MENIKMATI RASA CUKUP

 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.
(Matius 6:11)

Mengatakan “cukup” adalah mudah untuk sebagian orang. Tetapi untuk sebagian yang lain itu bukan hal yang mudah. Mengapa bisa demikian?

I. SULIT ATAU MUDAH?
“Cukup” itu bias sulit, tetapi juga bisa mudah. Sebab:

1. CUKUP ITU RELATIF
Gaji satu juta rupiah bagi seseorang bisa berkata itu gaji lebih dari cukup. Tetapi belum tentu bagi orang lain gaji sebesar itu bisa dikatakan cukup, karena cukup itu sifatnya sangat relatif. Hal itu bergantung pada banyak faktor variabel penentunya.

2. CUKUP ITU NORMATIF
Tidak ada angka yang tegas dan jelas yang secara tehnis bisa diterapkan pada semua orang dan atau pada semua persoalan. Hal ini tidak terlepas dari sifat “cukup” itu adalah normatif.

II. UKURANNYA DI HATI
“Cukup” atau “tidak cukup” ternyata bukan ditentukan oleh angka maupun ukuran skala tertentu. “Cukup”, “senang”, “puas” ternyata ukurannya terletak di hati. Hatilah yang menentukan apakah seseorang merasa dirinya sukup atau tidak, puas atau tidak, senang atau tidak. Dan bila ukuruannya di hati, maka “cukup” itu bukan hanya masalah matematis, tetapi juga masalah kedewasaan dan kematangan rohani.

III. PENYAKIT HATI
Paling tidak ada 3(tiga) macam penyakit rohani yang menyusup di hati dan membuat seseorang merasa dirinya tidak cukup dan selalu merasa kekurangan:

1. KETAMAKAN (Lukas 12:15)
Orang yang tamak memiliki hati sifatnya seperti kubur yang menganga, tidak pernah puas walau sudah menelan banyak. Walaupun hati itu kecil, tetapi bagi orang yang tamak seisi dunia bias masuk ke hatinya, tetapi selalu ada ruang kosong di hatinya yang harus disumpal. Sebab orang yang tamak itu menjadikan kesenangan, kepuasan, kekayaan menjadi Tuhan mereka (Kolose 3:5).

2. IRI HATI (Yakobus 4:2)
Orang iri hati selalu membingungkan apa yang ada pada orang lain, dan tidak memusingkan apa yang ada pada dirinya. Itulah sebabnya orang iri hati selalu gagal mengucap syukur dan tidak bias berkata cukup.

3. KEDUNIAWIAN(Roma 12:2)
Dunia mengacaukan alam pikiran banyak orang dengan menggunakan sarana iklan yang berseliweran melalui berbagai media. Terlebih di era informasi sekarang ini, semakin merajalela.

IV. PERSEMBAHKAN TUBUHMU (Roma 12:1)
Belajarlah menghitung kemurahan Allah, maka engaku akan berkata: “cukup!” dan “puas!”. Selanjutnya beranilah melangkah mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup kepada Kristus. Tuhan memuaskan hidupmu. Itu PASTI!. Amin

Oleh: Pdt. Edi Zakaria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar