1Korintus
6:19-20
Oleh: PS. Dr. Edi Zakarijah, M.Th.
Saudaraku
yang terkasih dalam Kristus, apa yang pertama kali terlintas dalam pikiran kita
ketika mendengar kata “memuliakan Tuhan”? Mungkin sebagian besar dari kita
langsung berpikir tentang penyembahan, doa, pujian, atau pelayanan yang kita
lakukan untuk Tuhan. Semua itu memang penting dan sangat baik. Namun, ada satu
hal yang sering kali kita abaikan dalam proses kita memuliakan Tuhan, yaitu
tubuh kita sendiri.
Hari ini,
kita akan membahas tentang bagaimana kita bisa memuliakan Raja dengan tubuh
kita—apa yang kita lakukan dengan tubuh kita sehari-hari, bagaimana kita
merawatnya, bahkan bagaimana kita memperlakukannya, bisa menjadi bentuk
penghormatan kita kepada Tuhan. Sebab, tubuh kita bukan milik kita sendiri;
kita telah dibeli dengan harga yang sangat mahal, yaitu darah Kristus. Jadi,
mari kita mulai merenungkan, bagaimana kita bisa memuliakan Raja kita dengan
tubuh yang telah Ia percayakan kepada kita.
Sebagai
pengingat, tubuh kita bukanlah benda yang bisa kita perlakukan sesuka hati.
Kita sering lupa bahwa tubuh ini adalah bait Allah, tempat Roh Kudus tinggal.
Setiap tindakan kita terhadap tubuh ini harus mencerminkan rasa hormat kita
kepada-Nya. Ketika kita menjaga dan merawat tubuh kita, kita sedang memuliakan
Tuhan. Sebaliknya, jika kita tidak menjaga tubuh kita dengan baik, kita
sebenarnya sedang merendahkan anugerah yang telah diberikan Tuhan kepada kita.
Hari ini,
mari kita merenungkan lebih dalam tentang bagaimana tubuh kita bisa menjadi
alat untuk memuliakan Raja kita. Dengan memperhatikan tubuh kita, kita bukan
hanya berfokus pada diri sendiri, tetapi juga memberikan kemuliaan kepada Tuhan
yang menciptakan dan menebus kita. Jadi, mari kita buka hati kita, membuka
pikiran kita, dan membiarkan firman Tuhan mengubah cara kita melihat tubuh
kita, agar melalui tubuh ini, kita bisa terus memuliakan Raja kita yang layak
menerima segala pujian dan penghormatan.
1. Tubuh Kita adalah Milik Allah (1 Korintus 6:19-20)
Saudaraku
yang terkasih, mari kita mulai dengan menyadari satu hal yang sangat mendalam:
tubuh kita ini bukan milik kita sendiri! Itu adalah kenyataan yang mungkin
sering kita lupakan. Sebagai orang percaya, kita seharusnya menyadari bahwa
tubuh kita adalah tempat tinggal Allah yang kudus. Dalam 1 Korintus 6:19-20,
Paulus mengingatkan kita dengan tegas: “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu
adalah bait Roh Kudus yang ada di dalam kamu, yang kamu peroleh dari Allah? Dan
bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dengan harga yang
mahal. Karena itu, muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”
Bayangkan
ini, tubuhmu—ya, tubuh yang kita bawa kemana-mana ini—adalah tempat tinggal
Allah. Tuhan tidak hanya tinggal di hati kita, tapi juga dalam tubuh kita. Itu
berarti, tubuh kita memiliki nilai yang sangat tinggi. Seperti kendaraan yang
sangat berharga, tubuh kita perlu dirawat, dipelihara, dan dihargai dengan
penuh kesadaran.
Saya ingin
membawa kita pada sebuah ilustrasi yang sederhana, tetapi sangat menggugah.
Coba bayangkan seorang sopir yang diberi mobil mewah oleh bosnya. Mobil itu
adalah hadiah yang sangat berharga, penuh kemewahan, dan mewah. Namun, bukannya
merawat mobil itu dengan penuh hati-hati, sopir tersebut justru memakainya
untuk balapan liar, menghancurkan dan merusaknya seakan-akan mobil itu tidak
berharga. Ketika sang bos bertanya, “Kenapa kamu rusak mobilku?” Sopir itu
menjawab dengan enteng, “Ah, kan saya yang pakai!”
Saudaraku,
kadang kita memperlakukan tubuh kita seperti sopir itu memperlakukan mobilnya.
Kita merasa bahwa tubuh ini milik kita sepenuhnya, dan kita bebas
mengendalikannya sesuka hati. Mungkin kita malas olahraga, makan sembarangan,
tidur larut malam, atau bahkan berlama-lama berada di depan layar gadget. Kita
lupa bahwa tubuh ini adalah milik Tuhan. Tuhan yang telah membelinya dengan
harga yang sangat mahal: darah Kristus! Dengan cara hidup yang sembarangan,
kita telah merusak apa yang telah Tuhan percayakan pada kita.
Lalu, saya
ingin mengingatkan kita dengan sebuah sentilan humor yang sering kali terjadi
dalam kehidupan kita sehari-hari. Ada saat-saat kita berpikir, “Ah, tubuhku
kuat kok, makan apa saja nggak masalah.” Tetapi, kenyataannya, setelah beberapa
waktu tubuh kita mulai memberikan sinyal peringatan. Setelah semalam suntuk
makan mie instan atau begadang tanpa henti, tubuh mulai protes. Misalnya,
punggung pegal, perut kembung, atau sakit kepala yang datang tak terduga.
Hati-hati, saudaraku, jangan sampai Tuhan menegur kita dengan cara yang tidak
kita harapkan: lewat kesehatan yang menurun!
Mari kita
belajar untuk lebih bijak. Ingat, tubuh kita adalah bait Allah! Sudah saatnya
kita memperlakukan tubuh ini dengan rasa syukur dan tanggung jawab. Kita harus
sadar bahwa tubuh ini adalah tempat Tuhan bekerja dalam hidup kita. Tuhan ingin
kita sehat, kuat, dan penuh energi agar kita bisa melakukan segala
pekerjaan-Nya dengan maksimal.
Saya
teringat akan kesaksian seorang ibu di jemaat saya yang bisa menjadi contoh
nyata perubahan besar. Dulu, ibu ini hidup sangat sembarangan—makan tidak
teratur, sering begadang, dan tidak pernah melakukan olahraga. Tubuhnya mulai
menunjukkan tanda-tanda kelelahan, bahkan beberapa kali sakit yang cukup parah.
Namun, suatu hari dia sadar bahwa tubuhnya adalah bait Allah, dan jika dia
merusaknya, itu bukan hanya merugikan dirinya, tetapi juga melukai Allah yang
telah memberinya tubuh itu. Mulailah dia berubah. Dia mulai makan dengan lebih
teratur, tidur cukup, dan mulai berolahraga. Hasilnya luar biasa! Tidak hanya
tubuhnya yang semakin sehat, tetapi dia juga lebih aktif melayani Tuhan.
Bahkan, sekarang dia menjadi inspirasi bagi orang lain yang ingin menjalani
hidup lebih sehat.
Saudaraku,
melalui kisah ibu ini, kita diajak untuk menyadari bahwa tubuh kita bukanlah
sesuatu yang bisa kita perlakukan sembarangan. Setiap tindakan kita terhadap
tubuh ini harus mencerminkan rasa hormat kita kepada Tuhan. Ketika kita merawat
tubuh ini, kita sedang memuliakan Tuhan. Dan melalui tubuh yang sehat, kita
bisa melayani Tuhan dengan lebih maksimal.
Ingat, tubuh
kita ini adalah milik Allah. Jangan sia-siakan! Seperti mobil mewah yang
diberikan oleh bos untuk kita gunakan dengan baik, tubuh ini adalah pemberian
Tuhan yang sangat berharga. Rawatlah tubuhmu, peliharalah dengan baik, dan
gunakanlah untuk kemuliaan-Nya. Tuhan tidak hanya peduli dengan roh kita,
tetapi juga dengan tubuh kita. Jadi, mari kita mulai memperlakukan tubuh kita
dengan penuh rasa hormat, bukan hanya untuk kebaikan kita, tetapi juga untuk
kemuliaan Allah.
Jadi, mari
kita renungkan: Apakah kita sudah cukup menghargai tubuh yang Tuhan percayakan
kepada kita? Sudahkah kita memperlakukan tubuh ini dengan penuh kesadaran bahwa
tubuh ini bukan milik kita, tetapi milik Tuhan yang harus kita muliakan? Tuhan
ingin kita sehat, bahagia, dan hidup dengan penuh semangat. Semoga kita semua
bisa menjalani hidup ini dengan penuh tanggung jawab, menjaga tubuh kita, dan memuliakan
Tuhan melalui tubuh yang sehat ini.
2. Persembahan yang Hidup untuk
Tuhan (Roma 12:1)
Saudaraku
yang terkasih, kita sudah membahas bahwa tubuh kita adalah milik Allah, dan
hari ini kita melangkah lebih dalam ke dalam panggilan kita untuk
mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup bagi Tuhan. Dalam
Roma 12:1, Paulus menulis dengan jelas, “Karena itu, saudara-saudaraku, demi
kemurahan Allah, aku menasihatkan kamu: Persembahkanlah tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah; itu adalah
ibadahmu yang sejati.”
Apa yang
dimaksud dengan “persembahan yang hidup”? Sebagai orang percaya, kita tidak
hanya dipanggil untuk mempersembahkan doa atau pujian kita saja, tetapi juga
tubuh kita! Ya, tubuh kita harus menjadi persembahan yang hidup bagi
Tuhan—berarti kita harus memelihara tubuh kita, menjaganya tetap sehat, dan
menggunakannya dengan sebaik-baiknya untuk kemuliaan-Nya.
Sebagai
ilustrasi, coba bayangkan sebuah tukang kebun yang mencoba menanam pohon dengan
cangkul yang patah. Tentu saja, pekerjaan itu akan sangat sulit dan tidak efektif.
Begitu juga tubuh kita. Jika tubuh kita tidak sehat, lemah, atau bahkan rusak
karena kebiasaan buruk, bagaimana kita bisa melayani Tuhan dengan maksimal?
Kalau tubuh kita lemah, tenaga kita terbatas, dan semangat kita pun akan
menurun. Pelayanan yang kita lakukan untuk Tuhan akan terganggu karena kita
tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk menjalankannya.
Pikirkan
tentang seorang atlet yang sedang bersiap untuk bertanding. Atlet tersebut
pasti menjaga tubuhnya dengan baik—mereka makan dengan teratur, berlatih dengan
keras, tidur cukup, dan menjaga kesehatan mereka. Mengapa? Karena tubuh yang
sehat adalah alat utama yang akan membantu mereka mencapai kemenangan. Begitu
juga dengan kita, dalam pelayanan kepada Tuhan, tubuh yang sehat adalah alat
yang efektif. Tuhan memanggil kita untuk menggunakan tubuh kita untuk hal-hal
yang mulia. Tapi jika tubuh kita lemah, bagaimana kita bisa menjalankan
panggilan Tuhan dengan sepenuh hati dan tenaga?
Ada satu hal
yang sering kita lupakan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu bagaimana kita
memperlakukan tubuh kita. Kita sering kali lebih fokus pada apa yang kita
miliki di luar—pakaian, kendaraan, rumah, atau bahkan pekerjaan—namun kita
sering mengabaikan tubuh kita, yang sebenarnya adalah alat yang Tuhan berikan untuk
kita memuliakan-Nya. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk
mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang
berkenan kepada Allah. Apa yang kita makan, bagaimana kita beristirahat, dan
bagaimana kita merawat tubuh kita adalah bentuk ibadah kita yang sejati.
Kini, mari
kita berbicara sedikit tentang humor yang mungkin kita sering alami. Banyak
dari kita yang kadang-kadang berpikir, “Ah, tubuhku nggak masalah, masih kuat
kok!” Namun, kita sering kali juga menjadi seperti “kotak P3K” yang ada di
kantor—diletakkan di pojok, jarang digunakan, dan hanya diambil ketika ada
masalah besar atau darurat. Bayangkan kalau tubuh kita seperti itu: hanya
digunakan kalau ada masalah besar. Nah, Tuhan tidak mau tubuh kita menjadi "alat
cadangan" yang hanya dipakai sesekali. Tuhan memanggil kita untuk
mempersembahkan tubuh kita secara aktif dan terus-menerus. Jangan sampai kita
baru mulai menjaga tubuh kita ketika sudah sakit atau tubuh kita sudah lemah.
Saat itu sudah terlambat! Tubuh kita harus digunakan dengan baik setiap hari,
bukan hanya ketika kita merasa darurat atau butuh bantuan.
Salah satu
hal yang penting dalam mempersembahkan tubuh kita kepada Tuhan adalah dengan
menjaga kesehatan kita. Menjaga kesehatan bukan hanya soal makan makanan sehat
dan berolahraga—itu penting, tapi lebih dari itu, menjaga kesehatan tubuh juga
mencakup bagaimana kita menjaga keseimbangan hidup kita. Apakah kita cukup
tidur? Apakah kita mengatur waktu dengan bijak antara pekerjaan, pelayanan, dan
waktu istirahat? Semua itu harus kita perhatikan, karena tubuh yang sehat
adalah alat yang Tuhan berikan untuk kita melayani-Nya.
Saya ingin
berbagi sebuah kesaksian yang dapat menginspirasi kita. Ada seorang pemuda yang
saya kenal, yang dulunya sering sakit-sakitan. Ia memiliki pola hidup yang
tidak sehat—sering begadang, makan tidak teratur, dan kurang berolahraga. Semua
itu mulai memengaruhi tubuhnya, dan akhirnya ia merasa lelah dan tidak bisa
melayani dengan baik. Namun, suatu hari dia merenungkan firman Tuhan dalam Roma
12:1, yang mengingatkannya untuk mempersembahkan tubuhnya sebagai persembahan
yang hidup. Ia pun mulai berubah. Ia mulai rutin berolahraga, mengatur pola
makan dengan lebih baik, dan tidur yang cukup. Hasilnya? Tubuhnya semakin kuat
dan sehat. Tidak hanya itu, semangat pelayanannya pun semakin meningkat. Dia
bisa melayani dengan lebih baik, lebih aktif, dan lebih bersemangat. Bahkan,
tubuhnya yang sehat kini menjadi berkat bagi orang lain, karena ia bisa lebih
banyak melayani dan memberikan dampak positif dalam komunitasnya.
Saudaraku,
melalui kesaksian ini, kita belajar bahwa menjaga tubuh adalah sebuah tanggung
jawab yang besar, yang seharusnya kita lakukan dengan penuh kesadaran. Kita
tidak hanya menjaga tubuh kita untuk diri kita sendiri, tetapi untuk Tuhan dan
pelayanan-Nya. Kita dipanggil untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai
persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada-Nya. Ketika kita menjaga
tubuh kita, kita sedang menunjukkan kepada Tuhan bahwa kita menghargai
anugerah-Nya, dan kita ingin tubuh ini menjadi alat yang digunakan untuk
melayani-Nya.
Jadi, mari
kita tanyakan pada diri kita sendiri: Apakah tubuh kita sudah dipersembahkan
kepada Tuhan dengan cara yang baik? Apakah kita menjaga tubuh kita agar tetap
sehat dan kuat untuk melayani Tuhan? Mari kita berkomitmen untuk
mempersembahkan tubuh kita dengan cara yang memuliakan-Nya. Ingatlah, tubuh
kita adalah alat yang sangat penting dalam pekerjaan Tuhan, dan kita dipanggil
untuk menggunakannya dengan bijaksana, agar kita bisa terus melayani-Nya dengan
semangat yang penuh dan kekuatan yang Tuhan berikan.
Semoga hari
ini, kita semua terinspirasi untuk merawat tubuh kita, mempersembahkannya
sebagai persembahan yang hidup bagi Tuhan, dan terus melayani-Nya dengan
segenap hati dan tenaga. Tuhan memanggil kita untuk menjadi saksi-Nya yang
hidup, dan tubuh kita adalah alat yang digunakan dalam tugas mulia itu. Mari
kita gunakan tubuh ini untuk tujuan yang baik, untuk kemuliaan nama Tuhan.
3. Tubuh yang
Diciptakan dengan Dahsyat dan Ajaib (Mazmur 139:14)
Saudaraku
yang terkasih, ada suatu kebenaran yang luar biasa yang perlu kita renungkan:
tubuh kita adalah ciptaan yang dahsyat dan ajaib dari Tuhan. Daud menulis dalam
Mazmur 139:14, “Aku bersyukur kepada-Mu, karena aku diperlakukan dengan dahsyat
dan ajaib. Ajaib apa yang Kaudahkan! Jiwaku benar-benar menyadari hal itu.” Ini
adalah sebuah pujian yang datang dari hati yang penuh rasa takjub atas karya
ciptaan Tuhan, yang dalam hal ini, adalah tubuh manusia.
Kita
seringkali menganggap tubuh kita sebagai hal yang biasa saja, sesuatu yang
hanya terdiri dari kumpulan organ-organ, tulang, daging, dan sel-sel. Namun,
Daud mengingatkan kita bahwa tubuh kita adalah karya seni yang sangat luar
biasa. Tubuh kita bukan sekadar organ yang saling terhubung, tetapi setiap
bagian dari tubuh ini dirancang dengan sangat detail oleh Tuhan untuk tujuan
yang mulia—untuk memuliakan Dia! Setiap detil tubuh kita, mulai dari jari-jari
tangan kita yang mampu menulis dan menyentuh, hingga mata kita yang bisa
melihat keindahan dunia, adalah manifestasi dari kebesaran dan kebaikan Tuhan.
Pernahkah
Anda melihat jam tangan mahal seperti Rolex? Banyak orang yang memiliki jam
tangan mewah ini menjaga dan merawatnya dengan sangat hati-hati. Mereka tidak
akan sembarangan memakai jam itu, apalagi membiarkannya tergores atau rusak.
Jam tersebut sangat berharga, dan pemiliknya tahu betapa pentingnya untuk
merawatnya agar tetap berfungsi dengan baik dan indah. Nah, tubuh kita jauh
lebih berharga dari jam Rolex sekalipun! Tuhan yang menciptakan tubuh kita, dan
Dia melakukannya dengan sangat teliti dan penuh kasih. Kalau kita tahu tubuh
ini adalah karya Allah yang dahsyat dan ajaib, bagaimana kita bisa merawatnya
dengan sembarangan?
Bayangkan
jika kita memperlakukan tubuh kita seperti jam Rolex yang mahal, dengan penuh
kehati-hatian, perhatian, dan rasa hormat. Kita pasti akan menjaga kesehatan
tubuh kita dengan lebih baik, tidak membiarkannya terpapar kebiasaan buruk yang
merusaknya. Tubuh kita bukan hanya alat untuk hidup, tetapi juga alat yang Tuhan
berikan untuk kita memuliakan-Nya. Dengan menjaga tubuh kita, kita sebenarnya
sedang menghormati karya ciptaan Tuhan yang sangat indah ini. Kita dipanggil
untuk merawatnya dengan penuh tanggung jawab.
Namun,
kenyataannya seringkali tubuh kita diperlakukan seperti benda yang sudah tidak
penting. Kita makan sembarangan, tidur tidak cukup, tidak berolahraga, dan
meremehkan kebutuhan tubuh kita. Kadang-kadang, kita memperlakukan tubuh kita
seperti celengan ayam di rumah—selalu digunakan, tapi jarang diperhatikan atau
diperbaiki. Kalau celengan itu sudah bocor, kita baru sadar dan merasa perlu
untuk memperbaikinya. Tetapi, jangan sampai tubuh kita “bocor” sebelum kita
menyelesaikan tugas-tugas yang Tuhan percayakan kepada kita! Jika tubuh kita
tidak dijaga dengan baik, bagaimana kita bisa melayani Tuhan dengan semangat
dan kekuatan yang maksimal? Jangan sampai tubuh yang sudah “bocor” menghalangi
kita untuk melakukan pekerjaan Tuhan dengan penuh dedikasi.
Sebagai
tambahan, ada sebuah kesaksian yang bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita.
Saya mengenal seorang dokter Kristen yang sangat peduli dengan kesehatan
tubuhnya. Setiap kali ia berinteraksi dengan pasien, ia selalu mengingatkan
mereka bahwa tubuh manusia itu seperti alat musik yang indah. Alat musik yang
tidak dirawat dengan baik, lama-lama suaranya akan hilang. Demikian juga dengan
tubuh kita. Jika tubuh kita tidak dirawat dengan baik, maka tubuh ini akan
kehilangan kemampuannya untuk berfungsi dengan optimal.
Dokter ini
tidak hanya memberi nasihat kepada pasiennya, tetapi ia sendiri juga
mempraktekkan gaya hidup sehat. Ia menjaga tubuhnya dengan makan dengan baik,
berolahraga, dan tidur cukup. Ia tahu bahwa tubuhnya adalah anugerah Tuhan yang
harus dihargai dan dirawat dengan baik. Dalam pekerjaannya sebagai dokter, ia
melayani dengan penuh kasih dan dedikasi. Semua itu ia lakukan untuk memuliakan
Tuhan yang menciptakan tubuhnya dengan dahsyat dan ajaib.
Saudaraku,
melalui kisah dokter ini, kita belajar bahwa tubuh kita adalah instrumen yang
Tuhan berikan untuk kita gunakan dalam pelayanan-Nya. Tubuh yang sehat adalah
alat yang dapat kita gunakan untuk melayani Tuhan dan sesama dengan lebih baik.
Tetapi, tubuh yang rusak atau lemah karena kebiasaan buruk kita akan membatasi
kemampuan kita untuk melayani. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk
merawat tubuh ini, karena tubuh kita adalah ciptaan yang dahsyat dan ajaib,
yang dirancang oleh Tuhan untuk tujuan yang mulia.
Mari kita
merenungkan hal ini sejenak. Apakah kita memperlakukan tubuh kita dengan cara
yang layak, dengan penuh rasa hormat dan perhatian? Apakah kita menjaga tubuh
kita dengan baik agar kita bisa memuliakan Tuhan melalui setiap tindakan yang
kita lakukan? Ingatlah, tubuh kita adalah karya seni Tuhan yang sangat luar
biasa. Kita harus merawatnya agar bisa digunakan secara maksimal untuk
kemuliaan Tuhan.
Jadi, mari
kita berkomitmen untuk merawat tubuh kita dengan baik. Jangan biarkan tubuh
kita rusak karena kebiasaan buruk atau kelalaian kita. Sebagai persembahan yang
hidup bagi Tuhan, kita harus menjaga tubuh ini dengan penuh rasa syukur dan
tanggung jawab. Tuhan telah menciptakan tubuh kita dengan cara yang dahsyat dan
ajaib, dan sudah sepatutnya kita memperlakukan tubuh ini dengan penuh
penghargaan. Dengan tubuh yang sehat, kita bisa melayani Tuhan dengan lebih
baik, melakukan pekerjaan-Nya dengan lebih efektif, dan membawa dampak yang
positif bagi dunia di sekitar kita.
Mari kita
rawat tubuh ini sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada
Tuhan, agar melalui tubuh ini kita bisa terus memuliakan nama-Nya. Tuhan telah
memberikan kita tubuh yang luar biasa—sekarang saatnya kita merawatnya dan
menggunakannya untuk tujuan yang mulia.
4. Merawat Tubuh adalah Wujud
Ketaatan
Saudaraku yang terkasih, kita sering kali terjebak dalam pandangan bahwa hidup sehat hanya berkaitan dengan menjaga fisik—seperti makan makanan bergizi, berolahraga, atau tidur yang cukup. Memang benar, semua hal ini sangat penting, tetapi ada hal yang lebih mendalam yang perlu kita pahami: hidup sehat bukan hanya soal fisik, tetapi juga bagian dari ketaatan rohani kita kepada Tuhan. Ketika kita menjaga tubuh kita, kita tidak hanya merawat tubuh fisik kita, tetapi juga menunjukkan ketaatan kita kepada Allah sebagai warga kerajaan-Nya.
Tuhan telah
memberikan tubuh kita sebagai karunia yang luar biasa, dan kita memiliki
tanggung jawab untuk menjaga dan merawatnya. Dalam Roma 12:1, kita dipanggil
untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan
berkenan kepada Allah. Ini bukan sekadar tindakan fisik, tetapi tindakan rohani
yang menunjukkan keseriusan kita dalam menaati Allah. Pola makan yang sehat,
istirahat yang cukup, dan olahraga yang teratur adalah bagian dari tanggung
jawab kita sebagai bagian dari kerajaan Allah. Ketika kita mengabaikan tubuh
kita, kita sebenarnya mengabaikan panggilan Tuhan untuk menjaga anugerah-Nya
dengan bijaksana.
Mari kita
lihat ilustrasi berikut: seorang pemain piano profesional. Setiap hari, ia
melatih jarinya dengan tekun, agar tetap lentur dan kuat. Jika ia lalai dalam
melatih jarinya, tentu saja permainan piano-nya akan menurun. Begitu juga
dengan tubuh kita—jika kita tidak merawat tubuh ini, maka pelayanan kita bisa
terganggu. Ketika tubuh kita lemah, kurang sehat, atau tidak bugar, bagaimana
kita bisa melayani Tuhan dan sesama dengan sepenuh hati? Pelayanan kita akan
terbatas jika kita tidak merawat tubuh ini dengan baik.
Ada sebuah
sentilan humor yang sering kita alami, bukan? Terkadang kita merasa tubuh kita
seperti “senter tua” yang nyalanya sebentar, lalu langsung mati karena baterai
habis. Betapa sering kita mengabaikan tubuh kita, membiarkannya kelelahan tanpa
memperhatikan kebutuhan fisik kita. Jika tubuh kita tidak dirawat, tenaganya
akan cepat habis, dan kita akan merasa kelelahan atau bahkan sakit. Tuhan tidak
ingin kita seperti “senter tua” yang kehabisan tenaga. Sebaliknya, kita
dipanggil untuk menjaga tubuh ini agar tetap sehat dan siap sedia, siap
digunakan untuk kemuliaan-Nya.
Saya ingin
berbagi kesaksian yang sangat menginspirasi. Seorang penginjil terkenal pernah
berkata, “Saya menjaga tubuh ini seperti menjaga mikrofon saya. Jika mikrofon
rusak, maka firman tidak bisa disampaikan dengan jelas.” Penginjil ini memahami
betul bahwa tubuhnya adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan firman
Tuhan. Oleh karena itu, ia menjaga tubuhnya dengan sangat baik. Ia makan dengan
sehat, berolahraga secara teratur, dan cukup tidur, karena ia tahu bahwa tubuh
yang sehat memungkinkan dia untuk melayani Tuhan dengan lebih baik dan lebih
kuat. Bahkan hingga usia lanjut, ia tetap bisa melayani dengan penuh semangat,
karena ia menjaga tubuhnya seperti menjaga alat pelayanan yang sangat berharga.
Saudaraku,
kita juga dipanggil untuk menjaga tubuh kita dengan cara yang sama. Tubuh kita
bukan milik kita sendiri—ia adalah alat yang diberikan Tuhan untuk kita gunakan
dalam pelayanan-Nya. Jika kita tidak merawat tubuh ini, kita sebenarnya tidak
menghargai karunia Tuhan yang telah memberikan tubuh ini kepada kita. Ketika
kita menjaga tubuh kita, kita menunjukkan bahwa kita serius dalam menaati Allah
dan memuliakan nama-Nya.
Kesimpulan
yang bisa kita ambil adalah bahwa tubuh kita adalah karunia ilahi yang harus
dijaga dengan penuh rasa hormat. Merawat tubuh bukan hanya soal kesehatan,
tetapi juga merupakan bentuk ketaatan kita kepada Tuhan. Tuhan telah memberikan
hidup-Nya bagi kita, dan sebagai warga kerajaan-Nya, kita dipanggil untuk
menjaga tubuh kita dengan baik, agar kita bisa terus melayani Tuhan dengan
penuh semangat, kekuatan, dan dedikasi.
Mari kita
bersama-sama berkomitmen untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai alat
kemuliaan Allah. Ingatlah, tubuh kita adalah harta kerajaan yang berharga—sama
seperti mikrofon yang digunakan untuk menyampaikan firman Tuhan, tubuh kita
adalah alat yang digunakan untuk menyebarkan kasih dan kebenaran-Nya. Jangan
biarkan tubuh kita rusak karena kelalaian kita. Sebaliknya, mari kita rawat
tubuh ini dengan penuh rasa syukur, agar kita bisa terus menjadi alat yang berguna
di tangan Tuhan, melayani-Nya dengan segenap kekuatan dan hati kita.
Tuhan
memanggil kita untuk hidup sehat, bukan hanya demi diri kita sendiri, tetapi
untuk kemuliaan-Nya. Dengan tubuh yang sehat, kita dapat melayani lebih baik,
bekerja lebih efektif, dan memberi dampak positif bagi dunia di sekitar kita.
Semoga kita semua bisa mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang
hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Tuhan. Mari kita rawat tubuh ini,
bukan hanya untuk kesehatan kita, tetapi juga untuk ketaatan kita kepada Raja
yang telah memberikan hidup-Nya bagi kita. Tuhan memberkati kita semua! Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar