Nats: Ayub
1:6-13
LATAR BELAKANG
Kitab Ayub
sebenarnya adalah kitab “adu konsep” penderitaan. Paling tidak tersedia 3
konsep yang diperdebatkan, yaitu: Konsep Allah, konsep manusia dan konsep
Iblis.
PERUMUSAN MASALAH
Kitab Ayub walaupun berisi perdebatan
tentang “adu konsep” penderitaan, tetapi ending perdebatan itu bukan
menonjolkan konsep siapa yang unggul. Penekanan akhir justeru menegaskan betapa
pentingnya memiliki pengenalan akan Allah. Pengenalan berbeda dengan
pengetahuan. Ketika kita memiliki pengenalan akan Allah, jawaban atas semua
perdebatan itu tidak terlalu penting. Yang terpenting, pengenalan kita akan
Allah seharusnya mendorong kita untuk percaya dan bersandar kepada Allah. Itu
lebih dari cukup. Sebab berbicara tentang Tuhan itu bukan berbicara tentang
definisi dan konsep, tetapi berbicara tentang pribadi yang kita percayai dan
taati. Sehingga tepatlah perkataan A.W. Tozer: “Tidak usah berbicara tentang
Tuhan kepada saya, sampai engkau mempercayai dan menaatiNya.”
PENDAHULUAN
Setiap orang yang sedang dilanda problema hidup
pastilah membutuhkan pemulihan, khususnya dalam pemulihan dari sakit penyakit
atau kondisi finansial keluarga.
PENJELASAN
Ayub ditimpa
sakit parah. Alkitab menceritakan sebagai penyakit barah yang busuk dari telapak kaki hingga
batok kepala dengan rasa gatal sekujur tubuh sehingga ia menggaruk-garuk
badannya dengan menggunakan beling (Ayub 1:7-8).
Dalam proses
pemulihannya Allah bukan memulihkan dia dari sakit fisiknya (sakit somatisnya)
terlebih dahulu. Tidak. Tetapi justru
Allah memulihkan paradigmanya atau nilai-nilai keyakinan Ayub tentang Allah
terlebih dahulu.
Pemulihan ini
terekam dalam Alkitab dari respon Ayub, demikian: “Hanya dari kata orang saja
aku mendengar tentang Engkau…” (Ayub 42:5a). Artinya, iman Ayub selama ini
rupanya “iman pengetahuan”. Maksudnya iman yang datang dari pengetahuannya
tentang Allah. Kemungkinan berupa kisah tentang Allah yang diwariskan secara
turun temurun secara lisan, dan Ayub mengimaninya.
Ayub berusaha tidak menyimpang dari kebenaran yang ia ketahui. Bukan hanya
manusia yang mengakui komitmennya hidup saleh ini, tetapi juga Allah sendiri
(Ayub 1:1,8). Iman macam ini saya istilahkan saja “iman akal budi” atau “iman
pengetahuan”.
Sejauh yang
saya pelajari dalam kitab Ayub ini tampaknya Iblis mengetahui bahwa ada celah
untuk menjatuhkan iman seseorang yang hanya mengandalkan “iman pengetahuan”
ini. Iblis mengetahui, bahwa dengan “iman pengetahuan” ini pasti banyak hal
yang tak mungkin dimengerti tentang Allah dalam kemaha kuasa-Nya di alam
semesta. Kita paham bahwa Allah tak mungkin kita jangkau semata-mata dengan
pengetahuan oleh akal budi kemanusiaan kita semata. Tidak mungkin! Keterbatasan
akal budi manusia inilah yang merupakan celah, oleh karena itu Iblis yakin
bahwa ia mampu menggagalkan ayub dan selanjutnya akan mengutuki Allah (Ayub
1:11;2:5).
Sebaliknya,
satu hal yang tampaknya sangat mungkin Iblis tidak mengetahui, karena Iblis
memang bukan maha tahu, bahwa pencobaan yang ia lakukan kepada Ayub justru
menambah “jenis” iman Ayub, bukan saja mengandalkan “iman akal budi” atau “iman
pengetahui”, tetapi kini telah bertambah dengan “iman pengalaman” yakni Ayub
mengalami kehadiran Allah sendiri, bercakap-cakap dengan Allah dan mendengar
kesaksian langsung dari Allah (Ayub 38-42), bukan lagi hanya dari “kata orang”.
Hal ini terekam dalam Ayub 42:5b, demikian: “…, tetapi sekarang mataku
sendiri memandang Engkau.” Dan, oleh pengalaman ini, dalam ayat
selanjutnya di dalam kitab Ayub 42:6, Ayub memilih untuk tidak sok tahu tetapi
memilih untuk merendahkan diri di hadapan Allah dalam debu dan abu.
Menarik, dimana Ayub tidak memohon agar Allah menyembuhkan sakitnya dan
memulihkan finansial ekonomi keluarga.
KESIMPULAN
Jika Anda
sedang dalam pergumulan hidup yang berat. Mungkin penuh tekanan dan
penderitaan. Dan mungkin Anda juga tidak tahu penyebab dan maksud dari semua
yang terjadi tersebut. Sebaiknya Anda belajar percaya dan berserah kepada Tuhan
dengan pikiran yang terbuka terhadap bimbingan dan tuntunan Tuhan. Rendahkanlah
hati dan belajarlah bertekun berjalan bersama Tuhan.
DOA
Tuhan Yesus, bukalah hati dan pikiranku agar terbuka buat karya
dan tuntunanMu. Sehingga semua yang terjadi dalam hidupku membuat aku semakin
mengenalMu dan kaya dengan pengalaman berjalan bersamaMu. Di dalam Engkau aku
menikmati kelepasan dariMu. Dalam nama Yesus. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar