat para rasul telah tiada. Tidakkah hal tersebut membuktikan bahwa Trinitas sudah menyimpang dari pengajaran Gereja mula-mula?

d. Encyclopedia International, edisi 1975, Vol. 18, hal. 226 menyatakan:”Doktrin Trinitas tidak pernah merupakan bagian dari pemberitaan oleh para rasul.”

2. Doktrin Trinitas Bukan Pengajaran Alkitab, tetapi Pengajaran Manusia.

i. Alkitab mengajarkan bahwa Allah itu Satu Pribadi:

a. Ulangan 6:4 - Allah itu esa. (Kata “esa” menurut kamus Strong Exhaustic no.0259 tertulis dengan kata “echad” yang berarti “one (number)” atau “satu secara bilangan”).

b. Yesaya 44:6-8 - Tidak ada Allah selain Aku.

c. Yesaya 45:5 - Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain.

d. Yakobus 2:19 - setan-setan pun percaya (“bahwa Allah itu esa”).

e. 1Timotius 2:5 - Esa pula pengantara kita.

f. Yesaya 43:3 - Sebab Akulah (bukan “kami”) TUHAN.

g. Yesaya 43:11 - Tidak ada juruselamat selain Aku.

h. Yesaya 44:8 - Adakah Allah selain Aku?

ii. Trinitas adalah pengajaran manusia.

a. Ide tentang Trinitas dicetuskan oleh Tertulianus (Th. 150-225M). Ia mempopulerkan istilah “Allah berzat satu tetapi berpribadi tiga” dalam sebuah bukunya pada tahun 196M. (Sejarah Gereja, DR. Berkhof & DR. I.H. Enklaar, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1991, halaman 41). Tertulianus adalah seorang pengacara. Sebelum Kristen ia terlibat penyembahan berhala (polytheisme). Pada masa itu Gereja belum bisa menolak ide tentang Trinitas tersebut, sebab Gereja berpegang pada alasan:

§ Ide tersebut megandung konsep polytheisme.

§ Ide tersebut dapat mengacaukan kesatuan Allah.

b. Doktrin Trinitas dibahas di konsili Nicea tahun 325. Konsili tersebut dilatar belakangi oleh perseteruan yang sengit antara Arius seorang imam melawan uskup Alexader(atasannya) di Alexandria (th.318). Pokok perseteruan adalah perbedaan pendapat tentang tabiat Kristus. Perseteruan tersebut membuat kekacauan yang besar, sehingga kaisar Konstantinus memprakarasai sidang Gereja (Konsili) di Nicea. Dan kaisar sendiri menjadi ketua sidangnya. Sedangkan kaisar Konstantin sendiri resmi menjadi kristen saat menjelang ajalnya (th. 337). Patut diduga bahwa negara turut mengintervensi ajaran Gereja. Terlebih pada abad IV adalah abad dimana Gereja dan Negara saling berebut pengaruh.

c. Konsili Konstantinopel (th.381) merevisi kredo (pengakuan iman) Nicea dan mengesahkan doktrin Trinitas. Gereja dengan resmi menerima doktrin bahwa Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus adalah tiga Oknum/ Pribadi Allah yang berbeda, tetapi ke-tiganya sederajat, kekal dan ada dengan sendirinya. Sejak saat itulah Gereja resmi menyimpang dari ajaran Gereja mula-mula yang meyakini Allah itu esa namun menyatakan perananNya sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus.

3. Doktrin Trinitas Tidak Rasional atau Tidak Masuk Akal.

i. Kata “maha” bila dikenakan pada Allah berarti “paling” atau “tidak ada bandingannya”. Doktrin Trinitas menegaskan kuat-kuat bahwa Allah Bapa mahakuasa, Allah Anak mahakuasa, dan Allah Roh Kudus mahakuasa. Kalau ada tiga Pribadi mahakuasa maka ke-tiganya tidak lagi mahakuasa, kecuali ke-tiganya bertarung dan yang paling unggul baru bisa disebut mahakuasa. Bila ke-tiganya dipaksakan harus mahakuasa, jadinya ya...tidak masuk akal!!!.

ii. Kaum Trinitarian ketika diminta penjelasan dengan ilustrasi seringkali mereka menjawab bahwa Trinitas tidak dapat diilustrasikan oleh sebab semua ilustrasi mengandung kelemahan. Sebagai contoh:

a. Tubuh, jiwa dan roh sebagai gambaran Allah Bapa, Allah Anak dan Roh Kudus. Satu pribadi manusia terdiri dari tubuh jiwa dan roh. Tidak ada satu orang manusia terdiri dari tiga pribadi, yaitu tubuh jiwa dan roh.

b. Air yang bisa berubah menjadi cair, beku(es), maupun uap, tetapi ketiganya satu unsur yaitu H2O. Ini namanya H2O yang berubah bentuk. Ilustrasi ini justeru menguatkan kebenaran ke-Esa-an Allah. Allah itu satu Pribadi, namun perananNya yang berbeda.

c. Telor terdiri dari kulit, putih telor, dan kuning telor. Yang namanya telor pasti terdiri dari ketiga unsur tadi. Persoalannya kuning telor bukan telor, putih telor bukan telor, kulit telor bukan telor. Hanya bila ketiganya bersatu secara utuh, itulah yang disebut orang telor. Sedangkan Trinitas meyakini bahwa Allah Bapa adalah Allah, Allah Anak adal Allah, dan Roh Kudus adalah Allah. Jadi nggak klop-lah, betul khan. Dan lain sebagainya.

d. Namun ketika dikejar untuk dapat memberi penjelasan yang rasional, mereka justeru berkelit bahwa Trinitas adalah suatu mistery, dan sering mereka mendasarkan argumentasinya pada Ulangan 29:29 – “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini.” Padahal ke-Esa-an Allah bukanlah mistery yang tersembunyi, melainkan Allah nyatakan dengan tegas.

iii. Membahas doktrin adalah bagian dari sistematika theologi. Charles Ryrie memberitahukan bahwa dalam bertheologi harus memenuhi tiga syarat dasar, yaitu bersumber dari Alkitab, sistematis dan rasional.

iv. Yang paling rasional tentang Tuhan itu bukan pada jumlah PribadiNya. Sebab jumlah PribadiNya sangat jelas yaitu hanya Satu Pribadi. Lain persoalannya jika yang berpikir itu adalah kaum paganisme (kaum penyembah berhala).

4. Doktrin Trinitas Sangat Membingungkan

i. Trinitas menimbulkan banyak pertanyaan yang sangat membingungkan, antara lain:

a. Siapakah Bapa dari bayi yang ada di palungan di Betlehem? Bapa atau Roh Kudus? Atau apakah bayi Yesus mempunyai dua Bapa?

b. Bagaimana Bapa bisa lebih besar daripada Anak jika ke-duanya adalah sama? (Yohanes 14:28)

c. Apakah Tuhan berdoa? Kalau Tuhan masih berdoa, apakah Dia masih tetap Tuhan?

d. Bisakah Tuhan mati? Jika Anak adalah Tuhan, bagaimana mungkin Dia bisa mati? Benarkah Tuhan mempunyai darah?

e. Apakah Maria ibu dari Tuhan? Bagaimana Dia yang tidak terbatas dilahirkan oleh mahkluk yang sangat terbatas?

f. Jika ada tiga Pribadi dalam ke-Allah-an, apa salahnya menambahkan yang ke-empat? Mengapa tidak menjadikan Maria sebagai Tuhan juga?

g. Jika ada tiga Pribadi dalam ke-Allah-an, kepada siapa kita meyembah? Kepada siapa kita berdoa?

h. Berapa banyak yang akan kita lihat di surga? Berapa banyak tahta di sana? Kalau sebuah kerajaan yang bertahta lebih dari satu pasti akan berperang bukan? Sebab tidak mungkin ada matahari kembar.

i. Ada berapa banyak roh yang akan tinggal dalam diri orang percaya?

j. Seorang anak pasti tinggal dalam satu kurun waktu dan tempat. Bagaimana Yesus menjadi Anak Allah yang tanpa permulaan?

k. Dan seterusnya, masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan.

ii. Ternyata lebih mudah mempelajari dan meyakini bahwa Allah yang Esa itu terdiri hanya Satu Pribadi. Dan yang utama, pasti lebih Alkitabiah.

5. Trinitas Membelokkan Tujuan Penyataan Allah

i. Tujuan penyataan adalah agar apa yang tidak diketahui dapat diketahui, dan apa yang tadinya tidak dimengerti menjadi dapat dimengeri. Demikian pula dengan tujuan penyataan Allah yaitu agar manusia dapat mengetahui, memahami dan lebih jauh lagi manusia dapat mengenal Allah, sehingga manusia dapat melayani Allah. Melayani Allah adalah kebahagiaan manusia yang tertinggi.

ii. Trinitas justeru membingungkan apa yang sudah Allah nyatakan dengan jelas dalam Alkitab. Hal ini sangat berbahaya, karena menuntun manusia pada obyek penyembahan yang keliru. Trinitas hampir-hampir serupa dengan konsep politheisme ambigu.

6. Trinitas Tidak Alkitabiah

i. Istilah Tri Tunggal atau Trinitas bukan istilah yang tertulis secara harafiah maupun secara konseptual dalam Alkitab. Tidak ada satu ayat pun dalam Alkitab yang menegaskan eksistensi Trinitas atau Tri Tunggal.

ii. Dari awal sampai akhir, Alkitab mengajarkan bahwa Allah itu Esa (SATU PRIBADI).

a. Para nabi mengajarkan Allah itu Esa

§ Musa (Ulangan 6:4)

§ Yesaya (Yesaya 37:16; 44:24; 9:5)

§ Zakaria (Zakaria 14:9)

§ Maleakhi (Maleakhi 2:10-15)

b. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa Allah itu Esa

§ Markus 12:29

§ Yohanes 5:44; 10:30; 14:9-10

c. Para Rasul mengajarkan bahwa Allah itu Esa

§ Paulus (Galatia 3:20; Roma 10:12; 1Korintus 12:6; Roma 16:27; Efesus 4:5; 1Korintus 12:5; 1 Timotius 1:17; 2:5)

§ Yohanes (1Yohanes 2:23; Wahyu 4:2)

§ Yakobus (Yakobus 2:19)
 Tuhan mengingatkan, adalah sangat berbahaya bila memiliki keyakinan tentang Allah tetapi tidak bersumber dari Alkitab (Ulangan 5:6; Keluaran 20:3; wahyu 22:18-19). 

7. Alkitab Konsisten dengan Satu Pribadi Allah
Yudas 1:25 - Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.


III. PENUTUP
 

Dengarlah panggilan Tuhan Yesus yang menegaskan:
“Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.” (Markus 12:29-30). Amin 


Oleh: Pdt. Edi Zakaria

PILIH MANA : KESELAMATAN ATAU KEAMANAN ?

Matius 3 : 7 - 9 Matius 6 : 19 - 21 Pilipi 2 : 12 Mazmur 123 : 4 Matius 9 :13

Oleh: Ev. Andereas Dermawan



Ada sebuah ungkapan mengatakan : “ Hidup adalah Perjuangan”. Apakah anda setuju dengan
ungkapan itu? Sesuatu yang kita perjuangkan tentunya adalah sesuatu yang sangat penting. Hidup adalah milik setiap orang yang sangat penting. Oleh karenanya setiap orang akan berjuang mati-matian untuk mempertahankan dan memilikinya. Pertanyaannya sekarang, apakah kita memahami akan makna hidup itu sendiri? Pemahaman kita akan makna hidup itu akan mewarnai perjuangan kita terhadap hidup ini. Karena dengan memahami makna hidup maka orang akan memiliki tujuan hidup.

Dengan tujuan hidup ini barulah ada motivasi untuk memperjuangkan apa yang menjadi tujuan hidupnya. Judul renungan di atas memberitahukan kita adanya 2 pilihan tujuan hidup. Yaitu apakah tujuan hidup kita di dunia ini untuk mencari “Keselamatan” atau mencari “Keamanan”? Namun sebelum anda menetapkan pilihan , tentunya anda harus memahami lebih dulu perbedaan antara kata keselamatan dengan kata keamanan. Dewasa ini banyak orang acuh tak acuh memperhatikan betapa pentingnya memahami arti kata “keselamatan”, karena pada umumnya orang berpikir antara kata “Keselamatan” dengan kata “Keamanan” adalah dua kata yang sama artinya. Dalam bahasa Inggeris diterjemahkan berbeda antara kata keselamatan dan kata keamanan. Keselamatan diterjemahkan “Salvation” sedangkan Keamanan diterjemahkan dengan kata “Safety”.

Tuhan Yesus sendiri datang ke dalam dunia ini dengan misi keselamatan bukan misi keamanan, sebab itu Tuhan Yesus datang sebagai Juruselamat bukan datang sebagai Jurukeamanan, jadi arti kata keselamatan dengan arti keamanan adalah mempunyai makna yang berbeda. Begitu pula dengan kata “Juruselamat” dengan “Jurukeamanan juga mempunyai makna peran yang berbeda. Juruselamat hanya dilakukan oleh Allah sendiri di dalam Tuhan Yesus Kristus. Sedangkan Jurukeamanan dilakukan oleh para penguasa/pemimpin dunia yang di wadahi oleh Badan Dunia yang bernama PBB.

Jelas sekali perbedaannya, bukan? Sebab itu tidaklah mengherankan kalau mayoritas orang di dunia ini bersikap acuh tak acuh terhadap tawaran anugerah keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus. Karena mereka mengira bahwa keselamatan identik dengan keamanan (safety). Apakah makna  keamanan yang disalah tafsirkan hingga saat ini? Umumnya orang mendefinisikan keamanan itu sama dengan keselamatan, mereka berasumsi keamanan sebagai berikut : Hidup nyaman/ nikmat , memiliki banyak uang, banyak harta, banyak tabungan/ deposito, memiliki kesehatan, memiliki kepintaran, sangat religious, punya moral baik semuanya diukur dari segi lahiriah. Lalu mereka berpikir buat apa keselamatan itu? Bukankah dengan memiliki semua itu berarti saya sudah memiliki keamanan berarti saya juga memiliki keselamatan? Itulah gambaran secara umum anggapan banyak orang mengenai
keselamatan. 

Yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah “Keselamatan “ seperti itu yang dibawa Yesus ke dunia ini? Sama sekali bukan!! Kalau kita mau jujur dewasa ini “Keselamatan” yang dibawa oleh Yesus diartikan secara keliru sebagai arti keamanan semata (keselamatan versi manusia ).

Arti Keselamatan yang diberikan oleh Tuhan Yesus telah direduksi artinya sedemikian rupa menjadi keselamatan yang gampangan dan disepelekan orang. Bahkan telah diperjual belikan orang laksana barang komoditi/ barang dagangan , di mana para rohaniwan, para imam/ imam besar zaman sekarang ini laksana seorang makelar sedang mempromosikan barang dagangannya di pasar ( Untuk hal ini dalam Alkitab Tuhan Yesus pernah mengecam kelakuan para pemimpin agama/ parisi ).

Mereka bukan memberitakan Injil Keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus, mereka menyerongkan /memutar balikan/ memalsukan Injil Keselamatan Tuhan Yesus Kristus dengan mengajarkan hidup aman berkelimpahan sebaga keselamatan. Dan ajaran seperti ini sangat laku dijual ketimbang Injil Keselamatan yang dibawa oleh Tuhan Yesus. Maka tidaklah mengherankan tempat ibadah/ gereja bentukan mereka lebih banyak pengunjungnya, samahalnya pada zaman Tuhan Yesus yang hanya mempunyai 12 orang pengikut, itupun semuanya pernah menyangkal Yesus. Sehingga Yesuspun hanya berdua dengan BapaNya ( Bapa Surgawi ). Umat manusia zaman sekarang ini bersikap masa bodoh dengan anugerah keselamatan, mereka berpikir buat apa keselamatan itu? Hidup saya sekarang sudah mapan/ aman/ safety, paling paling yang saya butuhkan adalah agama yang bisa mententramkan hati
saya. Dengan begitu saya bisa berdoa untuk mengamankan harta yang sudah ada. Tuhan tidak ubahnya sebagai satpam untuk hidup mereka. Mereka berkilah bukankah saya sudah menjadi orang yang bermoral baik, suka beramal, menolong orang miskin, bukankah semua agama mengajarkan kebaikan untuk bisa masuk ke surga dan itu yang saya lakukan. Itulah argument mereka, mudah mudahan bukan kita diantaranya. Bagi kebanyakan orang keselamatan diartikan sebagai keamanan semata, segalanya tidak lepas dari uang. Itulah faktanya di dunia ini. 

Mungkin kita sering mendengar kata kata berikut ini : “Kalau orang ingin selamat di dunia ini orang harus punya nafkah/ pekerjaan, punya kesehatan, punya keluarga, punya anak, punya koneksi. Ditambah lagi dengan banyak amal berbuat baik, maka mereka yakin akan selamat masuk surga. Itulah sebabnya karya penyelamatan Tuhan Yesus tidak direspon dengan baik dan dianggap sepele. Tradisi/ adat istiadat lama seperti kawin mengawinkan, beranak-cucu, mencari/memburu uang, makan minum tetap dipertahankan. Padahal kedatangan Tuhan Yesus ingin merubah tradisi/ adat istiadat itu dengan cara hidup yang baru. Sebab itu manusia perlu dilahirkan kembali ( Lahir Baru ). Para Rohaniwan ( Para Imam/ Imam Besar bersama pengikutnya ) tetap mempertahankan tradisi lama ini sejak zaman perjanjian lama, zaman perjanjian baru bahkan sampai saat ini terus berlangsung. Sayang sekali tradisi/ adat istiadat ini juga mendominasi gereja gereja di dunia ini pada zaman ini. Menyikapi fenomena ini hendaknya kita menyadari bahwa rangkaian adat istiadat yang pernah dikecam oleh Tuhan Yesus waktu berhadapan dengan orang parisi merupakan belenggu yang membahayakan dan mencengkeram kita. Kalau kita coba mempelajari berita pertobatan yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis, waktu itu Ia berseru : “ Bertobatlah karena kerajaan Allah sudah dekat”. Di samping orang banyak yang berbondong-bondong menemuinya, ada juga para pemimpin agama/ orang parisi. Melihat kedatangan pemimpin agama/ parisi ini Yohanes Pembaptis bukan bersikap ramah terhadap mereka, justru sebaliknya Yohanes Pembaptis menghardiknya dengan kata kata keras sebagai berikut : “Hai kamu ular beludak, jangan harap kalian telah lepas dari hukuman Allah”. Kedatangan Yohanes Pembaptis yang merupakan perintis kedatangan Sang Juruselamat Tuhan Yesus Kristus dengan tegas menyatakan bahwa manusia belum lepas dari hukuman Allah. Berarti tanpa perjumpaan dengan sang Juruselamat maka manusia belum lepas dari hukuman Allah alias belum selamat. Untuk bertemu dengan Sang Juruselamat manusia haruslah dilahirkan kembali ( Lahir Baru ). Pemimpin agama/ parisi bersama pengikutnya merasa bahwa mereka adalah keturunan Abraham, orang orang pilihan Allah, ternyata perkiraan mereka keliru dengan menjadi orang yang religious bukanlah jaminan bahwa mereka sudah diselamatkan. Karena keselamatan bukanlah diperoleh dengan jalan agama atau jalan jalan lainnya. Keselamatan terjadi karena belas kasihan Allah yang diwujudkan dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Umat beragama pada zaman itu bahkan sampai sekarang ini beranggapan bahwa dengan memiliki agama berarti mereka telah ber-Tuhan atau memiliki Tuhan. Sungguh salah kaprah!! Agama bukanlah Tuhan. Oleh sebab itu agama tidak dapat menyelamatkan manusia, termasuk agama Kristen, karena Tuhan Yesus datang bukan memperomosikan suatu agama tertentu, tapi Ia datang sebagai Juruselamat. Kepada siapapun yang perlu belas kasihannya akan dilahirkan baru. Sebaliknya kepada orang orang yang telah merasa aman berlindung dibalik kedok agamanya, merasa aman berlindung dibalik hartanya, prestasinya, amal perbuatan baiknya, maka bagi mereka telah tertutup pintu keselamatan, karena mereka mengabaikan grasi pengampunan atas hukuman dosa yang telah ditetapkan untuk mereka. Kiranya renungan ini boleh menyadarkan kita, bahwa kita sangat membutuhkan keselamatan bukan keamanan dunia ini yang bersifat sementara.

Keselamatan dari Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus adalah bernilai kekal. Sama halnya dengan ungkapan yang mengatakan : “ Hidup adalah Perjuangan “, Demikian pula Keselamatan juga adalah perjuangan! Bagi mereka yang memilih keamanan duniawi, maka keamanan adalah suatu perjuangan dan mungkin dalam waktu singkat anda dapat memperolehnya bahkan anda dapat mewariskannya kepada keturunanan anda, tapi patut juga diingat bahwa keamanan duniawi juga bersifat sementara/ singkat, paling lama umur anda di dunia ini 100 tahun. Tapi lain halnya dengan keselamatan butuh perjuangan yang panjang dan berat dan masing masing harus memperjuangkannya sendiri sendiri tidak dapat diwariskan. Namun setelah berhasil dalam perjuangan itu maka akan memperoleh hidup yang
bernilai kekal bukan hanya 100 tahun, tapi bernilai ribuan tahun bahkan jutaan atau milyaran tahun.
Silahkan memilih!



NAMA-NAMA ALLAH DALAM ALKITAB

Oleh: Pdt. Poltak Sianturi, S. Th

Segala tindakan Allah  berasal dari sifat-Nya, watak-Nya yang adalah kasih. Manusia mungkin saja mengerti banyak dari tindakan-tindakan Allah, tetapi itu bukan berarti bahwa Allah tidak mengasihi atau tidak adil. Allah  adalah kasih, dan barangsiapa tetap tetap tinggal di dalam kasih, ia tetap tinggal di dalam Allah dan Allah  di dalam dia. (Surat 1 Yohanes 4:16). Kasih adalah dasar dari segala perkataan dan perbuatan Allah. Dari Perjanjian Baru Anda dapat meringkaskan keberadaan dan atribut Allah di dalam Pribadi Yesus Kristus[1], sebagai berikut:

1.      Yesus adalah Maha Nama, Identitas (Yakobus 2:7)
2.      Yesus  adalah Maha Esa (Efesus 4:5)
3.      Yesus adalah Maha Pencipta (Kolose 1:16)
4.      Yesus adalah Allah (Yohanes 20:28; Roma 9:5; Ibrani 1:8)
5.      Yesus adalah Maha Tuhan (Lukas 2:11, 6:5; Kisah Rasul 7:59, 10:36; Roma 10:13, 14:9; I Korintus 2:8, 15:17)
6.      Yesus adalah Maha Penguasa (I Timotius 6:15; Wahyu 1:5)
7.      Yesus adalah Maha Hakim yang adil (II Timotius 4:1, 2; 4:8
8.      Yesus adalah Maha Raja (Markus 15:2; Lukas 19:12; Yohanes 1:49; Yesaya 9:5; Ibrani 7:2; Wahyu 15:3, 17:14)
9.      Yesus adalah Maha Imam (Ibrani 5:6, 4:14
10.  Yesus adalah Maha Nabi (Matius 21:11; Lukas 1:76, 7:16, 24:19
11.  Yesus adalah Maha Rasul (Ibrani 3:1)
12.  Yesus adalah Maha Tabib (Lukas 4:23)
13.  Yesus adalah Maha Tuan (Lukas 13:25; Yohanes 13:13; Wahyu 17:14)
14.  Yesus adalah Maha Guru (Markus 10:17; Yohanes 1:49)
15.  Yesus adalah Maha Mesias (Matius 16:20; Lukas 9:20; Efesus 1:3)
16.  Yesus adalah Maha Dinantikan (Ibrani 10:37)
17.  Yesus adalah Maha Benar (Kisah Rasul 7:52; I Korintus 1:30; Ibrani 7:2; I Yohanes 5:20)
18.  Yesus adalah Maha Adil (I Yohanes 2:1)
19.  Yesus adalah Maha Suci, Kudus (Markus 1:24; Wahyu 6:10)
20.  Yesus adalah Maha Menguduskan (I Korintus 1:30)
21.  Yesus adalah Maha Hadir dan beserta (Matius 1:23)
22.  Yesus adalah Maha Eksis (Yohanes 5:58)
23.  Yesus adalah Maha Kekuatan (I Korintus 1:24)
24.  Yesus adalah Maha Kuasa (Wahyu 1:8, 19:6)
25.  Yesus adalah Maha Perkasa (Yesaya 9:5)
26.  Yesus adalah Maha Sanggup (Wahyu 19:6)
27.  Yesus adalah Maha Penolong (Ibrani 13:6)
28.  Yesus adalah Maha Penopang (Ibrani 1:3)
29.  Yesus adalah Maha Firman, Program  (Yohanes 1:1; I Yohanes 1:1; Wahyu 19:13)
30.  Yesus adalah Maha Waktu (Wahyu 1:8, 17)
31.  Yesus adalah Maha Menyediakan (Ibrani 11:40)
32.  Yesus adalah Maha Penyejuk
33.  Yesus adalah Maha Kasih
34.  Yesus adalah Maha komitmen
35.  Yesus adalah Maha Taat (Filipi 2:8)
36.  Yesus adalah Maha Tertib
37.  Yesus adalah Maha Mendengar
38.  Yesus adalah Maha Melihat
39.  Yesus adalah Maha Mengingat
40.  Yesus adalah Maha Penjanji (Titus 1:2)
41.  Yesus adalah Maha Tahu (Yeremia 17:10)
42.  Yesus adalah Maha Zat
43.  Yesus adalah Maha Roh
44.  Yesus adalah Maha Pengampun (Mazmur 130:4; Yesaya 55:7; Kisah Rasul 10:43)
45.  Yesus adalah Maha Berhikmat (Amsal 2:6; 3:19)
46.  Yesus adalah Maha Doktrin
47.  Yesus adalah Maha Pejuang
48.  Yesus adalah Maha Pemulih
49.  Yesus adalah Maha Rela
50.  Yesus adalah Maha Kaya (II Korintus 8:9)
51.  Yesus adalah Maha Sabar (Keluaran 34:6; Bilangan 14:18; Nehemia 9:17; Mazmur 86:15)
52.  Yesus adalah Maha Penghibur (Lukas 2:25)
53.  Yesus adalah Maha Penasehat (Yesaya 9:5)
54.  Yesus adalah Maha Sahabat (Matius 11:19; Markus 3:35)
55.  Yesus adalah Maha Lembut (Zakaria 9:9; Matius 11:29, 21:5)
56.  Yesus adalah Maha Rendah Hati (Matius 11:29)
57.  Yesus adalah Maha Teladan (Matius 11:29)
58.  Yesus adalah Maha Besar (Titus 2:13)
59.  Yesus adalah Maha Tinggi (Ibrani 7:26)
60.  Yesus adalah Maha Terang, Sinar, Cahaya (Lukas 2:32; Yohanes 1:9, 1:14, 8:12; Ibrani 1:3; Wahyu 21:23)
61.  Yesus adalah Maha Pintu (Yohanes 10:7)
62.  Yesus adalah Maha Jalan Kebenaran (Yohanes 14:6)
63.  Yesus adalah Maha Pohon Anggur (Yohanes 15:5)
64.  Yesus adalah Maha Pemimpin Iman kepada Keselamatan (Ibrani 2:10; 12:2)
65.  Yesus  adalah Maha Pokok Keselamatan (Ibrani 5:9)
66.  Yesus adalah Maha Pemimpin (Matius 2:6; Kisah Rasul 3:15, 5:31)
67.  Yesus adalah Maha Gembala (Yohanes 10:11; Ibrani 13:20; I Petrus 2:25, 5:4)
68.  Yesus adalah Maha Juruselamat dunia (Matius 1:21; Lukas 1:47; I Yohanes 4:14)
69.  Yesus adalah Maha Penebus (Markus 10:45)
70.  Yesus adalah Maha Pembebas (Roma 11:26)
71.  Yesus adalah Maha Manna (Wahyu 2:17)
72.  Yesus adalah Maha Roti Hidup (Yohanes 6:35)
73.  Yesus adalah Maha Sumber Hidup (Yohanes 14:6; Kolose 3:4; I Yohanes 1:2)
74.  Yesus adalah Maha Hidup (Wahyu 1:18)
75.  Yesus adalah Maha Menghidupkan (I Korintus 15:45)
76.  Yesus adalah Maha Tumbal (Efesus 5:2; I Petrus 1:19; Wahyu 7:17)
77.  Yesus adalah Maha Paskah (I Korintus 5:7)
78.  Yesus adalah Maha Menang (Yohanes 16:33)
79.  Yesus adalah Maha Pembuat Wasiat (Ibrani 9:16)
80.  Yesus adalah Maha Penjamin (Ibrani 7:22)
81.  Yesus adalah Maha Pengharapan (I Timotius 1:1; Kolose 1:27)
82.  Yesus adalah Maha Penggenapan Pengharapan (Titus 2:13)
83.  Yesus adalah Maha Pasti atau Amin (Wahyu 3:14)
84.  Yesus adalah Maha Kepala Gereja (Efesus 4:15; Kolose 1:18)
85.  Yesus  adalah Maha Kepala (I Korintus 11:3; Efesus 1:22
86.  Yesus adalah Maha Pemberi Upah (Ibrani 11:6)
87.  Yesus adalah Maha Penerima (Ibrani 1:2)
88.  Yesus adalah Maha Perintis (Ibrani 6: 20)
89.  Yesus adalah Maha Penyelesai Iman (Ibrani 12:2)
90.  Yesus adalah Maha Saksi Setia dan Benar (Wahyu 1:5, 3:14, 22:20)
91.  Yesus adalah Maha Hikmat (I Korintus 1:24)
92.  Yesus adalah Maha Harum (Efesus 5:2)
93.  Yesus adalah Generasi Abraham (Matius 1:1; Ibrani 2:16)
94.  Yesus adalah Maha Generasi Daud (Matius 1:1; Wahyu 5:5, 22:16)
95.  Yesus  adalah Maha Anak (Matius 2:9; 16:16, 17:5; Markus 5:7, 6:3, 10:33; Kolose 1:13; II Yohanes 3)
96.  Yesus adalah Maha Bapa (Yesaya 9:5)
97.  Yesus adalah Maha Mempelai (Matius 25:10)
98.  Yesus adalah Maha Tamu (Lukas 19:7)
99.  Yesus adalah Maha Warga Daerah (Matius 2:23)
100.    Yesus adalah Maha Bintang Timur (Wahyu 2:28, 22:6)
101.    Yesus adalah Maha Fajar (Lukas 1:78; II Petrus 1:19)
102.    Yesus adalah Maha Kebangkitan dari antara orang mati (Yohanes 11:25; Kolose 1:18; Wahyu 1:5)
103.    Yesus adalah Maha Singa dari Yehuda (Wahyu 5:5)
104.    Yesus adalah Maha Pondasi (I Korintus 3:11)
105.    Yesus adalah Maha Ahli Bangunan (Ibrani 3:3)
106.    Yesus adalah Maha Ahli Kayu (Markus 6:3)
107.    Yesus adalah Maha Bait Suci, Holy Temple (Wahyu 21:22)
108.    Yesus adalah Maha Hamba (Matius 12:18; Kisah Rasul 4:27; Roma 15:8; Filipi 2:7; Ibrani 8:2)
109.    Yesus adalah Maha Batu Karang (I Korintus 10:4)
110.    Yesus adalah Maha Batu Sandungan (I Petrus 2:7-8)
111.    Yesus adalah Maha Batu Penjuru (I Petrus 2:6)
112.    Yesus adalah Maha Batu Hidup (I Petrus 2:4)
113.    Yesus adalah Maha Karunia (II Korintus 9:15)
114.    Yesus adalah Maha Damai ( Efesus 2:14; II Tesalonika 3:16)
115.    Yesus adalah Maha Syafa’at, Pengantara (I Timotius 2:5; Ibrani 7:25, 8:6, 12:24; I Yohanes 2:1)
116.    Yesus adalah Maha Penjelma (I Timotius 3:16)
117.    Yesus adalah Maha Ciptaan (Kolose 1:15; Wahyu 3:14)
118.    Yesus adalah Wujud Gambar Allah (II Korintus 4:4; Kolose 1:15; Ibrani 1:3)
119.    Yesus adalah Maha Manusia (Lukas 2:12; I Korintus 15:45; I Timotius 2:5)
120.   Yesus adalah Almuhid (Efesus 1:23; Kolose 3:11)


[1] Horton T.C and Hurlburt, Charles E., Names of Christ, (The Moody Bible Institute of Chicago, 1994)