BERNAFAS



Mazmur 150:6 berkata: “Biarlah segala yang bernafas memuji    TUHAN! Haleluya!”

Jadi kita yang masih punya nafas harus memuji Tuhan. Lebih-lebih yang boros nafasnya, harus banyak-banyak memuji Tuhan.



HUMOR YANG LAIN:

KACAU KARENA GALAU

Matius 6:25-34


Kuatir, itu sama dengan cemas, atau galau. Istilah tersebut menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak menentu.
Galau, adalah sesuatu yangmanu-siwi. Allah menaruh rasa kuatir bukan dimaksudkan agar kekuatiran itu mendominasi dan mengendalikan hidup manusia, tetapi agar manusia me-miliki kesadaran adanya kebutuhan yang harus dipenuhi dan masalah yang harus dituntaskan.
Mengapa Tuhan Yesus memerintahkan orang percaya untuk “JANGAN KUATIR”?

1. GALAU, KACAUKAN NILAI-NILAI (ay. 25-26)
Ketika kekuatiran menguasai sesorang, maka orang itu bias terperangkap dalam kebingungan akan nilai-nilai kehidupan yang bias berakibat fatal.
Manusia layak disebut manusia bila menjalani kehidupannya berdasarkan nilai-nilai.
Kita mungkin pernah gagal dalam studi, karir, asmara ataupun yang lainnya. TETAPI JANGAN SAMPAI PERNAH GAGAL MENJADI MANUSIA.

2. GALAU, KACAUKAN FOKUS KEHIDUPAN (ay. 27-30)
Kekuatiran bisa mengalihkan pusat hidup kita. Dari hidup berpusat pada Tuhan sebagai sumber kehidupan, beralih berpusat pada “keakuan diri” kita dengan segala tetek bengeknya.
Segala prestasi sehebat apapun bila tidak berpusatkan kepada Tuhan, tidak pernah menghasilkan kehidupan. Sebab, “Di  luar Aku, kamu tidak bias berbuat apa-apa (Yohanes 15:5).

3. GALAU, KACAUKAN JATI DIRI (ay. 31-32)
Orang percaya dirancang dan dipanggil oleh Allah untuk mengagunggkan Tuhan dalam segala hal. Dan bukan untuk mengejar perkara-perkara yang fana seperti yang dilakukan oleh orang dunia.

4. GALAU, KACAUKAN PRIORITAS (ay. 33-34)
Orang percaya harus utamakan Tuhan dan ketaatan kepadaNya.Kegalauan yang akut bias mengacaukan hal itu. WASPADAILAH!

BERSIMPUH SAAT RAPUH

Markus 14:32-42

Perikop dalam nats di atas mengisahkan tentang Yesus berdoa di Getsemani.
Yesus Kristus memiliki 2(dua) kodrat, yaitu sebagai manusia dan sebagai Allah. Sebagai manusia menyadari diriNya lemah dan rapuh, itulah sebabnya kemanusiaanNya berdoa kepada ke-Allahan-Nya.
Apa yang dilakukan Yesus menjadi teladan bagi orang percaya, bahwa saat rapu kita perlu bersandar kepada Yesus sebagai Pribadi yang kokoh dan sempurna.

1.BERSIMPUH -LAH SAAT RAPUH (32, 35, 36, 39)
Yesus tahu bahwa tujuan hidupNya di dunia adalah pergi ke kayu salib. Tidak ada yang memaksa Dia harus ke sana. Tetapi kasihNya menggerakkan Dia untuk mengambil keputusan itu. Itulah sebabnya hatinya dipenuhi rasa nyeri yang sangat mengerikan. Sehingga secara mnusia terasa rapuh.
Dalam keadaan demikian Yesus bersimpuh agar mendapat kekuatan dan keberanian.
Bagaimana dengan anda? 

2. MENCARI DUKUNGAN SAUDARA SEIMAN (ay. 33, 34, 42)
Yesus menjelaskan perasaanNya dengan “seperti mau mati rasanya”. Ini adalah perasaan ngeri yang amat hebat. Dalam keadaan semacam ini Yesus “mensharingkan” beban dan perasaanNya kepada para murid yang bias Dia percayai.
Jika anda rapuh, selain anda sendiri harus lebih banyak menggunakan waktu untuk berdoa, anda  juga butuh “mitra doa”. Disinilah pentingnya kita hidup berjemaat yang benar.

3. YAKINLAH BILA TUHAN PEDULI (ay. 36)
Dalam keadaan rapuh, seseorang mudah sekali mempercayai fitnahan Iblis yang mengatakan kalau Tuhan sudah tidak peduli dan membenci dirinya. Yesus member contoh untuk kita mempercayai Tuhan, apapun keadaan kita. Termasuk bila Tuhan tidak mengabulkan permintaan kita.

4. PERCAYA DAN BERSERAH (ay.36)
Dalam doaNya Yesus berkata, ”...janganlah apa yang aku kehendaki, tetapi apa yang Engkau kehendaki.” Tidaklah mudah mengucapkan kata-kata tersebut secara bersungguh-sungguh. Yesus mengambil keputusan untuk “menyerah” ke dalam rencana Bapa di surge.
Ketika kita mengambil keputusan untuk bererah, maka kita dibebaskan dari konflik dalam batin. AMIN


ARTIKEL YANG LAIN: