Kasih Yang Mempersatukan Warga Kerajaan Allah

 


Nats: Kolose 3:12-14; Yohanes 13:34-35; Roma 12:9-10

 


Hari ini, kita akan membahas tentang kasih yang mempersatukan kita sebagai warga kerajaan Allah. Tema ini penting, karena tanpa kasih, segala yang kita lakukan sebagai umat Tuhan akan sia-sia. Kasih adalah dasar dari kehidupan kerajaan Allah, yang menyatukan kita dalam satu tubuh, yaitu gereja. Jadi, mari kita mulai dengan melihat apa yang dikatakan Alkitab tentang kasih yang sejati.

I. Kasih Adalah Identitas Seorang Warga Kerajaan Allah 

Dalam Kolose 3:12-14, Rasul Paulus menegaskan bahwa kasih adalah atribut utama yang harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku sebagai warga kerajaan Allah. "Pakaikanlah dirimu dengan belas kasihan, kebaikan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran. Tahanlah dan ampuni satu sama lain, jika seorang mempunyai keluhan terhadap yang lain. Tetapi di atas semuanya itu, kenakanlah kasih, karena kasih itulah yang mempersatukan dan menyempurnakan segala sesuatu."

Pernahkah kita mendengar tentang baju superhero? Bayangkan seorang pahlawan super yang pergi beraksi tanpa jubah dan logo khasnya. Siapa yang akan tahu kalau dia adalah superhero? Sama halnya, kasih adalah jubah kita sebagai warga kerajaan Allah. Tanpa kasih, kita tidak bisa dikenali sebagai orang-orang yang hidup dalam kerajaan-Nya. Kasih adalah identitas kita. Itulah yang membedakan kita dari dunia ini.

Kasih menyatukan segala sifat yang baik: belas kasihan, kebaikan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran. Jika kita ingin menjadi orang yang sungguh-sungguh hidup di bawah pemerintahan Allah, kita harus mengenakan kasih itu di atas semuanya. Tanpa kasih, semua perbuatan baik kita tidak akan memiliki dampak yang kekal.

II. Kasih Mengajarkan Kita untuk Mengasihi Tanpa Syarat 

Yohanes 13:34-35 mengajarkan kita bahwa kasih yang sejati adalah kasih yang tidak bergantung pada kondisi atau keadaan. "Aku memberi perintah baru kepada kamu: Kasihilah seorang akan yang lain; seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian juga kamu harus saling mengasihi."

Pernahkah kita merasakan diabaikan atau disakiti oleh seseorang yang kita kasihi? Dalam situasi seperti ini, seringkali kita merasa sulit untuk memberikan kasih. Namun, kasih Kristus kepada kita bukanlah kasih yang bergantung pada keadaan kita. Meskipun kita sering mengecewakan-Nya, Dia tetap mengasihi kita dengan kasih yang tidak bersyarat.

Kasih seperti ini adalah kasih yang mempersatukan kita. Tidak ada yang lebih mengesankan bagi dunia daripada melihat orang-orang yang saling mengasihi tanpa syarat, tanpa mengingat kesalahan atau perbedaan di antara mereka. Inilah yang menjadi tanda bahwa kita adalah pengikut Kristus, dan hal ini menjadi kesaksian yang hidup bagi dunia.

III. Kasih Mengalahkan Egoisme dan Mendorong Kerendahan Hati 

Roma 12:9-10 mengajarkan kita untuk hidup dalam kasih yang tulus. "Hendaklah kasih itu tanpa kepura-puraan. Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi dengan kasih yang tulus ikhlas, saling mendahului dalam memberi hormat."

Di dunia ini, kita sering diajarkan untuk mengutamakan diri kita sendiri. Namun, kasih yang sejati menuntut kita untuk merendahkan diri dan lebih mementingkan kepentingan orang lain. Kita diajak untuk mengalahkan egoisme yang seringkali menjadi penghalang dalam hubungan kita dengan sesama.

Pernahkah kita melihat dua orang yang bertengkar hanya karena ingin memenangkan pendapatnya? Atau kita sendiri yang merasa lebih benar dari orang lain dalam sebuah perdebatan? Kasih yang mempersatukan kerajaan Allah justru mengajak kita untuk mendahulukan orang lain, untuk lebih mendengarkan dan mengerti, daripada selalu ingin terlihat benar. Dalam kasih, kita belajar untuk merendahkan hati, mengakui bahwa setiap orang juga memiliki nilai yang sama di hadapan Tuhan.

IV. Kasih Sebagai Pengikat yang Menyempurnakan Persatuan 

Paulus menulis dalam Kolose 3:14 bahwa kasih adalah pengikat yang menyempurnakan segala sesuatu. Kasih bukan hanya tentang berbuat baik atau menghindari kejahatan. Kasih adalah kekuatan yang menyatukan kita sebagai tubuh Kristus. Tanpa kasih, kita akan terpecah belah; dengan kasih, kita menjadi satu.

Bayangkan sebuah tim bola yang berlatih keras tetapi tidak memiliki kerjasama. Meskipun mereka berbakat secara individu, tanpa kesatuan hati dan tujuan, mereka tidak akan mampu meraih kemenangan. Begitu pula dalam gereja; kasih adalah yang menyatukan kita, seperti lem yang menempelkan potongan-potongan tubuh agar bisa bergerak bersama dalam harmoni.

Kasih adalah elemen penting dalam mempersatukan kita sebagai warga kerajaan Allah. Kasih bukan hanya sekadar perasaan, tetapi tindakan yang mengikat kita satu sama lain. Dalam kasih, kita belajar untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan juga mengasihi sesama dengan segenap jiwa.

Saudaraku, mari kita merenungkan apakah kita telah mengenakan kasih sebagai identitas kita sebagai warga kerajaan Allah. Apakah kasih yang sejati itu hadir dalam hidup kita dan mempersatukan kita dengan sesama? Saat kita mengasihi tanpa syarat, mengalahkan egoisme, dan menyatukan hati dalam kasih, kita bukan hanya menjadi warga kerajaan Allah yang sejati, tetapi juga menjadi saksi hidup bagi dunia ini.

Marilah kita saling mengasihi, bukan karena kita sempurna, tetapi karena kasih Kristus yang telah mempersatukan kita. Karena kasih itulah yang akan membawa kerajaan Allah semakin nyata di bumi ini. Amin.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar