Kerendahan Hati dalam Pelayanan

 

3  dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;

4  dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

5  Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

 

 

Pendahuluan:

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus, hari ini kita akan membahas tema yang sangat penting dalam kehidupan kita sebagai pengikut Kristus, yaitu "Kerendahan Hati dalam Pelayanan." Dalam Filipi 2:3-5, kita diingatkan untuk tidak melakukan sesuatu dengan egoisme atau kesombongan, tetapi dengan kerendahan hati, kita harus menganggap orang lain lebih utama dari diri kita sendiri. Mari kita gali lebih dalam melalui empat poin pembahasan yang akan membantu kita memahami pentingnya kerendahan hati dalam pelayanan kita.

 

I. Kerendahan Hati: Dasar Pelayanan yang Sejati

Dalam Filipi 2:3, Paulus menekankan pentingnya kerendahan hati. Dia mengajak kita untuk tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, tetapi juga kepentingan orang lain. Kerendahan hati adalah dasar dari pelayanan yang sejati. Ketika kita melayani dengan kerendahan hati, kita tidak mencari pujian atau pengakuan, tetapi kita melayani dengan tulus karena kasih Kristus.

 Seperti yang dikatakan oleh Mahatma Gandhi, "Kekuatan tidak datang dari kemampuan fisik, tetapi dari kemauan yang tak terhingga." Dalam pelayanan, kita mungkin tidak memiliki kemampuan yang luar biasa, tetapi jika kita memiliki kerendahan hati, kita akan mampu melayani dengan cara yang mengubah hidup orang lain.

 

II. Teladan Kristus dalam Kerendahan Hati

Dalam Matius 20:26-28, Yesus memberikan teladan yang sempurna tentang kerendahan hati. Dia berkata, "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu." Yesus, yang adalah Raja segala raja, tidak datang untuk dilayani, tetapi untuk melayani. Dia mencuci kaki murid-murid-Nya, sebuah tindakan yang sangat rendah hati dan penuh kasih.

 Ilustrasi yang menarik adalah ketika kita melihat seorang pemimpin yang tidak hanya memimpin dari depan, tetapi juga bersedia untuk turun ke bawah dan melayani. Seperti yang diungkapkan oleh Nelson Mandela, "Sebuah pemimpin adalah seperti seorang penggembala. Dia tetap berada di belakang kawanan, membiarkan mereka berjalan di depan." Dalam pelayanan kita, kita harus siap untuk menjadi penggembala yang merendahkan diri, bukan hanya untuk memimpin, tetapi juga untuk melayani.

 

III. Kerendahan Hati dalam Hubungan dengan Sesama

1 Petrus 5:5-6 mengingatkan kita untuk saling merendahkan diri. Dalam hubungan kita dengan sesama, kerendahan hati adalah kunci untuk membangun hubungan yang sehat dan saling mendukung. Ketika kita merendahkan diri, kita membuka diri untuk mendengarkan dan memahami orang lain.

 Kita sering kali terjebak dalam sikap egois, berpikir bahwa kita lebih baik dari orang lain. Namun, ketika kita merendahkan diri, kita mengakui bahwa kita semua adalah ciptaan Tuhan yang sama. Seperti yang dikatakan oleh C.S. Lewis, "Sikap kerendahan hati bukanlah berpikir kurang tentang diri kita sendiri, tetapi berpikir tentang diri kita sendiri kurang." Dengan merendahkan diri, kita dapat melayani orang lain dengan lebih baik dan menciptakan lingkungan yang penuh kasih.

 

IV. Kerendahan Hati: Kunci untuk Menerima Berkat Tuhan

Ketika kita merendahkan diri dan melayani dengan tulus, kita membuka pintu untuk menerima berkat Tuhan. Dalam 1 Petrus 5:6, kita diajarkan untuk merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat, agar Dia mengangkat kita pada waktunya. Kerendahan hati bukan hanya tentang melayani, tetapi juga tentang mempercayakan hidup kita kepada Tuhan.

 Ilustrasi yang tepat adalah tentang seorang petani yang menanam benih dengan penuh harapan. Dia tidak melihat hasilnya seketika, tetapi dia tahu bahwa dengan merawat tanah dan merendahkan diri untuk bekerja keras, pada akhirnya dia akan menuai hasil yang melimpah. Demikian juga, ketika kita melayani dengan kerendahan hati, kita mungkin tidak melihat hasilnya segera, tetapi kita percaya bahwa Tuhan akan mengangkat kita pada waktu-Nya.

 

Penutup:

Saudara-saudara, mari kita ingat bahwa kerendahan hati adalah kunci untuk melayani dengan tulus. Seperti Kristus yang merendahkan diri untuk melayani kita, kita juga dipanggil untuk merendahkan diri dan melayani sesama. Dalam setiap tindakan pelayanan kita, mari kita ingat untuk menganggap orang lain lebih utama dari diri kita sendiri. Dengan kerendahan hati, kita akan menjadi alat Tuhan untuk membawa kasih dan berkat-Nya kepada dunia ini.


Mari kita berdoa agar Tuhan memberi kita hati yang penuh kerendahan untuk melayani. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar