SETIAP ORANG BERHAK MENIKMATI DAMAI




Yesaya 26:12

Oleh: Pdt. Edi Zakaria




Setiap orang membutuhkan damai. Dan ada banyak cara ditempuh manusia untuk mendapatkan damai. Ironis, banyak orang merindukan damai, tetapi tidak semua orang menikmati damai.

Yesus Kristus datang ke dunia untuk menjadi sumber damai sejahtera. kedatanganNya menegaskan bahwa setiap orang berhak menikmati damai. Itulah sebabnya Tuhan sedih jika anak Tuhan egois, ia beranggapan damai sejahtera itu hanya untuk dirinya saja.

I. SETIAP ORANG BERHAK MEN-DAPATKAN TAWARAN DAMAI SEJATI (Markus 16:16-17)

Kita tahu bahwa damai sejehtera yang sejati datang karena karya Tuhan Yesus Kristus. kematianNya di kayu salib untuk mendamaikan kita dengan diriNya. Hubungan yang dipulihkan itu mendatangkan damai yang sejati. Itulah sebabnya setiap orang harus men-dengar paling sedikit satu kali dalam hidupnya untuk men-dengar ke-benaran Injil.

Jadi men-dengar kebenaran Injil itu menjadi hak setiap orang. Sebab hanya melalui berita Injil orang sadar dirinya orang berdosa yang membutuhkan juru selamat yang mendatangkan damai sejahtera.

II. SETIAP ORANG PERCAYA WAJIB MEMPERDENGARKAN INJIL KEPADA SETIAP ORANG (1Korintus 9:16)

Hak orang di luar Kristus untuk mendapatkan penawaran damai sejahtera melalui Tuhan Yesus merupakan KEWAJIBAN bagi setiap orang percaya untuk menyampaikannya.

Setiap anak Tuhan harus menawarkan berita Injil kepada semua orang. Sebab ini adalah hak mereka.

Jangan pernah menjadi orang Kristen yang korup, yaitu dengan tidak memberi kesempatan orang mendengar berita Injil dari kita.

Mungkin kita merasa malu, kikuk, takut, dll. Semua itu tidak boleh menjadi alasan untuk kita tidak bersaksi dan memberitakan Injil. Rasul Paulus berkata: “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya.” (2 Timotius 4:2).

III. SETIAP ORANG   HARUS MENANGGAPI BERITA INJIL (Markus 6:11)

Tugas orang percaya hanya memberitakan Injil. Soal orang menerima atau menolak itu hak dan keputusan mereka yang mendengar.

Injil diberitakan memang untuk menantang orang agar segera mengambil keputusan. Baik keputusan menerima kebenaran Injil ataupun keputsan menolak kebenaran Injil. Bila kita sudah menyampaikannya maka bebaslah kita dari tuntutan Allah (Yehezkiel 3:18-19).

IV.  JEJAK HEBAT ORANG PERCAYA ADALAH SAAT IA MEMBERITAKAN INJIL (Roma 10:15)

Siapakah yang akan mengenang kita dan sangat berterima kasih kepada kita? Yaitu mereka yang bisa percaya Yesus melalui Injil yang kita beritakan. Kenangan mereka bukan terukir di dunia tetapi akan berbicara lantang di hadapan Tuhan Yesus Kristus Raja Damai itu. Amin





DISERTAI TUHAN




Kejadian 39:1-4

Oleh Pdt. edi Zakaria




PENDAHULUAN

Hidup disertai  Tuhan adalah hidup yang istimewa. Sebab yang menyertai bukan manusia tetapi Allah sendiri.

Hidup disertai  Tuhan adalah lebih dari cukup, sebab Tuhan sanggup memenuhkan bahkan menyempurnakan apa yang kurang.

I. KESALAH PAHAMAN

1. BUKAN BERARTI BEBAS DARI TANGGUNG JAWAB

Disertai Tuhan bukan berarti bebas dari tanggung jawab. Justeru kesadaran bila disertai Tuhan harus membuat kita bertanggung jawab.

Bekerja lebih sungguh-sungguh. Selalu berpikir untuk lebih maju. Bukan hanya bekerja keras tetapi juga bekerja     cerdas.

2. BUKAN       BERARTI      BEBAS DARI GODAAN

Yusuf disertai Tuhan, tetapi ia juga digoda oleh isteri Potifar.

Kesadaran disertai Tuhan harus mendorong kita untuk menjaga kekudusan hidup.

3. BUKAN BERARTI BEBAS DARI MASALAH

Gara-gara tidak meladeni rayuan istri Potifar, Yusuf menghadapi masalah besar.

Itulah kenyataan orang yang disertai Tuhan. Bukan bebas dari masalah. Tetapi masalah justeru menjadi alat bahwa penyertaan Tuhan itu nyata.

4. BUKAN BERARTI BEBAS DARI BEBAN

Yusuf sudah dipenjara, dia harus menunaikan banyak tugas dan tanggung jawab. Sebab hamper semua pekerjaan dan tanggung jawab sebagai kepala penjara diserahkan kepada Yusuf.

Semakin banyaknnya beban itu tanda semakin besar kepercayaan Tuhan kepada kita. Itu indicator bahwa penyertaan Tuhan sedang nyata atas kita.

II. ARTI DSERTAI TUHAN

1. TIDAK ADA YANG BISA MENGGAGALKAN RENCANA  TUHAN (Ayub 42:2)

Yusuf mengalami keadaan buruk, tetapi ia tetap beriman, optimis dan terus bergairah menjalani hidup. Sebab dia yakin tidak ada sesuatu apapun yang bisa menggagalkan rencana Tuhan.

2. SELALU MENANG ATAS PERCOBAAN (Amsal 24:16)

Percobaan adalah sarana bagi Tuhan untuk melatih dan menguatkan otot-otot iman kita, yang kelak justeru membentuk kita menjadi pemenang yang sejati dari kehidupan.

3. “ENGGAK ADA MATINYA”

Orang yang disertai    Tuhan tidak pernah menyerah dan putus asa. Ia selalu bangkit lagi, dan lagi, dan lagi sampai kemenangan diraihnya. Sebab Tuhan yang menyertainya adalah Tuhan yang selalu mampu mematahkan kemustahilan.

III. BERKAT DI-SERTAI  TUHAN

1. REPUTASI YANG TAK  PUDAR

Ada banyak persoalan yang membuat diri Yusuf sepertinya tersudut dan tidak bisa lari. Bahkan ketika ia masuk dalam penjara, tampaknya semua yang ia bangun (nama baik, reputasi, integritas, dll.) sepertinya runtuh sia-sia.

Tetapi lihat, meskipun bada terkurung tetapi reputasi Yusuf tidak surut dan hilang. Ia bahkan dipercaya oleh kepala penjara.

Sejenak orang yang ditolong tampak melupakan dan mengabaikan. Tetapi apa yang ia bangun menjadi semacam investasi yang tidak pernah merugi.

2. PROMOSI DAN PENGANGKATAN

Orang tua boleh meninggalkan. Saudara boleh membenci. Sahabat boleh melupakan. Namun bila disertai Tuhan, Tuhan sanggup membuka pintu agar kita dipromosikan dan next level dalam kehidupan.


3. RENCANA TUHAN DIGENAP-KAN

Yusuf bukan hanya menikmati jabatan tertinggi ke dua di Mesir sebab Tuhan mengangkatnya. Tetapi ia juga sadar tentang tujuan Allah mengangkat dia, yaitu menghidupi keluarga besar Israel agar tidak mati kelaparan. AMIN






IMAN DAN KETEKUNAN




Nats: Lukas 18:1-8

Oleh: Pdt. Edi Zakaria



PENDAHULUAN

Iman dan ketekunan adalah dua hal yang tidak boleh dipisahkan dalam doa. Sebagaimana keputusan dan pelaksanaan keputusan adalah satu rangkaian yang utuh.

I. MENGAPA KETEKUNAN ITU PENTING?

1. Gambaran nyata dari keyakinan (ayat 8)

Janda yang lemah dan tak berdaya mau dan berani bertekun sebab yakin bahwa permohonannya pasti dikabulkan.

Begitupun dalam berdoa, keyakinan bahwa Tuhan pasti mengabulkan itu tercermin dari ketekunan dan kesungguhan kita dalam berdoa.

2. Awal yang bagus seharusnya dengan akhir sempurna (ayat 7a)

Janda itu memiliki awal yang bagus, yaitu yakin permohonannya dikabulkan. Tetapi yang membuat keputusan itu menjadi sempurna adalah ketekunannya untuk memohon.

Mempercayai Tuhan Yesus ajaib, dahsyat, Ia pasti mampu menolong dan melakukan mujizat harus ditopang oleh ketekunan dalam berdoa. Bahkan ketekunan dan kesungguhan itu sendiri adalah pancaran dari keyakinan yang ada pada diri kita.

II. KUASA KETEKUNAN

1. TELATEN PASTI PANEN (ayat 2-3)

Ketekunan menjebol kebuntuan, mempersiapkan terobosan. Tidak ada yang bisa diharapkan dari hakim yang lalim, apalagi yang memohon seoorang janda. Tetapi ketekunan sang janda mampu menggerakkan hakim yang lalim untuk peduli bahkan mengabulkan permohonannya.

Kalau ketelatenan sang janda menghasilkan kepedulian dari hakim yang lalim. Terlebih Tuhan kita yang penuh kasih, pasti menghargai doa kita yang kita hidupi dengan ketekunan.

2. MENGGENTARKAN MUSUH (ayat 4-5).

Ketekunan janda membuat gentar  hakim yang lalim. Ia bukan hanya   takut direpoti terus menerus oleh sang janda. Lebih dari itu, hakim yang lalim itu takut diserang.

Mungkinkah janda itu mampu melawan hakim yang lalim. Oh, tentu tidak. Tetapi mengapa ia takut? Ia takut terhadap “kegigihan” sang janda yang tak pernah pudar.

Ketahuilah setan tidak takut dengan manusia yang bergelar ataupun orang yang berkuasa. Tetapi dengar baik-baik,   setan takut kepada orang yang kakinya bertelut untuk berdoa.

Setiap doamu adalah pukulan yang melumpuhkan musuhmu.

3. Ketekunan membuka kesempatan (ayat 7).

Doa yang tampaknya menjemukan, membosankan, bahkan tampaknya sia-sia, ternyata anggapan itu salah besar. Sebab doa bekerja bukan di alam nyata. Ia bergerak, membangun dan meujudkan kerinduan dan jeritan orang saleh di alam roh. Bila di alam roh sudah terbuka, maka yang tampak secara jasmani alamiah pasti mengalami terobosan.

4. Ketekunan menghancurkan iman yang lesu (ayat 8).

Saat akhir zaman Yesus mencari, adakah iman di bumi? Mengapa Yesus membuat pertanyaan seperti itu? Sebab di akhir zaman banya orang imannya menjadi lesu dan suam, bahkan hilang. Bagaimana cara melawan keadaan itu?

Dimulai dari sendiri, latih diri kita untuk bertekun dalam doa.

Jadi, apa yang harus dilakukan ketika:

· Sedang enggan berdoa? Paksa diri untuk tetap berdoa.

· Sedang bosan berdoa? Paksa diri untuk tetap berdoa.

INGAT, TETAPLAH BERDOA!!!