PENDAHULUAN
Salam sejahtera
didalam Tuhan Yesus Kristus.
Tulisan
ini lahir dari pergumulan yang panjang. Selama ini iman Kristen kita disalah
pahami, sebagai akibatnya keyakinan iman kita dijadikan bahan tertawaan dan
dilecehkan. Satu sisi kita harus bangga bila kita bisa turut mengambil bagian
dalam penderitaan Kristus (1Petrus 4:13). Tetapi nanti dulu, bila penderitaan
itu diakibatkan berita yang kita sampaikan sudah benar, dalam arti sudah sesuai
dengan apa yang diberitakan oleh Alkitab. Juga bila berita yang benar tersebut
juga sudah diterima dengan akurasi yang baik, dalam arti tanpa kesalah pahaman.
Jika penderitaan itu tetap harus terjadi, ya, mari kita terima semua itu dengan
hati yang rela dan dengan sukacita yang melimpah sebagaimana seharusnya dalam
perspektif iman Kristen yang benar.
Tetapi
rupa-rupanya kesalahpahaman terhadap iman Kristen itu masih banyak terjadi.
Khususnya pemahaman tentang eksistensi Allah Bapa, Anak Allah dan Roh Kudus
sebagai 3 (tiga) pribadi, ini masih menjadi polemic yang susah dicerna oleh
banyak orang. Sebab keyakinan dasar orang yang berke-Tuhanan secara pewahyuan,
atau yang sering disebut agama Samawi adalah Tuhan itu Esa, Satu, dan tidak ada
pribadi Tuhan yang lainnya.
Karena
itu ketika kekristenan menyajikan berita keyakinan iman bahwa Tuhan itu Esa
tetapi memiliki 3(tiga) Pribadi menimbulkan reaksi yang penuh dengan
kesalahpahaman. Bahkan ada yang mulai mengelompokkan kekristen dalam agama
politeisme yang ambigu. Sebab seringkali dalam statemennya menegaskan Tuhan itu
esa, tetapi penjelasannya mengarah kepada “politeisme”.
Penulis
tidak bermaksud menghakimi, tetapi perlu adanya otokritik. Dan menurut hemat
penulis perlu pemahaman ulang secara komprehensif tentang kebenaran keesaan
Allah dan perlu penyampaian dengan pendekatan yang baru. Berbentuk tanya jawab
penulis pilih untuk memudahkan pembaca mencerna kebenaran keesaan Allah secara
Alkitabiah.
Penulis
menantikan saran dan kritik yang penting bagi peningkatan kualitas penulisan.
Dan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang turut ambil bagian
diterbitkannya buku ini. Secara khusus terima kasih kami berikan kepada bapak
Pdt. Zakharia Harry Santosa yang mendorong penulis memunculkan karya ini. Tuhan
Yesus memberkati.
Salam dan doa penulis
Pdt. Edi Zakaria
RAHASIA IBADAH
1. TANYA:
Ada Allah Bapa, Anak Allah dan Roh Kudus. Bukankah
ini menunjukkan bahwa ke-Esaan Allah adalah suatu misteri rahasia?
JAWAB:
Keagungan
rahasia ibadah orang percaya bukan terletak pada “misteri jumlah Pribadi Allah”
yang penuh keraguan. Disebut “penuh keraguan” karena tidak memiliki kejelasan
yang pasti antara Allah itu satu atau tiga. Seringkali penjelasannya adalah
Allah itu satu tetapi PribadiNya tiga dan PribadiNya tiga tetapi satu hakekat
ke-Allahan.
Alkitab
menegaskan bahwa sesungguhnya keagungan rahasia ibadah orang percaya terletak
pada “misteri inkarnasi” Kristus (inkarnasi = peristiwa Allah menyatakan
diriNya dalam rupa manusia, 1Timotius 3:16).
Inkarnasi
Kristus menimbulkan pertanyaan yang jawabannya tidak bisa dipuaskan dengan
argumentasi yang memuaskan logika manusia. Antara lain:
ü
Bagaimana mungkin Allah yang
tidak terbatas bisa mengambil wujud yang terbatas?
ü
Bagaimana mungkin Allah yang
berdiam dalam kekekalan mau masuk dan tinggal dalam dunia yang penuh kefanaan?
ü
Bagaimana mungkin Allah yang
Roh yang tidak berwujud dan tidak nampak bisa berkenan menjumpai manusia dengan
mengambil rupa manusia?
ü
Bagaimana mungkin yang maha
kuasa mengambil wujud “mahkluk yang tidak berdaya”?
ü
Bagaimana mungkin Allah yang
menciptakan segala sesuatu menjumpai manusia dengan wujud “ciptaan”?
ü
Bagaimana mungkin Allah yang
kekal bisa mati di kayu salib?
Kita
harus jujur bahwa kita tidak mempunyai jawaban yang bisa memuaskan penalaran
manusiawi terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas.
Persoalannya
adalah Alkitab dari awal sampai akhir menunjuk kepada Satu Pribadi yang menjadi
obyek sekaligus subyek penentu ketetapan penyembahan yaitu Tuhan Yesus. Yaitu Dia yang tidak
terbatas mengambil rupa terbatas dan masuk dalam dunia yang penuh keterbatasan.
Yaitu Dia yang kekal masuk dunia yang penuh kefanaan. Yaitu Dia yang adalah Roh
telah mengambil rupa daging. Yaitu Dia yang mahakuasa mengambil rupa “manusia
hamba”. Yaitu Dia Sang Pencipta mengambil rupa manusia ciptaan. Yaitu Dia yang
maha perkasa telah mati di kayu salib.
Kenyataan, itulah yang
terjadi dengan Allah yang kita sembah dalam Tuhan Yesus Kristus. Tidak ada
jawaban yang memuaskan selain kita harus memberitahu bahwa ini adalah “misteri”
atau “rahasia”. Meskipun misteri itu sudah dinyatakan secara terbuka, namun
keterbatasan kesanggupan manusia untuk memahami dan menjelaskan itulah yang
menjadikan fakta dan kebenaran itu masih relevan disebut sebagai misteri.
Namun Alkitab menegaskan
bahwa rahasia inilah yang menjadikan ibadah orang percaya menjadi “Agung”.
“Dan sesungguhnya agunglah
rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa
manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada
malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal
Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."
(1Timotius 3:16)
Jadi jelas, bahwa misteri
itu bukan pada “jumlah PribadiNya”. Alkitab tidak
pernah menggunakan istilah rahasia berkaitan dengan Pribadi Allah. Alkitab
dengan tegas menyatakan Pribadi Allah itu satu (Ulangan 6:4; Yesaya 44:24).
2. TANYA:
Mengapa
keagungan ibadah orang percaya terletak pada “misteri inkarnasi”
Kristus?
Keagungan
ibadah Kristen tidak ditentukan oleh rumitnya sebuah ritual. Juga tidak oleh
tempat dimana kita beribadah. Keagungan ibadah Kristen itu ditentukan kepada
siapa ibadah itu ditujukan, dan apa yang seharusnya mendasari ibadah tersebut.
Jika ibadah itu ditujukan kepada Pribadi yang maha agung dengan karyaNya yang
teramat agung, maka sesederhana apapun ibadah itu jika dilakukan dengan
kesungguhan hati maka ibadah itu adalah ibadah yang agung. Misteri inkarnasi
Kristus justeru menegakkan kebenaran keagungan pribadi Kristus. Mengapa
demikian?
1.
Misteri inkarnasi Kristus
menyingkapkan KASIH ALLAH yang sangat luar biasa mengagumkan (Efesus
3:18-19). Melalui inkarnasi, tampak jelas bahwa Allah begitu mengasihi manusia
sampai-sampai mengambil rupa manusia hamba yang hina dan tersalib, bahkan
menjadi apapun Ia rela lakukan asal manusia bisa terselamatkan.
2.
Misteri inkarnasi Kristus
menjelaskan betapa dalam kekayaan, hikmat dan pengetahuan
Allah yang tidak terselidiki keputusan-keputusannya (Roma 11:33-36). Skenario
penyelamatan manusia melalui inkarnasi Kristus adalah sebuah “jalan pikiran
yang tidak pernah terpikirkan”. Itulah sebabnya tidak ada agama apapun di dunia
ini yang memiliki kesamaan jalan pikiran seperti ini. Ini otentik jalan pikiran
Allah. Misteri inkarnasi ini benar-benar menegakan “jalan pikiran Allah yang
agung”.
3.
Misteri inkarnasi Kristus
menyatakan tentang betapa hebatnya kuasa Allah bagi orang percaya (Efesus
1:18-21). Misteri inkarnasi Kristus berhasil mematahkan kuasa maut melalui
korban kematiannya di kayu salib. Apalagi kuasa kehidupannya yang bekerja di
dalam dan melalui orang percaya. Inkarnasi Kristus menyingkapkan tabir rahasia
kuasa Allah yang tidak terbatas.
Misteri
inkarnasi Kristus adalah misteri yang agung, pada misteri itulah nampak nyata
keagungan Tuhan. Hal ini akan membuat ibadah orang percaya menjadi
agung sebab ibadahnya ditujukan pada Allah yang agung.
KEESAAN TUHAN YANG
ALKITABIAH
3. TANYA:
Seperti apakah
ke-Esaan Tuhan yang Alkitabiah itu?
Alkitab
berkata: “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu
esa!” (Ulangan 6:4). Kata “esa” ditulis dengan “dxa (echad)” yang berarti satu dalam arti
angka.
Pemazmur berkata:”Kepada
Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar!
Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.”(Mazmur 136:4)
Yesaya menegaskan: “Akulah
TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan
langit, yang menghamparkan bumi -- siapakah yang mendampingi Aku? --” (Yesaya
44:24). Dan masih banyak lagi ayat yang dengan tegas menyatakan bahwa Allah
itu Esa dalam pengertian SATU PRIBADI.
Jadi jelas bahwa Tuhan itu satu dan benar-benar Ia
SATU PRIBADI. Adapun Allah Bapa, Anak Allah
dan Roh Kudus adalah peranan Allah. Ibaratnya Edi Zakaria kalau di rumah
dipanggil Bapak. Kalau di Gereja dipanggil pendeta. Kalau di sekolah dipanggil guru.
Tetapi Edi Zakaria pribadinya hanya satu. Kalau Edi Zakaria ada lebih dari satu
yang paling kasihan adalah isterinya, ia pasti bingung. Demikian pun dengan Allah Bapa,
Anak Allah dan Roh Kudus sesungguhnya adalah satu Pribadi Allah yang Esa.
Kolose 2:9 berkata: “Sebab
dalam Dialah (Tuhan Yesus) berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan
ke-Allahan.”
Untuk
lebih jelas dalam memahami ayat tersebut, marilah kita ajukan beberapa pertanyaan
terhadap pernyataan ayat tersebut.
1.
Dalam berapa Pribadikah berdiam
secara jasmaniah seluruh kepenuhan keAllahan? Tentunya Satu Pribadi yaitu dalam Dialah (Tuhan
Yesus Kristus)
2.
Sebagian kepenuh-an keAllahan atau seluruh kepenuhan keAllahan yang
berdiam secara jasmaniah di dalam Tuhan Yesus Kristus? Tentunya seluruh
kepenuhan keAllahan yang berdiam secara jasmaniah dalam Tuhan Yesus Kristus,
dan bukan sebagian kepenuhan keAllahan.
3.
Apakah Tuhan Yesus tinggal dalam keAllahan atau seluruh
kepenuhan keAllah-an yang tinggal secara jasmaniah dalam Tuhan Yesus Kristus?
Yang benar adalah seluruh kepenuhan keAllahan yang tinggal dalam Tuhan Yesus
Kristus. Dan bukan Tuhan Yesus yang
tinggal dalam keAllahan.
Sebab jika Tuhan
Yesus tinggal dalam keAllah-an, berarti Tuhan Yesus adalah salah satu dari
Pribadi Allah. Dan itu berarti ayat ini membenarkan bahwa Allah memiliki
3(tiga) Pribadi. Tetapi faktanya Kolose 2:9 menegaskan bahwa seluruh kepenuhan
keAllahan yang tinggal dalam Tuhan Yesus Kristus.
4.
Jadi, bertemu siapakah jika
kita mencari Allah Bapa, Anak Allah dan Roh Kudus? Pasti bertemu Tuhan Yesus
Kristus.
5.
Berarti berjumpa dengan berapa Pribadi Allah jika kita mencari Allah
Bapa, Anak Allah dan Roh Kudus? Yang pasti, SATU PRIBADI ALLAH yang secara
jasmaniah kita temui di dalam Pribadi Tuhan Yesus Kristus.
Itulah
sebabnya dalam Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus menyebutkan: “Karena
itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” (Matius
28:19).
Perhatikan
kata ”nama”, disana digunakan hanya satu kali (tunggal), dan bukan disebut dua
atau tiga kali (jamak). Penggunaan kata “nama” tersebut secara tunggal berarti
menegaskan bahwa Allah itu SATU PRIBADI.
Itulah
sebabnya juga para murid (yaitu Para Rasul) membaptis orang-orang percaya
dengan menggunakan formula baptisan “Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus” (Kisah
Para Rasul 2:38; 8:16; 10:48; 19:5; Roma 6:3; Galatia 3:27) dan bukan
“dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus”. Bahkan tidak ada satu tokoh pun dalam
Alkitab yang dibaptis “dalam nama Allah Bapa, Anak Allah dan Roh Kudus.”
Jadi
keEsaan Tuhan yang Alkitabiah mempercayai, dan mengajarkan dengan
bersungguh-sungguh bahwa Tuhan itu hanya SATU PRIBADI, dan hanya Dia
saja SATU-SATUNYA Allah yang benar, yang menyatakan DiriNya kepada manusia di
dalam Pribadi Tuhan Yesus Kristus.
4. TANYA:
Bagaimana saya bisa
memastikan bahwa penjelasan anda tentang keEsaan Tuhan adalah penjelasan yang
Alkitabiah?
Untuk
memastikannya, anda harus meneliti kembali bahwa penjelasan kami
sesuai dengan seluruh bagian Alkitab. Kebenaran keEsaan Tuhan adalah
kebenaran yang sangat gamblang diberitakan oleh Alkitab dari Kitab Kejadian
sampai Kitab Wahyu. Karena begitu gamblang-nya sehingga tidak memerlukan
penafsiran yang berbelit-belit. Alkitab menerangkan demikian:
1.
Demi menjaga kemurnian
FirmanNya, Allah berkenan memilih Abraham dan keturunannya.
Kebenaran keEsaan Allah menjadi pertanggung jawaban
suci yang harus dijaga dan dilindungi oleh Israel dari
antara bangsa-bangsa (Kejadian 12:1-3; Ulangan 5:3-7; 31:20; Roma 3:2).
2.
Para Nabi menegaskan
kuat-kuat tentang ke Esaan Allah:
ü Musa: Keluaran
20:3; Ulangan 5:7; 6:4
ü Yesaya: Yesaya
37:16; 43:3, 11; 44:6-8, 24; 45:5
ü Zakaria: Zakharia
14:9
ü Maleakhi: Maleakhi
2:15
3.
Tuhan Yesus sendiri menegaskan
bahwa Allah itu Esa
ü Yohanes
10:30 - Aku dan Bapa adalah satu (Kata “satu” menggunakan istilah
Yunani “eij“ artinya “satu secara angka”. Sumber:
Strong no. 1520).Yohanes 14:9-10 - ”Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah
melihat Bapa.” (Yesus adalah Bapa, sebab selama ini yang dilihat Filipus hanya
Yesus).
ü Tuhan
Yesus berjanji akan menyertai sampai akhir zaman (Matius
28:20), ternyata Yesus naik ke surga. Namun sebelum naik ke surga Dia
memberi tahu akan memberi Penolong yang lain yaitu Roh Kudus (Yohanes
14:16-17). Kalau Yesus dan Roh Kudus adalah Pribadi yang berbeda, berarti Yesus
mengingkari janjiNya. Tetapi karena Roh Kudus adalah peranan Allah,
itulah sebabnya Yesus berkata: “...Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam
nama-Ku…” (Yohanes 14:26).
ü Gereja Kristen berakar pada
sejarah dan keyakinan umat Israel (Roma 11:17-18). Ini berarti Gereja
seharusnya memiliki pemahaman keEsaan Allah seperti Israel - yaitu Tuhan itu
satu Pribadi. Dan Gereja mula-mula (sekitar abad pertama) diajar
oleh Para Rasul bahwa Allah itu Esa. Bukankah pengajaran para Rasul menjadi
dasar Gereja?(Efesus 2:20).
ü 1Timotius 1:17 - “...Allah
yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.” (Kata “Esa” menggunakan istilah
Yunani “monoj” artinya “seorang diri”. Sumber:
Strong no. 3441)
ü Silakan
periksa ayat-ayat berikut ini:
ü Galatia 3:20
ü Roma
10:12; 16:27;
ü 1Korintus 12:5-6
ü Efesus 4:5
ü 1Timotius
1:17; 2:5
ü 1Yohanes 2:23
ü Yakobus 2:19
ü Wahyu 4:2
ü Yudas 1:25 - “Allah yang
esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan
kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum
segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.”
Jadi sejak dulu, sekarang dan sampai selamanya Alkitab mencatat dan memberitakan
bahwa Allah itu esa, yaitu SATU PRIBADI. (Kata “Esa” menggunakan
istilah Yunani “monoj” artinya “seorang diri”.Sumber: Strong no.
3441).
Masihkah kita meragukan
kebenaran bahwa Allah yang Esa adalah satu Pribadi?
ISTILAH KEJAMAKAN
4. TANYA:
Jika Tuhan adalah satu
Pribadi, bagaimana anda menjelaskan penggunaan terminologi (istilah) dalam
Alkitab yang bersifat jamak yang dikenakan pada Tuhan, seperti dalam Kejadian
1:26-27?
Alkitab (dalam bahasa Ibrani
yaitu bahasa asli Alkitab Perjanjian Lama) memang menggunakan kata “Elohim”
yang merupakan bentuk jamak dari “Eloah”.
Meskipun Elohim adalah
bentuk jamak dari Eloah, berdasar Strong’s Exchaustic Dictionary nomor
0433(Versi YLSA) dapat disimpulkan bahwa Elohim ketika dikenakan pada Tuhan menunjuk
kepada kejamakan peranan (rulers) Tuhan, keagungan
Tuhan (divine Ones).
Dalam bahasa Ibrani ada
jamak yang menunjuk pada kwantitas (plural), tetapi ada juga jamak majesties
(jamak pemuliaan).
Berikut ini contoh
penggunaan Elohim dalam Alkitab:“Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan
manusia menurut gambar dan rupa Kita…” (Kejadian
1:26)
Kata
“Kita” tersebut bukan dimaksudkan untuk mengekspos kejamakan kwantitas (jumlah)
Pribadi Allah. Hal ini dapat dilihat dari:
1. Tidak
adanya konsistensi teks.
Jika kata “Kita”
yang dimaksud menunjuk pada kejamakan jumlah Pribadi Allah,
tentu Alkitab menuliskan kata “Kita” secara terus menerus sejak awal
dalam setiap tindakanNya.
2. Tidak adanya relevansi antara
tindakan Allah dan hasil yang didapat.
Jika kata “Kita” yang dimaksud kejamakan jumlah Pribadi Allah maka
manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah adalah manusia yang juga
memiliki kejamakan pribadi. Kenyataannya manusia yang diciptakanNya pribadinya
tunggal bukan jamak. Adapun tubuh, jiwa dan roh itu bukan
membuktikan pribadi manusianya yang jamak, tetapi hanya unsurnya
saja yang jamak.
3. Tidak adanya konsistensi
berita dalam Alkitab.
ü
Mazmur 136:4 menyatakan: “Kepada Dia yang seorang diri melakukan
keajaiban-keajaiban besar! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.”
Dalam
Mazmur 136:4 adalah baris pijakan dari baris-baris berkutnya. Sebab dalam
baris-baris berikutnya menjelaskan semua perbuatan-perbuatan Tuhan termasuk
menciptakan langit dan bumi serta seisinya (termasuk menciptakan manusia yang
menurut gambar dan rupa Allah).
ü
Mari kita lihat juga Yesaya 44:24 yang berbunyi:
“Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari kandungan;
"Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan
langit, yang menghamparkan bumi -- siapakah yang mendampingi Aku? --”
Yesaya
juga memberitakan bahwa Allah seorang diri yang menjadikan segala sesuatu
(sudah tentu termasuk menciptakan manusia menurut gambar dan rupaNya).
Jelas kata “Kita” yang
dimaksud bukan membicarakan kejamakan jumlah Pribadi Allah.
Pada ayat 26, dlm terjemahan LAI-TB menulis "Kita menjadikan" KJV menulis "let us make" dalam bahasa asli Ibrani NA'ASEH dan terjemahan LXX "POIESOMEN", sedangkan dalam penciptaannya sendiri menggunakan kata "BARA" Yang berbentuk singular (ayat 27)
Kata "menjadikan" dan "menciptakan" ini tentu mempunyai bobot yang berbeda. Bahwa ketika Allah berbicara kepada bala tentara sorga dalam suatu sidang Ilahi, Ia berbicara dengan kata "menjadikan", sedangkan "penciptaan" manusia dilakukan hanya oleh Allah sendiri "BARA", dimana kata "BARA", ini adalah kata yang spesifik hanya untuk Allah saja.
Kejadian 1:26,27....Sang Pencipta berfirman sebagai Raja Sorgawi dihadapan bala tentara Sorgawi. Ia menyatakan rencanaNya untuk menciptakan mahluk yg akan menguasai bumi dan isinya yaitu Manusia.
Manusia "dijadikan" dalam "image" Allah : "menurut gambar (TSELEM)" dan rupa Kita" (DEMUT).
Dalam posisi para malaikat, sesuai pemahaman kalangan Yahudi Rabinik, dapat kita katakan bahwa mereka adalah peserta Sidang Ilahi yg diajak Allah dlm kesepakatan "untuk menjadikan" (bukan menciptakan) menjadikan manusia yg memiliki sifat2 tertentu dari Elohim (termasuk malaikat), yg berperasaan, yg berpengetahuan/memiliki intelektual, memiliki kuasa, memiliki free-well.
Jadi para malaikat dalam sidang Ilahi tersebut diajak turut glm rencana "menjadikan", Ibrani NA'ASEH, plural itulah sebabnya verba ini ditulis dlm bentuk qal imperfect (kata kerja bwlum rampung). Namun dalam penciptaannya dilakukan oleh Allah sendiri, kita dapat melihat kata spesifik "BARA", singular, adalah dalam bentuk qal perfect (completed action, kata kerja sudah rampung).
Kejadian 1:27, sesuai dgn yg sudah tadi saya jelaskan, merujuk bahwa penciptaan manusia dilakukan secara mutlak dan dirampungkan oleh Allah sendiri.
Perhatikan lagi bahwa kata "BARA" diucapkan 3x, dan pengucapan 3x pula dinyatakan dalam 'Stem qal perfect'( rampung/completed). Dalam sastra bhs Ibrani pengucapan suatu kata hingga 3x itu merujuk kepada kemutlakan/kepastian, bandingkan dgn pujian kepada Allah yg diungkapkan dengan Majas Toutologia :"Kudus, Kudus, Kudus" (yesaya 6:3, why 4:8).
"Kudus" adalah sifat Allah yg diulang sampai 3x, hal ini menunjukkan tdk ada kata yg lainnya yg dpt menggambarkan kekudusan Allah yg mutlak dan pasti dlm bhs manusia, kecuali diulang 3x. Jadi dlm kejadian 1:27 ini, kata "BARA" dituliskan oleh Musa 3x sebab HANYA ALLAH-LAH SANG PENCIPTA ITU.....
Kata "menjadikan" dan "menciptakan" ini tentu mempunyai bobot yang berbeda. Bahwa ketika Allah berbicara kepada bala tentara sorga dalam suatu sidang Ilahi, Ia berbicara dengan kata "menjadikan", sedangkan "penciptaan" manusia dilakukan hanya oleh Allah sendiri "BARA", dimana kata "BARA", ini adalah kata yang spesifik hanya untuk Allah saja.
Kejadian 1:26,27....Sang Pencipta berfirman sebagai Raja Sorgawi dihadapan bala tentara Sorgawi. Ia menyatakan rencanaNya untuk menciptakan mahluk yg akan menguasai bumi dan isinya yaitu Manusia.
Manusia "dijadikan" dalam "image" Allah : "menurut gambar (TSELEM)" dan rupa Kita" (DEMUT).
Dalam posisi para malaikat, sesuai pemahaman kalangan Yahudi Rabinik, dapat kita katakan bahwa mereka adalah peserta Sidang Ilahi yg diajak Allah dlm kesepakatan "untuk menjadikan" (bukan menciptakan) menjadikan manusia yg memiliki sifat2 tertentu dari Elohim (termasuk malaikat), yg berperasaan, yg berpengetahuan/memiliki intelektual, memiliki kuasa, memiliki free-well.
Jadi para malaikat dalam sidang Ilahi tersebut diajak turut glm rencana "menjadikan", Ibrani NA'ASEH, plural itulah sebabnya verba ini ditulis dlm bentuk qal imperfect (kata kerja bwlum rampung). Namun dalam penciptaannya dilakukan oleh Allah sendiri, kita dapat melihat kata spesifik "BARA", singular, adalah dalam bentuk qal perfect (completed action, kata kerja sudah rampung).
Kejadian 1:27, sesuai dgn yg sudah tadi saya jelaskan, merujuk bahwa penciptaan manusia dilakukan secara mutlak dan dirampungkan oleh Allah sendiri.
Perhatikan lagi bahwa kata "BARA" diucapkan 3x, dan pengucapan 3x pula dinyatakan dalam 'Stem qal perfect'( rampung/completed). Dalam sastra bhs Ibrani pengucapan suatu kata hingga 3x itu merujuk kepada kemutlakan/kepastian, bandingkan dgn pujian kepada Allah yg diungkapkan dengan Majas Toutologia :"Kudus, Kudus, Kudus" (yesaya 6:3, why 4:8).
"Kudus" adalah sifat Allah yg diulang sampai 3x, hal ini menunjukkan tdk ada kata yg lainnya yg dpt menggambarkan kekudusan Allah yg mutlak dan pasti dlm bhs manusia, kecuali diulang 3x. Jadi dlm kejadian 1:27 ini, kata "BARA" dituliskan oleh Musa 3x sebab HANYA ALLAH-LAH SANG PENCIPTA ITU.....
Inilah maksud penggunaan
kata “Kita” dalam Kejadian 1:26 yaitu Allah berfirman dengan segala
kemuliaanNya di hadapan sidang Ilahi yaitu segenap para malaikatNya bahwa Tuhan
akan menciptakan manusia.
Hal ini menegaskan bahwa
penciptaan manusia dilakukan Allah secara terbuka, yaitu segenap alam semesta
mengetahuinya bahwa manusia yang diciptakan Allah adalah benar-benar menjadi
“mahkota ciptaanNya”. Adam Clarke sebagai seorang
ahli Alkitab sepakat dengan pendapat tersebut.
PERANAN ATAUKAH PRIBADI?
5. TANYA:
Benarkah bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah tiga
peranan Allah dan bukan tiga Pribadi Allah?
Sebelumnya mari kita
sepakati terlebih dahulu deskripsi (penjelasan) tentang apa itu Pribadi dan apa
itu peranan.
J. Wesley Brill menjelaskan bahwa: “Satu pribadi memiliki tiga hal:
memiliki pengetahuan, memiliki perasaan, memiliki kehendak diri.” (Brill,
J. Wesley; Dasar Yang Teguh; Kalam Hidup, Bandung; Cet. VII; Hal. 36). Atau
dengan kata lain satu kesatuan mental yang tidak berhubungan dengan satu
kesatuan mental lainnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Sigmund Freud sebagai
perintis psikology analisa.
Jika
pengertian “pribadi” adalah seperti dimaksud di atas maka Alkitab cukup jelas
menyatakan bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah tiga peranan Allah dan bukan
tiga Pribadi dari Allah. Hal tersebut bisa dilihat dari:
1. Tidak ada satu ayat pun yang
menyatakan secara harafiah dan tegas bahwa Allah itu tiga Pribadi sebagaimana
ayat yang menyatakan dengan tegas dan jelas bahwa Allah itu esa, satu Pribadi.
Yang ada hanyalah “tafsiran” orang-orang (Khususnya dilakukan oleh tokoh-tokoh
Gereja sesudah abad ke tiga se-sudah masa Para Rasul lewat.).
2.
Jika pengertian Allah yang esa
dalam Alkitab dipaksakan memakai penjelasan Allah itu esa tetapi tiga Pribadi,
maka yang terjadi adalah penjelasan yang ambigu dan membingungkan, dan pada
akhirnya menuntun orang pada obyek penyembahan yang tidak dinyatakan oleh
Alkitab.
Kita harus tahu bahwa beribadah kepada sasaran
(obyek) penyembahan yang salah adalah fatal. Alkitab berkata:“Jangan ada
padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai
apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang
ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau
ber-ibadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang
membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan kepada keturunan yang ketiga
dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku
me-nunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi
Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.” (Ulangan 5:7-10).
Ada keganjilan dalam
penjelasan dari mereka yang percaya Allah itu satu tetapi tiga Pribadi.Keganjilannya
adalah:
ü Tiga
Pribadi ter-sebut memiliki pengetahuan yang sama, kemauan yang sama, dan
perasaan yang sama, bukankah penjelasan ini mengarah kepada Pribadi
yang sama, yaitu Pribadi yang Satu? Sebab jika pribadi lebih dari satu maka
pasti kemauan, pikiran, dan perasaannya pasti ada perbedaan dan itu berimbas
kepada karakter yang berbeda.
ü Mereka
menjelaskan bahwa hakekat dan pribadi Allah itu bisa dipisahkan. Nampaklah
bahwa pemahaman ke-Allahan yang Alkitabiah terseret oleh mindset (pola pikir)
filsafat duniawi. Allah adalah Allah. Jika hakekat Allah itu satu,
maka PribadiNya juga satu. Benarkah Alkitab menjelaskan bahwa Allah itu sekedar
hakekat dan bukan Pribadi? Benarkah hakekatNya dipisahkan dari PribadiNya? Bukankah hakekat Allah adalah Roh? Dan Dia adalah Roh yang berpribadi. Hakekatnya satu dan pribadiNya juga satu (Yohanes 4:23-24).
Mohon pembaca bisa merenungkannya secara sungguh-sungguh.
4.
Penjelasan mereka yang
mempercayai Allah itu esa tetapi ada tiga Pribadi membuat penyataan Allah
melalui Alkitab tidak mencapai maksud.
Penyataan Allah dimaksudkan
agar yang tidak jelas menjadi jelas; apa yang tidak terpahami menjadi dapat
dipahami dengan demikian manusia dapat mengenal Allah. Pengenalan
manusia akan Allah membuat manusia bisa menyatakan kasihnya kepada Allah dan
melayani Dia. Dan itulah puncak kebahagiaan manusia. Tetapi penjelasan mereka membuat penyataan
Allah menjadi tidak terpahami. Mereka hanya membuat penyataan Allah dalam
Alkitab yang sangat terang seakan tidak lagi mencukupi dan tidak mencapai
maksud.
Sekarang
jelaslah bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus itu bukan Pribadi Allah yang
berbeda-beda. Tetapi peranan Allah yang berbeda-beda. Bukti berikut menegaskan
pernyataan tersebut:
1. Yesus
adalah Bapa
ü
Aku
(Yesus) dan Bapa adalah satu (Yohanes 10:30).
ü
Sekiranya kamu mengenal Aku,
pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah
melihat Dia…. (Yohanes 16:7-9)
ü
Tidak percayakah engkau, bahwa
Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak
Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah
yang melakukan pekerjaan-Nya. (Yohanes 14:10)
ü
Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku
di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena
pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. (Yohanes 14:11)
ü "...dan
namaNya disebut orang: Bapa yang kekal..." (Yesaya 9:5)
ü dll.
2.2. Yesus
adalah Roh Kudus
ü ".....jika orang tidak
memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus." (Roma 8:9)
ü ".....tetapi
Roh Yesustidak mengizinkan mereka...." (Kisah Para Rasul 16:7)
KEJAMAKAN
PERANAN ALLAH
6. TANYA:
Kalau
Allah itu Esa dalam pengertian SATU
Pribadi, mengapa Tuhan harus menyatakan Diri-Nya dalam tiga peranan?
Yang pertama, karena Allah sendiri berkenan menyatakan
DiriNya demikian.
1Yohanes 5:7
“Sebab ada tiga yang memberi kesaksian
[di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.”
Kekurangan
(atau kesalahan) dari ajaran Trinitas adalah memberi tekanan yang kuat pada
“tiga adalah satu, dan satu adalah tiga”. Padahal Alkitab hanya
mengatakan bahwa Bapa, Firman (bukan Anak, lho), dan Roh Kudus; dan “ketiganya
adalah satu”. Dan bukan satu adalah tiga.
Yang kedua, kejamakan peranan itu dilakukan
Allah dalam rangka berhubungan dengan manusia.
Yohanes 3:16
“Karena begitu
besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal.”
“Karena
begitu besar kasih Allah” sehingga Allah berinisiatif membangun hubungan dengan manusia dengan
caraNya yang unik. Itu pula sebabnya Allah menyatakan perananNya yang jamak.
Sebagai
Allah Bapa yang tidak kelihatan dan tidak terjangkau oleh manusia, Allah
berkenan mengunjungi manusia dalam “rupa atau wujud manusia”.
Yohanes 16:7
“Namun benar
yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi.
Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi
jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.”
Karena
perhatian Allah kepada manusia, itulah sebabnya kejamakan peranan Allah
dinyatakan. Sebagai Allah yang berkorban, Ia menyatakan Diri sebagai Anak
Allah, yaitu Yesus yang harus mati menggantikan hukuman manusia. Dan sebagai
Penghibur, Roh KudusNya tinggal di dalam kita.
Ketiga, kejamakan peranan Allah membuktikan bahwa
Allah itu Agung. Ia melebihi segala pikiran manusia.
PerananNya
yang jamak tidak akan mungkin kita ketahui jika Ia tidak menyatakanNya kepada
kita.
Ayub 36:26
“Sesungguhnya,
Allah itu besar, tidak tercapai oleh pengetahuan kita, jumlah tahun-Nya tidak
dapat diselidiki.”
Kejamakan peranan Allah yang Agung nampak jelas dari segala
perbuatanNya.
Yesaya 12:4
“Akan tiba
saatnya kamu berkata, "Bersyukurlah kepada TUHAN, dan sembahlah Dia.
Beritakanlah kepada bangsa-bangsa keagungan dan segala perbuatan-Nya.”
Keempat, kejamakan peranan Allah menyatakan
kepada kita bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang unik. Allah yang tunggal,
hanya Satu Pribadi namun perananNya yang jamak, itulah Allah yang dinyatakan
kepada orang percaya dalam Alkitab.
Karena itu ‘Let God be God’.
Yesaya 45:21
“Beritahukanlah dan kemukakanlah
alasanmu, ya, biarlah mereka berunding bersama-sama: Siapakah yang mengabarkan
hal ini dari zaman purbakala, dan memberitahukannya dari sejak dahulu? Bukankah
Aku, TUHAN? Tidak ada yang lain, tidak ada Allah selain dari pada-Ku! Allah
yang adil dan Juruselamat, tidak ada yang lain kecuali Aku!”.
ALLAH
BAPA ADALAH YESUS KRISTUS
7. TANYA:
Jika
Allah itu satu Pribadi, apakah itu berarti Allah Bapa adalah Yesus?
JAWAB:
Untuk
memastikannya mari kita melihat ayat-ayat berikut ini:
Yesaya 9:5
“Sebab seorang
anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang
pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat
Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.”
+
600 tahun sebelum Yesus lahir nabi Yesaya telah menubuatkan bahwa Yesus akan disebut sebagai BAPA YANG KEKAL.
Yohanes 10:30
“Aku dan Bapa
adalah satu.”
Kata
“satu” dalam bahasa asli menggunakan kata “eis” yang berarti satu secara angka.
Yesus dan Bapa adalah satu, tidak ada Pribadi yang lainnya.
Yohanes 1:18
“Tidak
seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di
pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.”
Matius 11:27
“Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh
Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun
mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan
menyatakannya.”
Tidak
seorang pun mengenal Bapa selain Yesus dan orang yang berkenan kepada Yesus.
Bapa adalah peranan Allah yang tidak tampak.
Yohanes 14:8-9
Kata Filipus
kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup
bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama
kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku,
ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada
kami.”
Selama
ini yang dilihat Filipus hanya Yesus. Tetapi Yesus menegaskan bahwa barang
siapa telah melihat Yesus, ia telah melihat Bapa. Mengapa bisa demikian?
Yohanes 14:10
“Tidak
percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku
katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang
diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.”
Melihat
Yesus berarti melihat Bapa, karena Bapa berdiam di dalam Yesus. Allah yang
tidak kelihatan itu berdiam memenuhi Pribadi Yesus.
Yohanes 14:28
“ Bapa-Ku,
sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.”
Allah
yang tidak kelihat-an, yang berdiam di dalam Yesus itu lebih besar dari
“kemanusiaan Yesus”.
Yohanes 10:25
“Yesus menjawab
mereka: "Aku telah me-ngatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya;
pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan
kesaksian tentang Aku, “
Perkataan
dan tindakan Yesus mencerminkan tindakan Allah Bapa.
Yohanes 17:11
“Dan Aku tidak
ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang
kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu
nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu
sama seperti Kita.”
Nama
Allah Bapa sudah diberikan kepada Yesus. Jika demikian “siapakah nama
Bapa?”. Pasti Tuhan Yesus Kristus.
Jadi Allah Bapa itu bukan Pribadi
Allah yang lain. Allah Bapa adalah peranan lain dari Allah yang satu itu, yang
dinyatakan kepada kita dalam nama Tuhan Yesus.
ROH KUDUS ADALAH YESUS KRISTUS
8.
TANYA:
Benarkah bahwa Roh
Kudus adalah Yesus Kristus? Apa buktinya?
JAWAB:
Allah hanya satu, dan
wujud Allah adalah Roh, dan Roh Kudus adalah Roh Allah itu sendiri (Yoh. 4:24;
1 Kor. 3:16-17, 6:19, 12:13).
· Bayi Yesus yang dikandung Maria adalah dari Roh Kudus (Matius 1:18,
20; Lukas 1:35).
· Roh Kudus datang dalam nama Yesus Kristus (Yohanes 14:26)
· Tidak ada seorangpun yang mengaku “Yesus adalah Tuhan” selain oleh Roh
Kudus (1Korintus 12:3)
· Roh Kudus disebut sebagai Roh Yesus (Kisah Para Rasul 16:7)
· Roh Kudus disebut sebagai Roh Yesus Kristus (Filipi 1:19).
· Orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus (Roma 8:9)
· Roh Kudus yang menguasai para nabi adalah Roh Kristus (1Petrus 1:11).
· Seluruh kepenuhan ke-Allahan berdiam secara jasmaniah di dalam Yesus
Kristus (Kolose 2:9). Dan itu berarti
bila mencari Roh Kudus pasti bertemu dengan Pribadi Tuhan Yesus Kristus.
· Yesus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan (Kolose 1:15-17).
Yesus adalah gambar wujud Allah, yaitu
wujud Allah yang Roh, yang tidak
kelihatan itu (Ibrani 1:3).
Jelas, bahwa Yesus
yang tinggal dalam diri orang percaya adalah Roh Kudus.
YESUS
ADALAH YEHOVAH
9. TANYA:
Siapakah sebenarnya
Yesus itu ketika Ia belum berinkarnasi (datang ke dunia dalam wujud manusia)?
JAWAB:
Yesus adalah
Yehovah (YHWH), yaitu sebutan untuk Tuhan dalam Alkitab Perjanjian Lama.
Berikut ini adalah bukti-bukti bahwa Yesus adalah Yehovah:
Satu Pribadi
Yehovah
|
Satu
Pribadi Yesus
|
· adalah pencipta (Kejadian 2:7; Mazmur
33:6; 104:30; Yesaya 40:28; 44:24).
|
· adalah pencipta (Yohanes 1:10; 1Korintus
8:6; Efesus 3:9; Kolose 1:12_17; Ibrani 1:8-12; Wahyu 4:8-11; Wahyu 10:6;
14:6-7; 21:5-7; 22:3).
|
· adalah penebus dan juruselamat (Yesaya
47:4; 44:6; 43:3-11; 45:21; 49:26).
|
· adalah penebus dan juru selamat (Yudas
1:25; Galatia 3:13; Kisah Para Rasul 20:28; 1Yohanes 4:14; Filipi 3:20; Lukas
24:21-29; 2:10-11; Yohanes 4:40-42; 1Petrus 2:21-24; 1Timotius
1:1-3; Titus 1:1-4; 1Petrus 1:10—11)
|
· adalah Gembala (Maznur 23; 100:3;
Yesaya 40:10-11).
|
· adalah Gembala (Yohanes 10:8-12;
1Petrus 2:21-25; 5:4; Ibrani 13:20).
|
· adalah
Raja (Mazmur 24; 44; Yesaya 43:10-15; Yeremua 10:10Zakharia 14:9)
|
· adalah Raja (Matius 2:1-6; Lukas
19:32-38; 23:3; Yohanes 18:37; 19:21; 1Timotius 6:13-16; Wahyu 15:1-4;
19:11-16).
|
· adalah “Aku adalah Aku” dan “Akulah
Dia” (Keluaran 3:13-14 Yesaya 43:10,11, 25)
|
· adalah “Aku adalah Aku” dan “Akulah
Dia” (Yohanes 18:5-8; 8:24-28; Wahyu 1:17-18).
|
· adalah
yang Awal dan yang Akhir (Yesaya 41:4; 43:10-11; 44:6, 8).
|
· adalah yang Awal dan yang
Akhir (Wahyu 1:17; 22:13).
|
· adalah Batu Karang (Mazmur 18:3; 31:3;
2Samuel 22:1-3, 32).
|
· adalah Batu Karang (Matius
16:17-19; Yesaya 28:16; Kisah Para rasul 4:11-12; 1Korintus 10:4; Efesus
2:20-22; 1Petrus 2:5-8) .
|
· adalah akan datang(Zakharia 14:5; Mazmur
50:1-7).
|
· adalah akan datang(1Tesalonika 3:11-13;
Matius 25:31-46; Titus 2:11-13; Wahyu 19:11-16).
|
· Yehovah (YHWH)
|
· Yesus (YHWH Penyelamat)
|
Jadi Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru konsisten memberitakan
tentang hanya SATU PRIBADI ALLAH. Sudah tentu Allah dalam Perjanjian Lama
adalah sama dengan Allah dalam Perjanjian Baru.
Untuk lebih memperjelas, silahkan mempelajari bagan di atas.
NATUR YESUS
10. TANYA:
Seperti apakah
nature Yesus Kristus itu?
Yesus
Kristus adalah Allah yang Roh adanya (tidak berwujud, kekal, dan absolut) namun
menyatakan diri dalam wujud manusia (Ibrani 1:3).
Secara
manusiawi Ia dilahirkan oleh seorang perawan Maria. Namun Ia bukan
berasal dari benih laki-laki, tetapi Roh Allah. Dari sudut keAllahan, Dia
adalah benar-benar Allah. Namun dari sudut kemanusiawian, Yesus sama seperti
kita. Tetapi bedanya Yesus tidak berdosa.
Saat
Yesus Kristus berinkarnasi di dunia Ia adalah Allah 100% dan manusia 100%. Ia
adalah Allah sejati dan manusia yang sempurna. Pada dasarnya kemanusiaan dan
keAllahan Yesus tidak bercampur, tetapi juga tidak berpisah.
KeAllahan Yesus ada dengan sendiriNya sejak
kekekalan masa lampau. Tetapi kemanusiaan-Nya di-mulai sejak
peristiwa kelahir-anNya di kandang Betlehem. Hal tersebut terjadi dengan tujuan
menjadi Anak Domba Allah yang dikorbankan sebagai penebusan dosa manusia.
Itulah sebabnya Yesus juga disebut Anak Allah, tetapi juga
disebut dengan Anak Manusia.
Sebutan Anak dikenakan pada Yesus karena Yesus
seperti Anak yang taat kepada Bapa-Nya. Jadi sebutan Anak Allah
adalah sebutan kiasan peranan.
Pemahaman
tentang nature Yesus ini sangat penting. Jika hal ini dipahami maka apa yang
disebut “kebingungan” akan nyata sebagai keajaiban dan keagungan
Allah yang tidak terselami jalan-jalanNya dan tidak terselidiki
keputusan-keputusanNya (Roma 11:33-36).
TANYA:
Jika
Yesus adalah Allah, mengapa Ia berdoa? Dan kepada siapa Ia berdoa? Apakah
ini tidak membuktikan bahwa Allah yang esa itu lebih dari satu
Pribadi?
Pertanyaan-pertanyaan
sebelumnya telah menjawab dengan tegas bahwa Alkitab mengajarkan Allah yang esa
itu SATU PRIBADI, tidak lebih.
Jika Yesus berdoa, itu
berarti kemanusiaan-Nya berdoa kepada keAllahanNya. Secara manusia Yesus harus
berdoa. Secara keAllah-an, Dialah yang dapat mewujudkan semua doa.
Jadi bukan ada Pribadi Allah
yang lain yang lebih dari satu, bukan. Tetapi SATU saja Pribadi
Allah itu.
12. TANYA:
Saat Yesus disalib, Ia berseru:”Eloi,
eloi lama sabakhtani.”. Yang artinya: ”BapaKu, BapaKu.
Mengapa Engkau meninggalkan Aku.” Bukankah ayat tersebut menegaskan
bahwa Allah yang esa itu lebih dari satu Pribadi?
Inilah penjelasan kami: Saat
Yesus disalib, kemanusiaan Yesus benar-benar ditinggalkan oleh keAllahan-Nya
yang dipanggilNya sebagai Bapa. Hal itu terjadi demi melaksanakan rencana
keselamatan manusia. Sebab pada saat itu kemanusiaan Yesus sedang memikul dosa
semua umat manusia. Itulah sebabnya ke-Allah-anNya pergi meninggalkanNya. Sebab
Allah yang mahasuci tidak bisa melihat dosa.
Peristiwa ini disebut Paulus
sebagai peristiwa “mengosong-kan diri” (atau disebut juga peristiwa “kenosis”)
(Filipi 2:6-8).
Mengapa kemanusia-an Yesus
yang berseru “Eloi, Eloi, lama sabakhtani”? Inilah argumentasinya:
1.
Kalau Yesus tetap tinggal dalam ke-Allahan-Nya pasti tidak merasa sakit
sehingga percuma hukuman dosa itu dilaksanakan atas Yesus.
2.
Kalau Yesus tetap tinggal dalam keAllahan-Nya pasti tidak akan mati,
sebab Allah tidak mungkin mati.
3.
Kalau Yesus tetap tinggal dalam keAllahan-Nya maka hukuman di kayu salib
tidak mencerminkan keadil-an Allah. (Yang berdosa adalah manusia. Yang menjalani hukuman ya harus manusia
yang tidak berdosa. Itu baru benar-benar adil).
4.
Kalau Yesus tetap tinggal dalam ke-AllahanNya maka kesucian Allah
benar-benar tercemari.
Namun
demikian bukan berarti saat Yesus dikayu salib bukan Allah lagi.
Seperti diungkapkan di depan, bahwa kemanusia dan keAllah-an Yesus tidak
bercampur, tetapi juga tidak berpisah. Inilah keunikan manusia Ilahi, yaitu
Yesus. Dia adalah Allah yang melepaskan hak-hakNya sebagai Allah sementara
waktu.
PEMBAPTISAN
YESUS
13. TANYA:
Ketika
Yesus dibaptis, bukankah 3 (tiga)Oknum Allah hadir disana? Bukankah Oknum Allah
pertama yaitu Allah Bapa hadir dalam bentuk suara, dan Oknum Allah kedua yaitu
Yesus yang di-baptis, dan Oknum Allah ketiga yaitu Roh Kudus dalam
bentuk burung merpati?
Pertama-tama
kami minta maaf bila kami harus mengatakan bahwa kami tidak setuju dengan
istilah Oknum pertama, Oknum ke dua, Oknum ketiga. Alasan kami adalah:
1
Istilah tersebut bukanlah
istilah yang digunakan Alkitab.
Fakta Oknum Allah pertama,
Oknum Allah kedua, Oknum Allah ketiga tidak terdapat dalam Alkitab. Alkitab
berkata: “Sebab itu Engkau besar, ya Tuhan ALLAH, sebab tidak ada yang
sama seperti Engkau dan tidak ada Allah selain Engkau menurut segala yang kami
tangkap dengan telinga kami.” (2Samuel 7:22). Alkitab juga
berkata: ”Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN
semesta alam: "Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak
ada Allah selain dari pada-Ku.” (Yesaya 44:6). Alkitab juga
berkata: “Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang
Awal dan Yang Akhir." (Wahyu 22:13). Jelas tidak ada Oknum Allah
yang pertama, kedua dan seterusnya.
Jadi
istilah Oknum Allah pertama, Oknum Allah kedua dan seterusnya tersebut hanyalah
istilah interpretative yang tidak Alkitabiah.
TANYA:
Dari
penjelasan anda di atas, jika suara dari langit, Roh Kudus dalam bentuk burung
merpati, dan Yesus yang dibaptis tidak bisa disebut sebagai kehadiran Oknum
Allah pertama, Oknum Allah kedua dan Oknum Allah ketiga, lalu bagaimana
seharusnya kita memahami peristiwa tersebut?
Kami
harus menjelaskan kepada anda bahwa perikop tentang pembaptisan Yesus
(Markus 1:9-11; Lukas 3:21-22; Yohanes 1:32-34; Matius 3:13-17)
tidak satupun yang bertujuan mengekspos keberadaan Trinitas.
Matius
menegaskan tentang beritanya dalam perikop tersebut demikian: “Lalu
Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena
demikianlah sepatutnya kitamenggenapkan seluruh kehendak Allah."
Dan Yohanespun menuruti-Nya.” (Matius 3:15).
Yohanes
menegaskan berita yang dieksposnya demikian: “Dan akupun tidak
mengenalNya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah
berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan
tinggal di atasNya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus.
Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah." (Yohanes
1:33-34)
Bila
kita mau jujur semua perikop tersebut tidak satupun yang bermaksud mengekspos
tentang adanya fakta kehadiran Oknum Allah pertama, Oknum Allah kedua, Oknum
Allah ketiga. Yang diekspos dalam perikop pembaptisan Yesus adalah bahwa Yesus
dibaptis untuk menggenapi sekuruh kehendak Allah, dan menegaskan kepada Yohanes
bahwa Yesus adalah Anak Allah, Dialah Mesias yang dijanjikan
Allah, dan sesudah pembaptisanNya ia siap bekerja.
Adapun
suara dari langit, Roh Kudus dalam bentuk burung merpati adalah cara Allah
menyatakan DiriNya. Dan itu bukan berarti menyatakan Pribadi Allah adalah lebih
dari satu. Bagi Allah, meskipun Dia SATU PRIBADI, tetapi terlalu mudah untuk
Dia menyatakan DiriNya dalam dua atau tiga bentuk sekaligus.
Kami mempunyai ilustrasi,
mudah-mudahan bisa membantu penjelasan kami kepada anda:
Sepeda motor, walaupun hanya satu, tetapi bisa menyatakan dirinya dalam
tiga wujud. Pertama sepeda motornya itu sendiri. Kedua, asapnya. Ketiga,
suaranya. Ketiganya bisa tampil seketika. Tetapi itu tidak bisa mengubah fakta
bahwa sepeda motor itu hanya satu.
Demikianlah penjelasan kami.
KE-ALLAHAN
YESUS KRISTUS
15. TANYA:
Apakah bukti-bukti ke-Allahan Yesus
Kristus?
JAWAB:
Ada banyak
bukti yang bisa dipaparkan. Namun terbatasnya halaman kami pilihkan beberapa
bukti sebagai berikut:
1. Kekekalan
Yesus
Yesus
adalah Firman yang menjadi manusia. Dan Firman itu adalah Allah (Yohanes
1:1, 14)Baca juga: Ibrani 13:8
2. Ketidak terlihatan Yesus
Kristus
Ketika menjadi
manusia Yesus jelas dapat diraba, dilihat oleh para murid (1Yohanes 1:1).
Tetapi Yesus Kristus adalah puncak manifestasi dari Allah yang tidak kelihatan.
“Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari
segala yang diciptakan,” (Kolose 1:15)
3. Ketidakterbatasan Yesus Kristus
Paulus
mengatakan “kekayaan Kristus yang tidak terduga” (Efesus 3:8).
Bahkan ia mengucapkan “kasih itu, sekalipun melampaui segala
pengetahuan” (Efesus 3:19). Paulus berseru: “Dialah yang dapat
melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau
pikir-kan.” (Efesus 3:20)
4.
Kemahakuasaan Kristus
Yesus menyatakan kemahakuasaan Allah
menjadi milikNya (Matius 28:18)
5.
Kemahahadiran Yesus Kristus
Yesus Kristus adalah manifestasi dari
Allah yang Roh dan mahahadir (Kolose 1:19; 2:9). “Sebab di mana
dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah
mereka." (Matius 18:20)
6.
Kemahatahuan Yesus Kristus
Petrus tahu persis sifat keilahian
Kristus ini: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku
mengasihi Engkau”(Yohanes 21:17)
7.
Ke-Esaan Yesus Kristus
Yesus memberi pengakuan: “Aku
dan Bapa adalah satu.” (Yohanes 10:30)
Yesus melakukan tindakan yang hanya
dilakukan oleh Allah:
·
Ia
mengampuni dosa (Markus 2:5; Lukas 7:48)
·
Ia
membangkitkan orang mati (Luka 7:14-15; Markus 5:42; Yohanes 12:1)
·
Ia
berjalan di atas air (Matius 14:25 bdk Ayub 9:8)
·
Ia
meredakan angin badai (Lukas 8:24-25 bdk Mazmur 107:29)
Jadi, Yesus menunjukkan diriNya
sendiri sebagai manifestasi dari Allah yang berkuasa. Yesus adalah
manusia - Allah. Ia bukan sebagian Allah dan sebagian manusia. Tetapi Ia
seluruhnya Allah dan seluruhnya manusia.
KEMANUSIAAN YESUS
16.
TANYA:
Seberapa
penting mempercayai kemanusiaan Yesus Kristus?
JAWAB:
Mempercayai kemanusiaan Yesus Kristus sama pentingnya dengan mempercayai
ke-AllahanNya. Sebab kalau Tuhan Yesus bukan sungguh-sungguh manusia, tentu Ia
tidak dapat menjadi korban bagi penebusan dosa manusia. Sebab yang harus
ditebus adalah manusia, oleh karena itu yang harus menjadi korban penebusan
manusia dari dosa adalah harus sungguh-sungguh manusia. Tetapi manusia yang benar-benar
tidak berdosa.
"Dalam Yesus Kristus kita melihat kemanusiaan yang sejati dan
kemanusiaan yang sempurna, yaitu kesempurnaan di luar Ketuhanan-Nya. Tuhan
Yesus mengenakan sifat manusia sama seperti kita dan Ia bertumbuh secara
jasmani dan bertambah-tambah dalam pengetahuan sama seperti kita, akan tetapi
Ia tidak berdosa. Jadi, kemajuan di dalam Dia tidak dihalangi oleh dosa yang
diwariskan kepada-Nya atau dosa yang diperbuatnya. Oleh sebab itulah Ia disebut
Anak Manusia yang sempurna, yaitu seorang manusia yang sempurna" (Wiley).
TANYA:
Apakah bukti bahwa saat Yesus Kristus berinkarnasi, Dia benar-benar
menjadi manusia?
JAWAB:
Berikut ini adalah bukti-bukti bahwa Yesus Kristus ketika
berinkarnasi adalah benar-benar manusia:
A.
Yesus
menyandang sebutan manusiawi
-
Anak
manusia (Lukas 19:10, Kisah 7:36)
Kira-kira ada delapan
puluhan kali Yesus menyebut diriNya sebagai Anak Manusia. Bahkan sesudah Tuhan
Yesus naik ke surge dan dipermuliakan, yaitu saat Stefanus menjadi martir,
Stefanus masih menyebut Yesus Kristus sebagai “Anak Manusia”. Dalam Kisah Para
Rasul 2:22 disebutkan “Yesus orang Nazaret”. Bahkan Rasul Paulus menyebut Yesus
Kristus “manusia”, walaupun Tuhan Yesus Kristus sudah naik ke surge.
B.
Yesus
Kristus memiliki silsilah manusia yang jelas (Lukas 2:7; Kisah 2:30;
13:23; Roma 1:3; Galatia 4:4; Ibrani 7:14).
IbuNya adalah seorang manusia, dengan nenek
moyang manusia. Maria adalah benar-benar manusia dari benih (keturunan) Daud.
C.
Yesus
Kristus memiliki jiwa dan tubuh manusia (Yohanes 1:14; Ibrani 2:14; 1Yohanes
4:2-3; )
Yesus memiliki jiwa manusia, itulah sebabnya Ia
bisa menangis (Yohanes 11:35). Dia juga bisa bergembira (Lukas 10:21). Yesus
juga bisa marah (Yohanes 2:15). Semua ekspresi jiwa manusia bisa dilakukan oleh
Yesus.
Tubuh yang dimiliki Yesus adalah juga tubuh
manusia, hanya antikristus dan pengikutnya yang menolak Yesus benar-benar telah
datang ke dunia sebagai manusia
(1Yohanes 4:2-3).
D.
Apa yang
dialami manusia itu juga dialami oleh Yesus (Yohanes 4:6; Matius 8:24; 21:18;
Yohanes 19:28; 19:30)
Sebagaimana manusia harus lahir, letih, lapar,
haus bahkan mati, Yesus pun mengalamiNya. Bahkan dalam bentuk fisik dan
pengetahuan, Ia sama seperti manusia (Lukas 2:40-52). Semua itu dilakukan dalam
rangka Ia “harus menghampakan diriNya” (Filipi 2:7).
Meskipun Ia “sedang menghampakan diriNya” tetapi
itu tidak mengurangi bobot bahwa Ia adalah Tuhan yang sedang “menyatakan
diriNya” (Yohanes 3:34; 7:16; 12:48,49; 14:24).
Jadi Yesus mengenakan tabiat manusiawi, tetapi
Ia tidak mengenakan tabiat duniawi. Itulah sebabnya walaupun Ia dicobai, namun
Ia tetap tidak berdosa. Sebagai manusia Ia bisa dicobai, tetapi sebagai Allah Ia
tidak mungkin bisa dicobai (Ibrani 4:15; 2:18 dan Yakobus 1:13).
Jadi Yesus
dalam segala hal Dia sama seperti manusia biasa sebagaimana layaknya,
namun Ia tidak berdosa (2Korintus 5:21). Yesus adalah Firman yang menjadi
manusia yang sempurna dan tanpa dosa untuk menyediakan “tubuh” bagi penebusan
manusia dari dosa (Ibrani 2:14 dan Filipi 2:5-8).
E.
Yesus
adalah Allah yang “menghampakan diriNya” (Filipi 2:5-8)
Ketika Firman itu menjadi manusia (Yohanes 1:14)
bukan berarti Allah yang Roh, yang tidak terbatas, tidak nampak itu musnah dan
sekarang tinggal berwujud dalam gumpalan daging yang disebut manusia Yesus.
Bukan, bukan begitu. Allah itu Roh adanya (Yohanes 4:24), dan selamanya Allah
tetap berwujud Roh. Namun dengan inkarnasi, Allah yang Roh dan tidak kelihatan
itu sekarang “menyatakan diriNya” untuk bisa dilihat, diraba, dibatasi oleh
ruang dan waktu. Dan disinilah letak misteri terbesar tentang Allah itu. Dan
disinilah letak kebenaran tentang Allah yang “menghampakan diriNya” dalam
pribadi maha agung yaitu Tuhan Yesus Kristus. Sebab Allah yang Roh “sekan-akan telah
menurunkan kualitas diriNya yang serba ‘Maha’ tiba-tiba bisa terjangkau dan
tersentuh oleh manusia.”
18. TANYA:
Sejak kapankah inkarnasi Yesus dimulai?
Walaupun dalam Perjanjian Lama Allah sering menampakkan diri dalam
wujud manusia (teophani). Misal: sebagai Balatentara Tuhan, Malaikat Tuhan, dan
lain sebagainya (Kejadian 16:10-13; 18:16-22; Kejadian 22:11,12; 32:24; 48:16;
Keluaran 3:2; 23:20-25; 32:34; 33:21-23; Yosua 5:13-15; Hakim 13:3-20; Yesaya
63:9; Daniel 10:13; Zakharia 1:11,12; Maleakhi 3:1; Yohanes 1:1,2). Namun semua
itu tidak bisa disebut sebagai inkarnasi. Sebab inkarnasi yang sesungguhnya
dimulai ketika Maria menerima berita bahwa ia mengandung dari Roh Kudus (Matius
2:1-21; Lukas 1:26-38).
Ada beberapa alasan berkeyakinan demikian:
1. Jika inkarnasi dimulai sejak Perjanjian Lama
maka peristiwa kelahiran Yesus tidak bisa lagi disebut sebagi inkarnasi, tetapi
harus disebut sebagai reinkarnasi. Dan pandangan ini jelas-jelas ditentang oleh
Alkitab (Yohanes 9:2-3; Ibrani 9:27).
2. Bagi Allah terlalu mudah untuk Dia menyatakan
DiriNya dalam bentuk atau wujud apa saja. Sebab bagi Allah tidak ada yang
mustahil.
3. Tujuan inkarnasi sendiri adalah menyediakan
“tubuh yang tidak berdosa” guna menebus manusia yang berdosa. Sementara
penampakan Allah dalam Perjanjian Lama tidak bermaksud melaksanakan hal
tersebut.
Jadi sebelum inkarnasi Allah yang esa itu berwujud Roh, dan tidak
memiliki tubuh manusiawi, meskipun Ia bisa menampakkan diri dalam wujud
manusia.
Jadi Yesus adalah Allah yang Roh, yang Esa, yang tidak Nampak dan
yang kekal itu. Dan ini menegaskan kekekalan Yesus di masa lampau adalah tetap
sebagai Allah yang Roh dan esa adanya. Yudas saudara kandung Tuhan Yesus
Kristus meneriakkan kebenaran ini di akhir surat yang ditulisnya kepada
jemaat-jemaat yang ada di Asia kecil, demikian: “Allah yang esa, Juruselamat
kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran,
kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya.
Amin.” (Yudas 25).
19. TANYA:
Jika demikian apa hubungan inkarnasi Yesus dengan sebutan Anak
Allah yang dikenakan kepada Yesus?
Sebutan Anak Allah dikenakan kepada pribadi Yesus bukan sejak
kekekalan dimasa lampau. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya satu ayat pun
dalam Perjanjian Lama yang menggunakan istilah Anak Allah dan dikenakan kepada
Yesus.
Penganut trinitas tidak sepaham dalam hal ini, dan biasanya mereka
mengutip dari Mazmur 2:7, “Aku mau
menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku
engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.” Ayat ini dipakai untuk
menegaskan predikat Anak Allah bagi Yesus sejak kekekalan di masa lampau.
Menurut hemat kami tafsiran seperti itu terlalu berlebihan. Ayat
ini justeru menekankan nubuatan yang akan tergenapi dalam peristiwa Maria
mengandung bayi Yesus. Dan ayat ini ditegaskan oleh kitab Ibrani 5:5-6, “5 So also Christ glorified not himself to
be made an high priest; but he that said unto him, Thou art my Son, to day have
I begotten thee. 6 As he saith also in
another place, Thou art a priest for
ever after the order of Melchisedec.”
Jadi sebutan Anak Allah dikenakan kepada Kristus sebagai kiasan
yang menekankan ketaatan Yesus sebagai manusia (Filipi 2:5-8) atas rencana
kekal Allah di sorga tentang keselamatan manusia. Dan sebutan Anak Allah
tersebut tidak dimaksudkan untuk mengacaukan keesaan Allah dengan menambah jumlah
pribadi Allah yang Esa.
BAPTISAN
AIR DALAM NAMA TUHAN YESUS KRISTUS
20. TANYA:
Apakah
setiap orang Kristen yang percaya Tuhan Yesus Kristus harus dibaptis dengan
baptisan air?
JAWAB:
Ya, harus. Mengapa
demikian?
A. Karena melakukan
pelayanan baptisan air adalah perintah Tuhan Yesus Kristus.
“Karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus,” (Matius 28:19).
B. Karena melakukan
pelayanan baptisan air adalah perintah Para Rasul Tuhan Yesus Kristus.
“Jawab Petrus kepada
mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu
dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan
menerima karunia Roh Kudus.” (Kisah Para Rasul 2:38).
C. Karena melakukan pelayanan
baptisan air adalah mengikuti teladan Tuhan Yesus Kristus.
“Maka datanglah Yesus
dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. Tetapi Yohanes
mencegah Dia, katanya "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang
datang kepadaku?" Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah
hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh
kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya.” (Matius 3:13-15)
D. Karena melakukan
pelayanan baptisan air adalah syarat untuk memiliki kepastian keselamatan.
“Siapa yang percaya
dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.”
(Markus 16:16)
E. Karena melakukan
pelayanan baptisan air agar memiliki hidup yang baru bersama Kristus.
“ Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua
yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan
demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam
kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang
mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa
yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama
dengan kebangkitan-Nya.Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut
disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita
menghambakan diri lagi kepada dosa.” (Roma 6:3-5)
F. Karena melakukan
pelayanan baptisan air agar menjadi anggota tubuh Kristus/ anggota keluarga
Allah.
“Karena sama seperti
tubuh itu satu dan anggota-anggotanya:
banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh,
demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi,
maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi
satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.” (1Korintus 12:12-13).
“Sebab kamu semua
adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua,
yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada
orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada
laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.”
(Galatia 3:26-28).
G. Karena melakukan
pelayanan baptisan air agar memiliki hati nurani yang baik.
“Juga kamu sekarang
diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan — maksudnya bukan untuk
membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang
baik kepada Allah — oleh kebangkitan Yesus Kristus,” (1Petrus
3:21).
21. TANYA:
Apakah
syarat utama yang harus dipenuhi agar bisa mendapatkan pelayanan baptisan air
yang sesuai Alkitab?
JAWAB:
Syarat
utama yang harus dipenuhi adalah harus bertobat dengan sungguh-sungguh.
“Jawab Petrus kepada mereka:
"Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis
dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima
karunia Roh Kudus.” (Kisah Para Rasul 2:38).
Bertobat
(metanoia) berarti berubah pikiran. Penjelasannya demikian, yang tadinya
sesorang itu mencintai dosa, orang tersebut berubah pikiran untuk membenci
dosa. Dan itu berarti sekarang orang tersebut mengakui dosa-dosanya kepada
Tuhan Yesus dan berjanji meninggalkannya.
Bertobat
itu berarti meninggalkan kehidupan yang lama yang dikuasai oleh dosa yang
ditandai hanya mengikuti kehendak sendiri. Sekarang berubah pikiran mengambil
keputusan haidup ini diserahkan kepada Tuhan sepenuhnya. Dan itu dibuktikan
bahwa hidupnya hanya digunakan untuk melakukan kehendak Tuhan Yesus saja.
Bertobat
adalah pengalaman hidup baru didalam Tuhan Yesus Kristus, yaitu hidup dalam
ketaatan yang total kepada Firman Tuhan.
22. TANYA:
Apakah
akibat/ dampak dari hidup yang bertobat tersebut?
JAWAB:
Jika
seseorang bertobat dengan sungguh-sungguh, maka pertobatan yang berkenan kepada
Tuhan akan mendatangkan akibat:
a. Memperoleh pengampunan
dosa
“Bertobatlah dan
berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.” (Markus 1:4)
b. Dibebaskan dari hukum
dosa dan maut
“Atau tidak tahukah
kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam
kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia
oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan
dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam
hidup yang baru. Sebab jika kita telah
menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi
satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu, bahwa
manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang
kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.”
c. Dibenarkan didalam
Kristus
“Jadi jika kita telah
mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.”
(Roma 6:8).
d. Mati bagi dosa dan
hidup badi Allah
“Demikianlah
hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup
bagi Allah dalam Kristus Yesus.”
23. TANYA:
Jika pertobatan
mendatangkan dampak dalam kehidupan yang begitu luar biasa, lalu
langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan sehingga bisa hidup dalam
pertobatan yang sungguh dan nyata?
JAWAB:
Secara praktis
disarankan untuk melakukan 5 (lima) langkah berikut ini:
a. Sadarilah dosa Anda
“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah
kehilangan kemuliaan Allah,” (Roma 3:23)
“Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu
dihapuskan,” (Kisah Para Rasul 3:19)
b. Akuilah semua
dosa-dosa Anda kepada Tuhan Yesus Kristus
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan
adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari
segala kejahatan.” (1Yohanes 1:9)
c. Tinggalkanlah dosa
Anda
Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang
jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan
mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan
limpahnya. (Yesaya 55:7)
d. Percayalah kepada
Tuhan Yesus Kristus
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga
Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
e. Terimalah Tuhan Yesus
Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi Anda mulai dari sekarang sampai
selama-lamanya
“Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang
kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.Tetapi semua orang yang menerima-Nya
diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya
dalam nama-Nya;”(Yohanes 1:11-12)
24. TANYA:
Selain bertobat, adakah hal lain yang
harus dipenuhi agar pelayanan baptisan air tersebut benar-benar sesuai apa yang
dikatakan Alkitab?
JAWAB:
Dibaptis dengan air itu bukan hanya
sekedar lambang, tetapi juga bukti keputusan untuk setia mengikut Tuhan Yesus
Kristus. Dan bagi orang yang mengikut Tuhan Yesus Kristus, Tuhan Yesus
menetapkan syarat yang tidak boleh ditawar-tawar. Yaitu harus memikul salib, dan
menyangkal diri serta setia mengikut Yesus.
“Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang
mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan
mengikut Aku.” (Lukas 9:23)
Jadi sesudah dibaptis harus bersedia
untuk setia mengikut Tuhan Yesus Kristus dengan rela menyangkal dan memikul
salib diri setiap hari.
25.
TANYA:
Untuk dibaptis maka orang tersebut harus bertobat,
bertekad mengikut Tuhan Yesus dengan setia. Hal apa lagi yang mesti diketahui
dan dipenuhi sebelum mendapatkan pelayanan baptisan air?
JAWAB:
Dibaptis itu berarti dipersekutukan dengan anggota tubuh
Kristus dan menjadi anggota keluarga Allah. Hal ini bisa diwujudkan dengan cara
rela tertanam di Gereja local.
“Janganlah kita
menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh
beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat
melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:25).
“ Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah
kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang
harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya
dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa
keuntungan bagimu.” (Ibrani 13:17)
26. TANYA:
Selama ini ada beberapa macam tradisi pembabtisan yang
dilakukan oleh Gereja. Dari semua tradisi pelayanan baptisan air tersebut cara
manakah yang seharusnya diikuti?
JAWAB:
Diawal telah kita tegaskan bahwa pelayanan baptisan air
dilakukan bukan sebagai sekedar tradisi melainkan perintah Tuhan Yesus Kristus
dan para rasulNya, itu yang terpenting. Karena itu cara pelayanan baptisan air
yang harus dilakukan juga harus mengikuti apa yang Tuhan ajarkan dalam Alkitab.
Sebab ukuran kebenaran yang harus kita pegang adalah apa yang Alkitab katakan.
a.
Pelayanan baptisan air harus dilakukan
dengan cara diselamkan
“Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga
langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke
atas-Nya,” (Matius 3:16)
b.
Pelayanan baptisan air boleh dilakukan
hanya kepada yang sudah memenuhi syarat (lihat halaman-halaman sebelum ini)
Anak-anak tidak boleh dibaptis, anak-anak
hanya boleh diserahkan kepada Tuhan Yesus untuk diberkati. Pelayanan penyerahan
anak ini dilakukan oleh orang tua anak tersebut di Gereja, dihadapan siding
jemaat. Dengan menyerahkan anak kepada Tuhan berarti orang tua sadar bahwa dia
butuh pertolongan Tuhan untuk mendidik, mengasuh dan merawat anak tersebut.
Selain itu orang tua juga berjanji bahwa mereka akan mendidik anak-anak mereka
secara bersungguh agar hidup sesuai ajaran Tuhan.
“Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah
menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti
itulah yang empunya Kerajaan Sorga." Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas
mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.”(Matius 19:14-15)
c.
Pelayanan baptisan air harus dilakukan
“didalam nama Tuhan Yesus Kristus”, dan bukan “didalam nama Bapa, Anak dan Roh
Kudus”.
Memang Tuhan Yesus memerintahkan para murid
untuk membaptis dalaman nama Bapa, Anak dan Roh Kudus (Matius 28:19). Tetapi
tidak seorang pun murid Yesus yang melakukan pelayanan pembaptisan air dengan
cara tersebut. Juga tidak ada satu tokoh Alkitab pun yang dibaptis dengan cara
tersebut. Yang ada adalah dibaptis “dalam nama Tuhan Yesus Kristus”. (Kisah
Para Rasul 2:38; 8:16; 10:48; 19:5).
Mengapa demikian? Sebab para murid tahu bahwa
Bapa, Anak dan Roh Kudus itu menunjuk kepada SATU pribadi yaitu Tuhan Yesus
Kristus. Dan itulah sebabnya dalam Matius 28:19 disebutkan “baptislah mereka dalam nama
Bapa dan Anak dan Roh Kudus,”. Perhatikan pada kata “nama” disebutkan satu
kali (tunggal, bukan jamak) untuk dikenakan pada Bapa, Anak dan Roh Kudus. Hal
ini menegaskan bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus itu bukan pribadi-pribadi Allah
yang berbeda-beda, tetapi pribadi yang satu dan sama, namun perananNya yang
berbeda-beda.
“Sebab dalam Dialah (tunggal, yaitu Tuhan Yesus Kristus) berdiam secara
jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan,”(Kolose 2:9).
Pelayanan baptisan air yang dilakukan diluar
cara ini, menurut hemat penulis orang tersebut “sama sekali belum dibaptis”
karena itu ia membutuhkan pelayanan baptisan air yang sesuai isi Alkitab.
27. TANYA:
Apakah makna sesungguhnya dari baptisan air
selam “dalam nama Tuhan Yesus Kristus”
itu?
JAWAB:
Bertobat berarti mati terhadap dosa. Dibaptis
selam “dalam nama Tuhan Yesus Kristus” berarti manusia lama yang tunduk dan
kalah pada dosa dan telah mati tersebut harus dikuburkan. Dibaptis dengan Roh
Kudus berarti tabiat yang baru dibangkitkan bersama Tuhan Yesus Kristus, dan
selanjutnya Anda hidup dalam manusia baru yang berkenan kepada Tuhan.
Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak
dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan
dari Roh, adalah roh.
Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus
dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar
bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi.
Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
(Yohanes 3:5-8)
28. TANYA:
Sesudah mendapatkan pelayanan baptisan
air “dalam nama Tuhan Yesus Kristus”, apakah yang harus saya lakukan
selanjutnya?
JAWAB:
Pelayanan baptisan air yang benar dan
sesuai Alkitab adalah awal dari perjalanan iman Kristen Anda. Dan Anda tidak
boleh berhenti disini. Anda harus melanjutkan perjalanan iman Anda. Anda
membutuhkan pertumbuhan rohani yang sehat. Anda memerlukan kuasa untuk hidup
berkemenangan di dalam Tuhan Yeus Kristus. Anda membutuhkan baptisan Roh Kudus yang
ditandai dengan tanda fisik yaitu berbahasa yang baru, itulah bahasa roh (Kisah
Para Rasul 1:5).
29. TANYA:
Apakah yang harus saya lakukan agar mendapatkan
baptisan Roh Kudus?
JAWAB:
ü
Milikilah kerinduan yang
sungguh-sungguh untuk mendapatkan baptisan Roh Kudus.
ü
Bukalah hati Anda dengan iman
terimalah baptisan Roh Kudus.
ü
Mintalah hamba Tuhan untuk berdoa dan
menumpangkan tangan atas kepala Anda (Kisah Para Rasul 8:17)
ü
Mulailah mengucapkan bahasa yang baru
(yaitu bahasa roh) dengan iman. Baptisan Roh Kudus pasti ditandai dengan bahasa
roh, hal ini sama pastinya dengan angin ribut selalu disertai suara
menggemuruh.
Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada
manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti
bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia. (1Korintus 14:2)
Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa,
tetapi akal budiku tidak turut berdoa.(1Korintus 14:14)
30. TANYA:
Apakah ada kebiasaan-kebiasan baru
yang harus saya jalankan setelah semua hal diatas saya jalankan?
JAWAB:
Oh…tentu ada. Berikut ini adalah
kebiasaan-kebiasaan baru yang harus Anda jalankan setiap harI:
a.
Bacalah Alkitab Anda dan berdoa setiap
hari dengan disiplin.
b.
Hadirlah selalu dalam
pertemuan-pertemuan ibadah dengan setia.
“Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita,
seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati,
dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani
10:25).
c.
Hiduplah suci setiap hari.
“Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu
dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan
menerima kamu“. (2 Korintus 6:17)
“Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu
percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama
dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas
orang-orang durhaka)”. (Kolose 3:5-8)
d.
Bagikanlah pengalaman Anda kepada
orang lain.
e.
Sisihkanlah 10% dari setiap berkat
yang Anda terima.
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah
perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku,
firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap
langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Aku akan
menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan
supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta
alam. Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan
menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam.(Maleakhi 3:10-12)
f.
Segera bergabunglah dengan kelompok
sel di Gereja Anda, dan ikutilah pelatihan-pelatihan pelayanan yang diadakan.
g.
Ambillah bagian dalam pelayanan rohani
di Gereja Anda sesuai dengan karunia yang Tuhan anugerhkan kepada Anda.
h.
Teruslah bertumbuh dalam kasih karunia
dan penenalan akan Tuhan Yesus Kristus (2Petrus 3”18)
i.
Marilah bersama-sama menantikan
kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kalinya, karena itu mari terus giat
berjuang diladang pelayanan pekerjaan Tuhan dengan tekun dan setia.
Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh,
jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus
Kristus, Tuhan kita. (1Tesalonika 5:23)
Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan
kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya
kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.
(2Timotius 4:8)
PENUTUP
Dalam hidup ini tidak ada yang lebih melegakan seperti
mampu memahami penyataan. Sebab dengan memahami penyataan Tuhan akan membuat
kita mengenal Tuhan. Dan dengan mengenal Tuhan akan membuat kita memiliki
kesempatan untuk melayani Tuhan dengan pelayanan yang berkenan kepada Tuhan.
Dan bukankah melaynai Tuhan adalah kebahagiaan tertinggi manusia. Sebab untuk
itulah eksistensi manusia itu ada.
Dari apa yang Allah nyatakan dalam Alkitab sangatlah
tegas bahwa Allah itu Roh dan Dia adalah esa dalam arti hanya ada Satu, dan
hanya Dia-lah satu-satunnya. Dia menyatakan diri sebagai Bapa, Anak dan Roh
Kudus dalam rangka membangun relationship dengan manusia.
Jika demikian maka Allah yang esa adalah hanya ada satu
Pribadi. Dan penyataan Allah yang sempurna diwujudkan nyatakan sebagai saksi berupa
manusia yang bernama Yesus Kristus. Jadi Bapa, Anak dan Roh Kudus mengacu pada
satu pribadi ke-Allahan yaitu Tuhan Yesu Kristus.
Jika Anda mengalami kesulitan menemukan Gereja yang
menyampaikan pengajaran tentang keesaan Tuhan seperti dalam buku ini, silahkan
menghubungi kami:
Edi Zakaria – Gereja Pantekosta Serikat Di Indonesia
(GPSDI) Hp. 081335335837 atau e-mail: pdt.edizakaria@yahoo.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar