"Marilah Sekarang Pergi ke Betlehem: Menemui Kristus yang Telah Lahir"

 

Dr. Edi Zakarijah, M.Th.

 

Pendahuluan: 

Lukas 2:15 mengajak kita untuk pergi ke Betlehem, tempat kelahiran Yesus, untuk bertemu dengan Juruselamat dunia. Sama seperti para gembala yang dengan segera pergi ke Betlehem untuk melihat dan mengalami kelahiran Kristus, kita juga dipanggil untuk datang dan bertemu dengan-Nya. Ini adalah ajakan untuk lebih mengenal Kristus dan merespons kasih-Nya.

 1. Tuhan Mengundang Kita untuk Menemui-Nya di Betlehem 

(Lukas 2:15) 

_"Sesudah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke surga, berkatalah gembala-gembala itu seorang kepada yang lain: 'Marilah sekarang kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi, yang diberitakan Tuhan kepada kita.'"_

- Yohanes 1:12 – "Tetapi semua orang yang menerima-Nya, diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya."

- Matius 11:28 – "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu."

- Ibrani 7:25 – "Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang datang kepada Allah oleh Dia, karena Ia hidup untuk selamanya untuk menjadi Pengantara mereka."

- Yohanes 14:6 – "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

Seperti para gembala yang dipanggil untuk pergi ke Betlehem, kita juga dipanggil untuk mendekat kepada Kristus yang telah lahir sebagai Juruselamat dunia. Tuhan mengundang kita untuk datang kepada-Nya dengan iman dan percaya.

 2. Betlehem Menjadi Tempat Penyataan Kasih Allah 

(Lukas 2:12) 

_"Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menemukan seorang bayi terbaring di dalam palungan dan dibungkus dengan kain lampin."_

- Yohanes 3:16 – "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal."

- Roma 5:8 – "Tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa."

- 1 Yohanes 4:9-10 – "Inilah kasih Allah kepada kita: Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita."

- 2 Korintus 5:19 – "Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus, dan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka bagi mereka."

Melalui kelahiran Yesus di Betlehem, Allah menyatakan kasih-Nya yang besar kepada dunia. Kristus datang ke dunia dalam kerendahan hati untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa dan memberikan hidup yang kekal.

 3. Betlehem Adalah Tempat yang Menyaksikan Penggenapan Janji Allah 

(Lukas 2:15-16) 

_"Mereka datang segera ke Betlehem dan mendapati Maria dan Yusuf, serta bayi itu terbaring di dalam palungan."_

- Mikha 5:2 – "Tetapi engkau, Betlehem Efrata, walaupun engkau kecil di antara ribuan kaum Yehuda, daripadamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaan-Nya sudah sejak purbakala, sejak zaman dahulu."

- Yesaya 7:14 – "Sebab itu Tuhan sendiri akan memberikan tanda ini: Sesungguhnya, seorang perempuan muda akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan akan menamakan Dia Immanuel."

- Mat 1:22-23 – "Semua ini terjadi supaya genaplah yang disampaikan Tuhan oleh nabi-Nya: 'Sesungguhnya, seorang anak dara akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Immanuel'—yang berarti: Allah menyertai kita."

- Lukas 1:70-71 – "Seperti yang difirmankan-Nya oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus, yang hidup sejak zaman purbakala, untuk menyelamatkan kita dari musuh-musuh kita."

Kelahiran Yesus di Betlehem adalah penggenapan janji Allah yang telah disampaikan melalui nabi-nabi-Nya. Betlehem menjadi tempat di mana Tuhan memenuhi janji-Nya untuk mengirimkan Juruselamat kepada umat manusia.

 4. Betlehem Mengajarkan Kita untuk Mencari Tuhan dengan Hati yang Terbuka 

(Lukas 2:20) 

_"Dan para gembala itu pun kembali, sambil memuliakan dan memuji Allah, karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, tepat seperti yang telah dikatakan kepada mereka."_

- Yeremia 29:13 – "Kamu akan mencari Aku dan menemukan Aku, apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hatimu."

- Matius 7:7 – "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu."

- Ibrani 11:6 – "Tanpa iman tidak mungkin kita berkenan kepada Allah. Karena barangsiapa mendekat kepada Allah, ia harus percaya, bahwa Allah ada dan bahwa Ia memberi upah kepada orang yang tekun mencari Dia."

- 2 Timotius 2:15 – "Usahakanlah supaya engkau berdiri sebagai orang yang tidak memalukan diri di hadapan Allah, yang tepat membagikan firman kebenaran."

Para gembala mencari Yesus dengan tekun dan mendapat pengalaman langsung dengan Juruselamat. Ini mengajarkan kita untuk mencari Tuhan dengan hati yang tulus dan terbuka, serta merespon-Nya dengan penuh syukur.

Penutupan: 

Saudara-saudari yang terkasih, panggilan untuk pergi ke Betlehem adalah ajakan untuk mencari dan menemui Yesus, Juruselamat kita. Marilah kita datang dengan hati yang penuh syukur, siap untuk menerima kasih-Nya, dan hidup dalam penggenapan janji-Nya. Tuhan memberkati kita semua.

 

 

"Marilah Sekarang Pergi ke Betlehem" (Lukas 2:15)

 

PS. Dr. Edi Zakarijah, M.Th.

 

Pendahuluan:

Saudara-saudari yang terkasih, tema kita hari ini mengajak kita untuk merenungkan peristiwa yang terjadi di Betlehem. Ketika para gembala mendengar kabar gembira tentang kelahiran Kristus, mereka segera merespon dengan iman dan tindakan. "Marilah sekarang pergi ke Betlehem," kata mereka, sebuah seruan yang mengandung pesan untuk kita hari ini—bahwa kita harus merespon panggilan Tuhan dengan segera dan sungguh-sungguh.

Mari kita lihat empat langkah penting dalam respons kita terhadap panggilan Tuhan untuk "pergi ke Betlehem."

 1. RESPON SEGERA TERHADAP PANGGILAN TUHAN 

(Lukas 2:15) 

_"Sesudah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke surga, berkatalah gembala-gembala itu seorang kepada yang lain: 'Marilah sekarang kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi, yang diberitakan Tuhan kepada kita.'"_

Poin pertama yang kita lihat adalah respon para gembala yang segera pergi ke Betlehem setelah mendengar kabar baik dari malaikat. Mereka tidak menunda, tetapi segera bertindak.

- Amsal 3:5-6 – "Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu."

- Markus 1:17 – "Yesus berkata kepada mereka: 'Ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.'"

- Yohanes 10:27 – "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku."

- Efesus 5:14 – "Sebab itu bangunlah, hai kamu yang tidur, dan bangkitlah dari antara orang mati, maka Kristus akan bercahaya atas kamu."

Kita diajak untuk merespon panggilan Tuhan dengan segera, tanpa penundaan. Sama seperti gembala yang tidak membuang waktu untuk menuju Betlehem, kita juga harus segera menanggapi panggilan Tuhan dalam hidup kita.

 2. MENCARI KEBENARAN DENGAN KERAJINAN 

(Lukas 2:15) 

_"Marilah sekarang kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi, yang diberitakan Tuhan kepada kita."_

Para gembala tidak hanya mendengar kabar dari malaikat, tetapi mereka dengan tekun pergi untuk mencari kebenaran yang diberitakan kepada mereka. Mereka ingin melihat dan mengalami sendiri keajaiban yang baru saja diumumkan.

- Yeremia 29:13 – "Kamu akan mencari Aku dan menemukan Aku, apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hatimu."

- Mat 7:7 – "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu."

- Ibrani 11:6 – "Tanpa iman tidak mungkin kita berkenan kepada Allah. Karena barangsiapa mendekat kepada Allah, ia harus percaya, bahwa Allah ada dan bahwa Ia memberi upah kepada orang yang tekun mencari Dia."

- 2 Timotius 2:15 – "Usahakanlah supaya engkau berdiri sebagai orang yang tidak memalukan diri di hadapan Allah, yang tepat membagikan firman kebenaran."

Mencari kebenaran Tuhan memerlukan ketekunan dan kerajinan. Sama seperti para gembala yang tidak puas hanya dengan mendengar, kita juga harus berusaha mencari kebenaran dengan hati yang tulus dan penuh kerinduan.

 3. MENEMUKAN KEBENARAN DALAM KESYUKURAN 

(Lukas 2:16-17) 

_"Mereka datang segera ke Betlehem dan mendapati Maria dan Yusuf, serta bayi itu terbaring di dalam palungan. Setelah melihatnya, mereka memberitakan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang anak itu."_

Para gembala menemukan apa yang telah diberitakan kepada mereka—keajaiban kelahiran Kristus. Mereka tidak hanya menemukan Yesus, tetapi juga menceritakan pengalaman mereka kepada orang lain, menunjukkan rasa syukur dan kegembiraan.

- Mazmur 107:1 – "Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya."

- Filipi 4:6-7 – "Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam doa dan permohonanmu dengan ucapan syukur segala keinginanmu kepada Allah."

- Kolose 3:17 – "Dan apa saja yang kamu perbuat dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah itu semua dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur kepada Allah, Bapa, oleh Dia."

- I Tesalonika 5:18 – "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."

Ketika kita menemukan Kristus, kita diundang untuk hidup dalam syukur dan membagikan kabar baik ini kepada orang lain. Syukur kepada Allah tidak hanya menjadi ekspresi hati, tetapi juga tindakan yang nyata dalam kehidupan kita.

 4. MELIHAT KEBESARAN TUHAN DALAM KELAHIRAN KRISTUS 

(Lukas 2:18-20) 

_"Dan semua orang yang mendengar perkataan itu heran akan apa yang disampaikan oleh para gembala kepadanya. Tetapi Maria menyimpan semua perkataan itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Dan para gembala itu pun kembali, sambil memuliakan dan memuji Allah, karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, tepat seperti yang telah dikatakan kepada mereka."_

Para gembala kembali dengan penuh pujian kepada Allah, memuliakan-Nya karena mereka telah menyaksikan sendiri apa yang telah diberitakan kepada mereka. Mereka tidak hanya melihat bayi yang terbaring di palungan, tetapi mereka juga menyaksikan kebesaran Tuhan yang terwujud dalam kelahiran Kristus.

- Lukas 4:21 – "Ia berkata kepada mereka: 'Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.'"

- Yohanes 1:14 – "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal dari Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran."

- Kolose 1:16-17 – "Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada lebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia."

- Ibrani 1:3 – "Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambaran wujud Allah yang tepat, dan menopang segala sesuatu dengan firman-Nya yang penuh kekuatan."

Kelahiran Kristus adalah tanda kebesaran Tuhan. Kita diajak untuk melihat dan merenungkan dengan hati yang penuh kekaguman dan penyembahan, mengakui kehadiran-Nya sebagai Juruselamat yang memberi hidup bagi kita.

Penutupan:

Saudara-saudari yang terkasih, panggilan Tuhan untuk "pergi ke Betlehem" bukan hanya sebuah perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan rohani yang mengundang kita untuk segera merespon panggilan-Nya, mencari kebenaran dengan kerajinan, hidup dalam syukur, dan memuliakan Tuhan atas kebesaran-Nya. Marilah kita pergi ke Betlehem, bukan hanya dengan langkah kaki kita, tetapi dengan hati yang penuh sukacita, untuk menemukan Kristus dan memberitakan kabar baik-Nya kepada dunia. Tuhan memberkati kita semua.

Amin.

 

“Yang Sepuh yang Ampuh – Marilah Sekarang Kita ke Betlehem”


 Teks: Lukas 2:21-40

Oleh: PS. Dr. Edi Zakarijah,M.Th.

 

I. Pendahuluan 

Saudaraku yang terkasih, pada hari ini kita memperingati peristiwa kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus, yang datang ke dunia sebagai terang yang menyinari segala bangsa. Ketika kita merayakan Natal, kita sering kali terfokus pada bayi Yesus di palungan, di tengah-tengah suasana yang penuh sukacita. Namun, ada kisah-kisah lain yang tidak kalah penting yang juga terjadi di sekitar kelahiran-Nya—kisah tentang Simeon dan Hana, dua tokoh yang sepuh namun memiliki iman yang begitu kuat dan ampuh. Mereka adalah saksi-saksi hidup yang pertama kali mengakui dan menyatakan Yesus sebagai Mesias, Sang Penyelamat.

Hari ini, saya ingin mengajak kita untuk melihat apa yang dapat kita pelajari dari kehidupan Simeon dan Hana, dan bagaimana mereka dapat menjadi teladan iman bagi kita semua. Tema kita adalah "Yang Sepuh yang Ampuh", dan saya ingin mengakhiri khotbah ini dengan ajakan untuk datang kepada Yesus, dengan tema Natal yang mengatakan: “Marilah Sekarang Kita ke Betlehem”. Mari kita mulai dengan melihat sosok orang-orang yang sudah sepuh ini.

II. Yang Sepuh yang Ampuh: Iman yang Kokoh dalam Menanti Janji Tuhan 

Pada saat kelahiran Yesus, ada dua tokoh penting yang hadir di Bait Allah di Yerusalem, yaitu Simeon dan Hana. Keduanya sudah sepuh, dan hidup mereka penuh dengan harapan yang kokoh akan janji Tuhan. Namun, meskipun mereka sudah lanjut usia, mereka bukanlah orang-orang yang mudah menyerah atau kehilangan pengharapan. Sebaliknya, mereka adalah contoh hidup orang yang ampuh dalam iman, meskipun usia mereka sudah lanjut.

Simeon: Seorang yang Menantikan Penghiburan Israel 

Lukas 2:25 mencatat bahwa Simeon adalah seorang yang "menantikan penghiburan bagi Israel," dan “Roh Kudus ada pada-Nya.” Simeon adalah seorang yang menanti janji Tuhan dengan penuh kesabaran dan ketekunan. Kita tahu bahwa janji Tuhan mengenai Mesias sudah ada sejak zaman nabi-nabi, namun pada saat Simeon hidup, janji itu belum terwujud. Walaupun sudah usia lanjut, Simeon tidak pernah kehilangan harapan. Dia tetap hidup dalam pengharapan akan datangnya penyelamat.

Ketika akhirnya dia melihat bayi Yesus yang dibawa oleh Maria dan Yusuf ke Bait Allah untuk disunat, Simeon menyambut Yesus dengan sukacita yang luar biasa. Dia mengucapkan kata-kata yang luar biasa, “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini mati dalam damai sejahtera, karena mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu” (Lukas 2:29-30). Bagi Simeon, kelahiran Yesus adalah penggenapan janji keselamatan yang telah lama dinantikan oleh umat Israel.

Saudaraku, meskipun usia Simeon sudah tua, imannya tetap kokoh dan kuat. Dia adalah contoh yang sangat berharga bagi kita, bahwa dalam kehidupan yang penuh dengan tantangan, kita tetap dapat hidup dalam pengharapan yang kokoh akan janji Tuhan, meskipun kita harus menunggu dalam waktu yang panjang. Iman yang kokoh adalah kekuatan sejati yang tidak tergerus oleh waktu atau keadaan.

Hana: Seorang Nabi yang Setia Berdoa dan Menantikan Tuhan 

Selain Simeon, ada seorang perempuan bernama Hana yang juga menjadi saksi kelahiran Yesus. Hana adalah seorang nabi yang sudah sangat lanjut usia. Dalam Lukas 2:36-38, kita diberitahu bahwa Hana adalah seorang janda yang telah hidup bersama suaminya hanya tujuh tahun setelah menikah, dan sekarang dia berusia 84 tahun. Meski telah mengalami banyak penderitaan, Hana tetap setia di Bait Allah, berdoa dan berpuasa siang malam.

Ketika dia melihat Yesus, Hana pun mengenali-Nya sebagai Mesias. Dia berbicara tentang Yesus kepada semua orang yang menantikan pembebasan Jerusalem. Seperti Simeon, Hana juga menjadi saksi pertama atas penggenapan janji Tuhan. Dia tidak hanya menyaksikan, tetapi juga memberitakan kabar sukacita kepada orang lain.

Hana mengajarkan kita bahwa, meskipun hidup penuh dengan tantangan dan kehilangan, kita tetap bisa hidup dengan sukacita dan pengharapan dalam Tuhan. Seperti Simeon dan Hana, kita bisa tetap setia menantikan kedatangan Tuhan dalam hidup kita, dan bahkan pada usia senja sekalipun, Tuhan masih memberikan kita tugas untuk menyaksikan dan memberitakan kebaikan-Nya.

III. Penggenapan Janji Tuhan dalam Yesus Kristus 

Simeon dan Hana menyaksikan kelahiran Yesus sebagai penggenapan janji Tuhan yang sudah lama dinantikan. Kelahiran Yesus bukan sekadar peristiwa sejarah, tetapi adalah janji keselamatan yang datang kepada dunia. Simeon menyebut Yesus sebagai “terang yang menyinari bangsa-bangsa” dan “kemuliaan bagi umat Israel” (Lukas 2:32). Yesus adalah penggenapan dari nubuat-nubuat yang ada dalam Kitab Perjanjian Lama.

Yesus datang ke dunia untuk membawa terang dalam kegelapan. Dia adalah keselamatan yang disediakan Allah bagi umat manusia. Seperti Simeon dan Hana yang menanti dengan penuh iman, kita juga dipanggil untuk menerima Yesus sebagai Mesias dan Juruselamat kita. Kelahiran Yesus adalah kabar sukacita bagi seluruh dunia. Bagi Simeon, melihat Yesus adalah alasan untuk beristirahat dengan damai, karena dia tahu bahwa janji Tuhan telah digenapi.

Saudaraku, Natal adalah momen untuk kita mengingat bahwa Tuhan yang setia terhadap janji-Nya telah datang ke dunia. Namun, lebih dari itu, Natal adalah ajakan bagi kita untuk datang dan menyaksikan Yesus—terang yang menyinari dunia. Apakah kita masih menunggu janji Tuhan? Apakah kita, seperti Simeon dan Hana, tetap setia dalam iman menantikan kedatangan-Nya yang penuh kasih?

IV. Marilah Sekarang Kita ke Betlehem 

Pada bagian akhir khotbah ini, saya ingin mengajak kita untuk merenung lebih dalam. Tema Natal yang sering kita dengar adalah: "Marilah Sekarang Kita ke Betlehem." Betlehem adalah tempat di mana Yesus lahir, tetapi ajakan ini lebih dari sekadar perjalanan fisik. Itu adalah ajakan spiritual untuk datang kepada Yesus, untuk melihat Dia sebagai Tuhan yang datang membawa keselamatan.

Simeon dan Hana telah datang kepada Yesus dan mengakui Dia sebagai Mesias. Mereka menyaksikan Yesus dan memberitakan Dia kepada dunia. Sebagai orang yang telah menerima keselamatan-Nya, kita juga dipanggil untuk datang kepada-Nya dan mengakui Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat kita.

Marilah kita juga datang ke Betlehem, tempat kelahiran Yesus, untuk melihat dan menerima-Nya dengan penuh sukacita. Natal mengajak kita untuk tidak hanya merayakan kelahiran-Nya, tetapi juga untuk mengundang-Nya masuk ke dalam hidup kita. Marilah kita menjadikan Yesus pusat kehidupan kita, dan seperti Simeon dan Hana, menjadi saksi-saksi iman yang memberitakan kabar baik kepada dunia.

V. Penutupan 

Saudaraku, Natal adalah waktu yang penuh dengan sukacita dan harapan baru. Seperti Simeon dan Hana yang tetap beriman meskipun usia mereka telah lanjut, mari kita juga hidup dalam pengharapan yang teguh akan janji Tuhan. Dan marilah kita datang ke Betlehem—bukan hanya secara fisik, tetapi secara rohani—untuk menyaksikan dan menerima Yesus sebagai Juruselamat kita. Natal mengundang kita untuk melihat Yesus bukan hanya sebagai bayi di palungan, tetapi sebagai Tuhan yang membawa terang, keselamatan, dan hidup bagi setiap kita.

Selamat Natal! Marilah kita datang kepada Yesus, sumber keselamatan kita. Tuhan memberkati kita semua.

Semoga khotbah ini dapat menjadi berkat bagi jemaat Anda, mengajak mereka untuk melihat Yesus lebih dalam dan menerima-Nya dengan iman yang kokoh.