Pendahuluan:
Paskah adalah deklarasi kasih Allah yang tidak terbendung, tak
tertandingi, dan tak tergantikan—kasih yang sempurna.
Salib bukanlah sekadar lambang penderitaan, melainkan monumen kasih
yang tak tergoyahkan. Kubur yang kosong pada hari Paskah adalah bukti bahwa
kasih Allah tidak hanya memberi, tetapi juga menghidupkan kembali.
> “Allah membuktikan
kasih-Nya di salib. Ketika Kristus tergantung, berdarah, dan mati, itulah cara
Allah berkata kepada dunia: ‘Aku mengasihimu.’”
— Billy
Graham
Poin 1: KASIH YANG RELASIONAL – 1 Yohanes
3:7-12
> “Barangsiapa tidak
berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, dan demikian juga barangsiapa yang
tidak mengasihi saudaranya.” (ayat 10)
🔍 Penjelasan Eksegetis:
Rasul Yohanes menekankan bahwa kasih yang sejati tidak mungkin
dipisahkan dari perilaku yang benar dan hubungan yang benar. Kasih bukan teori
atau emosi, tetapi komitmen terhadap kebenaran dan orang lain.
Yohanes membandingkan dua sosok: Habel, yang mengasihi dan benar; dan
Kain, yang membenci dan membunuh. Kain mewakili kasih yang rusak oleh iri hati
dan egoisme.
✨ Ilustrasi Nyata:
Setelah genosida Rwanda 1994, seorang wanita Kristen mengampuni pria
yang membantai keluarganya. Kini, mereka melayani bersama dalam program
pemulihan komunitas.
Wanita itu berkata, “Karena Kristus hidup, aku memilih untuk tidak
hidup dalam kebencian.”
💬 Kutipan Inspiratif:
> “Mengasihi berarti rela
terluka. Mengasihi siapa pun, dan hatimu akan dicobai, mungkin bahkan hancur.
Tetapi tanpa kasih, hidup hanyalah kehampaan.”
—
C.S. Lewis
🪧 Penerapan:
Paskah menantang kita untuk hidup dalam kasih relasional.
- Apakah kita masih menyimpan dendam?
- Adakah hubungan yang perlu dipulihkan?
Kasih sejati dimulai dari rumah.
Poin 2: KASIH YANG AGUNG –
Yohanes 15:13-16
“Tidak ada kasih yang lebih
besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk
sahabat-sahabatnya.”
🔍 Penjelasan Eksegetis:
Yesus tidak hanya mengajar tentang kasih—Ia menghidupi kasih itu
sepenuhnya. Dalam konteks budaya Ibrani, "sahabat" bukan sekadar
teman, tetapi mitra perjanjian, seseorang yang dipercaya sepenuhnya.
Yesus menyebut kita “sahabat” saat Ia tahu kita akan mengkhianati-Nya,
menyangkal-Nya, meninggalkan-Nya. Namun kasih-Nya tidak tergoyahkan.
✨ Ilustrasi Nyata:
Di Perang Dunia II, seorang prajurit menjatuhkan dirinya ke atas granat
untuk menyelamatkan teman-temannya. Saat sekarat, ia berkata: “Katakan pada
mereka… aku melakukannya karena mereka sahabatku.”
Itulah yang dilakukan Yesus. Ia tidak mati untuk orang baik, tapi untuk
kita yang berdosa. (Roma 5:8)
💬 Kutipan Inspiratif:
“Salib bukanlah alat penyiksaan acak. Itu
adalah bukti kasih yang telah diputuskan dan diteguhkan.” — Max Lucado
🪧 Penerapan:
- Sudahkah kita menyadari betapa agungnya status kita sebagai sahabat
Kristus?
- Sudahkah kita membalas kasih-Nya dengan hidup yang berkenan?
Paskah adalah undangan untuk hidup dalam relasi yang dekat dan kudus
dengan Kristus.
Poin 3: KASIH YANG MENEMBUS
BATAS – Yohanes 3:16
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia
ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal...”
🔍 Penjelasan Eksegetis:
Firman "dunia" (Yunani: kosmos) mencakup seluruh umat
manusia—yang baik, yang jahat, yang percaya, yang belum percaya.
Allah tidak terbatas dalam kasih-Nya. Dia mengasihi bukan hanya yang
layak, tetapi yang tidak layak sekalipun.
Paskah menunjukkan bahwa kasih-Nya menembus batas dosa, budaya,
sejarah, dan logika. Ia rela mengaruniakan yang paling berharga demi kita.
✨ Ilustrasi Nyata:
Nicky Cruz, mantan ketua gangster di New York, bertobat setelah
pelayanan David Wilkerson. Ketika ditanya mengapa ia berubah, Cruz
menjawab:
“Yesus menembus tembok darah dan kebencian
yang saya bangun. Tak ada yang lebih kuat dari kasih-Nya.”
💬 Kutipan Inspiratif:
“Injil adalah kabar baik
tentang belas kasihan bagi yang tak layak. Simbol iman Kristen adalah salib,
bukan timbangan.” — John Stott
🪧 Penerapan:
Paskah mengajak kita keluar dari tembok gereja dan zona nyaman untuk:
- Mengasihi orang yang berbeda dari kita.
- Memberitakan kasih kepada yang belum mengenal Kristus.
- Membangun jembatan kasih di dunia yang penuh sekat.
Penutup: Menyongsong Kebangkitan
dengan Kasih yang Hidup
Mari kita merangkum tiga dimensi kasih yang sempurna:
1. Kasih yang Relasional – membangun dan memulihkan hubungan.
2. Kasih yang Agung – mengisi hidup kita dengan pengorbanan Kristus.
3. Kasih yang Menembus Batas – mendorong kita menjangkau dunia dengan
Injil.
“Yesus mati di salib bukan agar kita menjadi
orang baik, tetapi agar kita menjadi manusia baru.” — Tim Keller
Doa Penutup:
Tuhan Yesus yang bangkit,
bentuklah hati kami seperti hati-Mu—penuh kasih yang membangun relasi, kasih
yang agung, dan kasih yang melampaui batas-batas dunia ini. Jadikan hidup kami
saksi dari kasih yang sempurna. Dalam nama Yesus. Amin.