Teks: Lukas 2:21-40
Oleh: PS. Dr. Edi Zakarijah,M.Th.
I. Pendahuluan
Saudaraku yang terkasih, pada hari ini kita memperingati peristiwa kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus, yang datang ke dunia sebagai terang yang menyinari segala bangsa. Ketika kita merayakan Natal, kita sering kali terfokus pada bayi Yesus di palungan, di tengah-tengah suasana yang penuh sukacita. Namun, ada kisah-kisah lain yang tidak kalah penting yang juga terjadi di sekitar kelahiran-Nya—kisah tentang Simeon dan Hana, dua tokoh yang sepuh namun memiliki iman yang begitu kuat dan ampuh. Mereka adalah saksi-saksi hidup yang pertama kali mengakui dan menyatakan Yesus sebagai Mesias, Sang Penyelamat.
Hari ini, saya ingin mengajak kita untuk melihat apa yang dapat kita pelajari dari kehidupan Simeon dan Hana, dan bagaimana mereka dapat menjadi teladan iman bagi kita semua. Tema kita adalah "Yang Sepuh yang Ampuh", dan saya ingin mengakhiri khotbah ini dengan ajakan untuk datang kepada Yesus, dengan tema Natal yang mengatakan: “Marilah Sekarang Kita ke Betlehem”. Mari kita mulai dengan melihat sosok orang-orang yang sudah sepuh ini.
II. Yang Sepuh yang Ampuh: Iman yang Kokoh dalam Menanti Janji Tuhan
Pada saat kelahiran Yesus, ada dua tokoh penting yang hadir di Bait Allah di Yerusalem, yaitu Simeon dan Hana. Keduanya sudah sepuh, dan hidup mereka penuh dengan harapan yang kokoh akan janji Tuhan. Namun, meskipun mereka sudah lanjut usia, mereka bukanlah orang-orang yang mudah menyerah atau kehilangan pengharapan. Sebaliknya, mereka adalah contoh hidup orang yang ampuh dalam iman, meskipun usia mereka sudah lanjut.
Simeon: Seorang yang Menantikan Penghiburan Israel
Lukas 2:25 mencatat bahwa Simeon adalah seorang yang "menantikan penghiburan bagi Israel," dan “Roh Kudus ada pada-Nya.” Simeon adalah seorang yang menanti janji Tuhan dengan penuh kesabaran dan ketekunan. Kita tahu bahwa janji Tuhan mengenai Mesias sudah ada sejak zaman nabi-nabi, namun pada saat Simeon hidup, janji itu belum terwujud. Walaupun sudah usia lanjut, Simeon tidak pernah kehilangan harapan. Dia tetap hidup dalam pengharapan akan datangnya penyelamat.
Ketika akhirnya dia melihat bayi Yesus yang dibawa oleh Maria dan Yusuf ke Bait Allah untuk disunat, Simeon menyambut Yesus dengan sukacita yang luar biasa. Dia mengucapkan kata-kata yang luar biasa, “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini mati dalam damai sejahtera, karena mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu” (Lukas 2:29-30). Bagi Simeon, kelahiran Yesus adalah penggenapan janji keselamatan yang telah lama dinantikan oleh umat Israel.
Saudaraku, meskipun usia Simeon sudah tua, imannya tetap kokoh dan kuat. Dia adalah contoh yang sangat berharga bagi kita, bahwa dalam kehidupan yang penuh dengan tantangan, kita tetap dapat hidup dalam pengharapan yang kokoh akan janji Tuhan, meskipun kita harus menunggu dalam waktu yang panjang. Iman yang kokoh adalah kekuatan sejati yang tidak tergerus oleh waktu atau keadaan.
Hana: Seorang Nabi yang Setia Berdoa dan Menantikan Tuhan
Selain Simeon, ada seorang perempuan bernama Hana yang juga menjadi saksi kelahiran Yesus. Hana adalah seorang nabi yang sudah sangat lanjut usia. Dalam Lukas 2:36-38, kita diberitahu bahwa Hana adalah seorang janda yang telah hidup bersama suaminya hanya tujuh tahun setelah menikah, dan sekarang dia berusia 84 tahun. Meski telah mengalami banyak penderitaan, Hana tetap setia di Bait Allah, berdoa dan berpuasa siang malam.
Ketika dia melihat Yesus, Hana pun mengenali-Nya sebagai Mesias. Dia berbicara tentang Yesus kepada semua orang yang menantikan pembebasan Jerusalem. Seperti Simeon, Hana juga menjadi saksi pertama atas penggenapan janji Tuhan. Dia tidak hanya menyaksikan, tetapi juga memberitakan kabar sukacita kepada orang lain.
Hana mengajarkan kita bahwa, meskipun hidup penuh dengan tantangan dan kehilangan, kita tetap bisa hidup dengan sukacita dan pengharapan dalam Tuhan. Seperti Simeon dan Hana, kita bisa tetap setia menantikan kedatangan Tuhan dalam hidup kita, dan bahkan pada usia senja sekalipun, Tuhan masih memberikan kita tugas untuk menyaksikan dan memberitakan kebaikan-Nya.
III. Penggenapan Janji Tuhan dalam Yesus Kristus
Simeon dan Hana menyaksikan kelahiran Yesus sebagai penggenapan janji Tuhan yang sudah lama dinantikan. Kelahiran Yesus bukan sekadar peristiwa sejarah, tetapi adalah janji keselamatan yang datang kepada dunia. Simeon menyebut Yesus sebagai “terang yang menyinari bangsa-bangsa” dan “kemuliaan bagi umat Israel” (Lukas 2:32). Yesus adalah penggenapan dari nubuat-nubuat yang ada dalam Kitab Perjanjian Lama.
Yesus datang ke dunia untuk membawa terang dalam kegelapan. Dia adalah keselamatan yang disediakan Allah bagi umat manusia. Seperti Simeon dan Hana yang menanti dengan penuh iman, kita juga dipanggil untuk menerima Yesus sebagai Mesias dan Juruselamat kita. Kelahiran Yesus adalah kabar sukacita bagi seluruh dunia. Bagi Simeon, melihat Yesus adalah alasan untuk beristirahat dengan damai, karena dia tahu bahwa janji Tuhan telah digenapi.
Saudaraku, Natal adalah momen untuk kita mengingat bahwa Tuhan yang setia terhadap janji-Nya telah datang ke dunia. Namun, lebih dari itu, Natal adalah ajakan bagi kita untuk datang dan menyaksikan Yesus—terang yang menyinari dunia. Apakah kita masih menunggu janji Tuhan? Apakah kita, seperti Simeon dan Hana, tetap setia dalam iman menantikan kedatangan-Nya yang penuh kasih?
IV. Marilah Sekarang Kita ke Betlehem
Pada bagian akhir khotbah ini, saya ingin mengajak kita untuk merenung lebih dalam. Tema Natal yang sering kita dengar adalah: "Marilah Sekarang Kita ke Betlehem." Betlehem adalah tempat di mana Yesus lahir, tetapi ajakan ini lebih dari sekadar perjalanan fisik. Itu adalah ajakan spiritual untuk datang kepada Yesus, untuk melihat Dia sebagai Tuhan yang datang membawa keselamatan.
Simeon dan Hana telah datang kepada Yesus dan mengakui Dia sebagai Mesias. Mereka menyaksikan Yesus dan memberitakan Dia kepada dunia. Sebagai orang yang telah menerima keselamatan-Nya, kita juga dipanggil untuk datang kepada-Nya dan mengakui Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat kita.
Marilah kita juga datang ke Betlehem, tempat kelahiran Yesus, untuk melihat dan menerima-Nya dengan penuh sukacita. Natal mengajak kita untuk tidak hanya merayakan kelahiran-Nya, tetapi juga untuk mengundang-Nya masuk ke dalam hidup kita. Marilah kita menjadikan Yesus pusat kehidupan kita, dan seperti Simeon dan Hana, menjadi saksi-saksi iman yang memberitakan kabar baik kepada dunia.
V. Penutupan
Saudaraku, Natal adalah waktu yang penuh dengan sukacita dan harapan baru. Seperti Simeon dan Hana yang tetap beriman meskipun usia mereka telah lanjut, mari kita juga hidup dalam pengharapan yang teguh akan janji Tuhan. Dan marilah kita datang ke Betlehem—bukan hanya secara fisik, tetapi secara rohani—untuk menyaksikan dan menerima Yesus sebagai Juruselamat kita. Natal mengundang kita untuk melihat Yesus bukan hanya sebagai bayi di palungan, tetapi sebagai Tuhan yang membawa terang, keselamatan, dan hidup bagi setiap kita.
Selamat Natal! Marilah kita datang kepada Yesus, sumber keselamatan kita. Tuhan memberkati kita semua.
Semoga khotbah ini dapat menjadi berkat bagi jemaat Anda, mengajak mereka untuk melihat Yesus lebih dalam dan menerima-Nya dengan iman yang kokoh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar