ORANG MATI MENGUBURKAN ORANG MATI


Oleh: Pdt. Edi Zakaria

Lukas 9:59-60 (TB)

59 Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku."

60 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana."


MEMAHAMI NATS:

Bila menyimak nats di atas maka kita akan menemukan ada dua macam penafsiran yang bisa dipahami:

1. Ayahnya belum mati tetapi sudah sangat tua sehingga mendekati ajalnya.

Mengapa pengertian seperti itu bisa kita peroleh? Sebab kalau benar ayahnya sudah meninggal, pastilah dia berada disekitar rumah duka tersebut sehingga tidak mungkin bisa berjumpa dengan Yesus.

Namun ada sedikit ganjalan yaitu mengapa Yesus membuat penegasan yang seakan-akan ayahnya sudah mati. Yesus menggunakan pernyataan seperti berikut: "Biarlah orang mati dikuburkan oleh orang mati." 

Ungkapan Yesus tersebut memiliki makna bahwa orang yang terkena mayat akan menjadi najis (mati secara rohani) agar mayat tersebut tidak perlu menajiskan orang yang tahir, khususnya kepada orang yang mau mengikut Yesus tadi. 

Alkitab mengatakan:

Hagai 2:13 (TB) (2-14) Berkatalah pula Hagai: "Jika seseorang yang najis oleh mayat menyentuh semuanya ini, menjadi najiskah yang disentuh itu?" Lalu para imam itu menjawab, katanya: "Tentu!"

Bilangan 19:11-13 (TB)

11 Orang yang kena kepada mayat, ia najis tujuh hari lamanya.

12 Ia harus menghapus dosa dari dirinya dengan air itu pada hari yang ketiga, dan pada hari yang ketujuh ia tahir. Tetapi jika pada hari yang ketiga ia tidak menghapus dosa dari dirinya, maka tidaklah ia tahir pada hari yang ketujuh.

13 Setiap orang yang kena kepada mayat, yaitu tubuh manusia yang telah mati, dan tidak menghapus dosa dari dirinya, ia menajiskan Kemah Suci TUHAN, dan orang itu haruslah dilenyapkan dari Israel; karena air pentahiran tidak disiramkan kepadanya, maka ia najis; kenajisannya masih melekat padanya.

Jadi pernyataan Yesus tadi seakan akan menunjukkan Ayah orang tersebut sudah mati.

2. Ada kemungkinan ayahnya sudah meninggal dan ditaruh gua makam dan menunggu untuk mengering dan menjadi tulang belulang sesudah itu baru dikuburkan. Tentu ini memakan waktu yang lama.

3. Bisa jadi ayahnya sudah meninggal dunia tetapi dia belum ke rumah sehingga tidak bersentuhan dengan mayat.

Jika pemahaman tersebut kita pegang maka ada kejanggalan yang besar yaitu tidak sesuai dengan tradisi orang Yahudi. Karena orang yang berduka pasti menggunakan pakaian kabung. Walaupun belum ke rumah dan belum menyentuh mayat, baru mendengar berita kalau ayahnya meninggal maka ia pasti sudah menggunakan pakaian kabung.

Alkitab berkata:

Ester 4:1 (TB) Setelah Mordekhai mengetahui segala yang terjadi itu, ia mengoyakkan pakaiannya, lalu memakai kain kabung dan abu, kemudian keluar berjalan di tengah-tengah kota, sambil melolong-lolong dengan nyaring dan pedih.

Dari kedua penafsiran ini sepertinya penafsiran pertama lebih tepat. Maksudnya, pernyataan Yesus bukan bertujuan menegaskan kalau ayah orang tersebut sudah mati, tetapi Yesus menekankan, kalau toh seandainya mati, orang tersebut tidak perlu menajiskan diri dengan menyentuh mayat ayahnya, tetapi cukup mereka yang tidak tahir yang bekerja menguburkan ayahnya. 


P E S A N

Jadi melalui ayat tersebut Tuhan Yesus menyampaikan pesan:

1. Tuhan Yesus yang menentukan siapa yang harus menjadi pengikutNya.

Alkitab berkata:

Yohanes 15:16 (TB)  Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.

2. Bila mengambil keputusan mengikut Yesus jangan berdalih dan menunda.

Ayahnya sudah tua dan masih hidup, dan tidak tahu kapan matinya. Tetapi jika menunggu ayahnya mati kemudian baru mengikut Yesus.... Berapa tahun lagi ayahnya mati? Dan nunggu berapa tahun lagi untuk bisa mengambil keputusan mengikut Yesus?

3. Jangan mengikut Yesus setelah dunia juga membuang.

Setelah ayahnya mati maka orang tadi seakan-akan orang itu menganggap dirinya tidak dibutuhkan lagi sebab ayahnya sudah meninggal. Masakan umur sisa hidupnya pantas dipersembahkan untuk mengikut Yesus?

4. Jangan mengkhawatirkan hal yang tidak perlu dikuatirkan.

Tidak perlu mengkhawatirkan ayahnya yang enggak tahu kapan matinya. Kalau toh mati biar orang yang najis saja yang menguburkan ayahnya.

5. Mengikut Yesus adalah panggilan yang suci

Jangan biarkan kenajisan menggagalkan panggilan Tuhan terhadapnya. Mumpung masih dalam keadaan tahir, masih dilayakkan untuk mengikut Yesus.


PENERAPAN

1. Mari kita syukuri panggilan Tuhan.

Orang yang memenuhi panggilan Tuhan ditandai dengan ketaatan melakukan firman Tuhan tanpa menunda-nunda.

2. Hidup itu harus digunakan untuk memenuhi panggilan Tuhan.

Apa yang kita mengerti tentang firman Tuhan lakukanlah. Jangan hanya bingung dengan apa yang kita tidak mengerti.

3. Gunakan kesempatan yang ada untuk memenuhi panggilan Tuhan.

Mumpung sehat, jangan nunggu sakit. Mumpung ada harta, jangan nunggu miskin. Dst.

4. Apa yang bisa dilakukan untuk menaati firman Tuhan, lakukanlah.

Jangan terlalu kebanyakan pertimbangan yang gak perlu sampai akhirnya menunda dan membatalkan ketaatan kita kepada Tuhan.

5. Jagalah hati, pikiran, dan tindakan kita untuk tetap kudus agar tetap layak untuk memenuhi panggilan Tuhan.

A m i n

MEMPERSIAPKAN DIRI MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN YESUS YANG KE DUA KALINYA

Nats: Matius  25:1-13

Oleh: Pdt. Edi Zakaria



MEMAHAMI PERUMPAMAAN

Tuhan Yesus membahas akhir zaman dengan menggunakan perumpamaan 10 gadis sahabat mempelai perempuan yang ditugaskan untuk memberi penyambutan bagi kedatangan mempelai laki-laki. Hal itu lazim dilakukan zaman dulu di Israel.

Kedatangan mempelai laki-laki dilakukan pada waktu malam, karena itu masalah pelita itu masalah serius. Para gadis penyambut mempelai laki-laki wajib memegang pelita.

Ternyata kedatangan mempelai laki-laki tidak sesuai perkiraan "panitia" penyambutan. Sebagai akibatnya terjadi kejenuhan, mengantuk dan tertidur. Semua gadis mengalami itu hal-hal di atas. Tidak seorangpun yang luput.

Yang unik melalui perumpamaan ini Tuhan Yesus menggunakan diksi "bodoh" dan "bijaksana" hanya didasarkan pada persediaan minyak dalam buli-buli, disertai penekanan pesan: "Matius 25:13 (TB)  Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."

Dan ketidak siapan untuk berjaga-jaga dikomentari dengan narasi:

"Matius 25:12 (TB)  Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu."

Narasi di atas sepertinya memiliki bobot yang sama kerasnya dengan:

"Matius 7:23 (TB)  Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Jadi, maksud Tuhan Yesus dengan perumpamaan ini ialah:

1. Kedatangan Tuhan Yesus yang ke dua kalinya itu tidak bisa diduga.

2. Yang bisa menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang kedua hanyalah orang yang fokus menggunakan hidupnya HANYA untuk menyambut kedatanganNya. Fokus dan tidaknya ini nampak pada apa yang dilakukannya. Hal inilah yang mendatangkan label "bodoh" ataukah "bijaksana".

3. Ketidak siapan untuk menyambut kedatangan Yesus yang kedua kalinya pasti hanya menimbulkan kepanikan yang luar biasa dan penyesalan yang hebat.

4. Soal capek, ngantuk dan tidur, semua orang mengalami. Sama seperti membicarakan kelemahan, kesalahan bahkan kegagalan semua orang memiliki dan mengalami. Tetapi orang yang fokus menanti kedatangan Yesus tahu bagaimana menyikapi. Dia mengantisipasi dirinya secara mandiri. Tetapi yang tidak fokus menyambut kedatanganNya selalu bergantung kepada orang lain.


PENERAPAN

1. Apa yang kita harus kita lakukan untuk menyambut kedatangan Yesus itu jauh lebih penting dari pada sibuk mencari tahu kapan Yesus akan datang. 

Jadi jangan hanya sibuk meramal kedatangan Yesus dengan menggunakan Alkitab, tetapi abai menata hidup untuk siap bertemu Yesus.

Bagaimana cara bersiap menyambut kedatangan Yesus?

Lakukan perintah agung dan amanat agung Tuhan Yesus yaitu:

Matius 22:37-40 (TB)

37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 

38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.

39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."


Matius 28:18-20 (TB)

18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.

19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Hal ini selaras dengan peringatan Tuhan Yesus pada perikop sebelumnya:

Matius 24:12-14 (TB)

12 Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.

13 Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.

14 Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya."

Lakukanlah semua itu dengan sikap hati yang benar:

Kolose 3:23 (TB)  Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.


2. Fokus menggunakan hidup untuk menyambut kedatangan Tuhan itu membuat kita bijaksana dalam menggunakan hidup kita. 

Peduli atau tidak, kedatangan Tuhan Yesus pasti terjadi. Tetapi bila kita peduli maka pasti kita tidak sembrono menggunakan hidup. Dan itu membuat setiap menit dalam hidup kita menjadi sangat bermakna dan berarti. 

Tanpa bersiap dan menanti kedatangan Yesus maka kita akan kehilangan tujuan, arti dan makna hidup kita. Karena itu jangan hidup bodoh, yaitu hidup yang mengabaikan kedatangan Yesus yang ke dua kalinya.


3. Orang yang siap menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang ke dua kalinya akan membuat kita siap menghadapi kenyataan hidup yang ada. 

Sama seperti Rasul Paulus katakan:

Filipi 1:21-24 (TB)

21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. 

22 Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.

23 Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus — itu memang jauh lebih baik;

24 tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu. 

Namun orang yang tidak fokus mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Yesus yang kedua kalinya akan hidup diombang-ambingkan oleh berbagai hal dalam dunia. Puncaknya adalah hidup yang berakhir pada penyesalan abadi.


4. Fokus pada kedatangan Kristus

Soal kelemahan, kekurangan dan kesalahan semua orang memiliki. Tetapi orang yang fokus menyambut kedatangan Yesus yang kedua kalinya pasti mampu mandiri untuk bangkit mengatasi semua itu. Ia tidak kehabisan "minyak" untuk untuk terus berpendar semangat dan gairah hidupnya untuk bangkit, membangun diri guna mengatasi semua itu. Sehingga saat Yesus datang ia sudah siap menyambut mempelai lelaki surgawi dengan tanpa cacat, tanpa cela dan kerut dan siap masuk dalam kesukaan yang tidak terbayangkan dalam pesta Perjamuan kawin Anak Domba.

Hal ini bertolak belakang dengan mereka yang tidak fokus, mereka pasti tidak berjaga-jaga. Mereka juga pasti belum pernah selesai mengatasi kelemahan, kekurangan dan kesalahan. Sebab mereka mengandalkan orang lain untuk membantunya. Mereka akan jatuh bangun di situ-situ juga. Sampai-sampai Yesus berkata:  "Aku tidak mengenal kamu."

Sebab kenyataannya para gadis bodoh itu hanya asyik dengan dirinya sendiri, meskipun tampaknya seperti turut menanti kedatangan mempelai surgawi. Pada hal is asyiiik dengan kemalasan dan zona nyaman yang tidak pernah mau ditinggalkannya.

Amin


Madiun, Juli 2020.

P A R O U S I A



Kedatangan Kristus ada dua tahap. Tahap yang pertama, ia datang di awan-awan. Dalam 1Tesalonika 4:13-18 penggunaan kata "kedatangan" Tuhan digunakan kata parousia. Hal ini sesuai dengan pesan malaikat saat Yesus terangkat ke surga.

Kisah Para Rasul 1:11 (TB)  dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga." 

Tahap ke dua, ialah Epiphania yaitu saat Yesus menjejakkan kakinya ke tanah.


I. KAPAN?

Soal saat dan waktunya tidak seorangpun yang tahu.

Matius 24:36 (TB)  Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri."

Namun GPSDI mempercayai bahwa itu terjadi sebelum aniaya besar.

1 Tesalonika 5:9 (TB)  Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita,

Meskipun tentang hal ini ada banyak penafsiran (Ingat yang lalu perihal milenium dan tribulasi), namun kita menganut pre tribulasi. Coba cek posting Doctrine Apostles


II. APA YANG TERJADI?

Saat parousia akan terdengar sangkakala berbunyi. Itulah penghulu malaikat meniupkan sangkakala tersebut.

Semua orang yang mati dalam Tuhan dibangkitkan. Yang masih hidup diubahkan dengan tubuh kemuliaan.

Mereka terangkat di awan-awan berjumpa dengan Yesus diangkasa.

Matius 24:40-42 (TB)

40 Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan;

41 kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.

42 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.

Mereka akan masuk dalam kemuliaan Perjamuan kawin Anak Domba. Namun sebelum itu mereka harus menghadap tahta pengadilan Kristus.

2 Korintus 5:10 (TB)  Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat. 

Siapa yang tertinggal?

1. Orang yang mati tidak dalam Tuhan, mereka tidak ikut dibangkitkan.

2. Mereka yang akan masuk dalam aniaya besar.


III. TUJUAN?

Parousia terjadi dengan maksud:

1. Menggenapi janji tentang kedatangan Kristus yang ke dua kalinya.

2. Memastikan bahwa orang yang mati dalam Tuhan hanya istirahat untuk menanti kedatangan Kristus.Wahyu 14:13 (TB)  Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka." 

3. Menyatukan orang-orang kudus dalam PL dan PB dan orang-orang Kudus di zaman akhir. Baik yang masih hidup maupun yang sudah mati.

4. Menghindarkan orang-orang kudus dari murka Allah yang akan datang.

5. Menyiapkan untuk mempermuliakan Gereja Tuhan.

Memang ikut Yesus itu indah dan penuh sukacita. Tetapi yang jauh lebih indah dan penuh sukacita masih menanti kita.



Madiun, 27 Juli 2020

TAHTA PENGADILAN KRISTUS

 



Tahta pengadilan Kristus tidak sama dengan tahta putih. Tahta pengadilan Kristus adalah bagi mereka yang terangkat ke awan-awan untuk menjumpai Yesus di angkasa saat ke datanganNya kali yang ke dua. Saat itu sangkakal berbunyi dan orang yang mati dalam Tuhan dibangkitan dan mereka yang masih hidup diubahkan dengan tubuh kemuliaan (1Tesalonika 4:16-17).

Tahta putih adalah tempat orang yang diadili bagi mereka yang tidak dibangkitkan dalam kebangkitan yang pertama.


I. KAPAN?

Tahta pengadilan Kristus terjadi saat semua orang kudus yang telah diangkat, mereka dikumpulkan.

Semua orang percaya harus memberi pertanggungjawaban.

1 Tesalonika 4:14 (TB)  Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.


II. APA YANG TERJADI?

Setiap orang percaya harus memberi pertanggungjawaban kepada Kristus.

Roma 14:10-12 (TB)

10 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. 

11 Karena ada tertulis: "Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah."  

12 Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.

Di pengadilan Kristus semua jerih lelah dan ketulusan hati kita mendapatkan ganjarannya.

Di sini kita tahu bahwa kekristenan bukan berbicara tentang surga atau neraka saja. Tetapi walaupun masuk surga namun jika kita tidak bisa memberi pertanggungjawaban di hadapan Kristus tentang semua yang Allah percayakan, maka kita akan mengalami kerugian yang hebat. 

Kerugian itu ibarat membangun rumah namun menggunakan bahan-bahan bangunan yang mudah terbakar dan semua diuji dengan api.

1 Korintus 3:12-15 (TB)

12 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,

13 sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.

14 Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. 

15 Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.

Bukan berarti yang bangunannya yang dibakar dengan api lalu orangnya masuk neraka. Tidak! Bukan begitu. Walaupun tidak masuk neraka, tetapi bukan berarti ini bukan kesedihan. Ini kesedihan oleh karena kerugian yang hebat. 

Di sinilah tujuan dan motivasi pengabdian dan pelayanan kita kepada Kristus diuji.

Namun bila lulus uji maka kita akan menerima mahkota.

Kita akan mendengar pujian dari Tuhan.

Matius 25:23 (TB)  Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.


Ada 5(lima) mahkota yang dicatat dalam Alkitab:


1. Mahkota abadi

1 Korintus 9:25 (TB)  Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. 

Diberikan bagi yang mengikuti pertandingan iman dengan tuntas.


2. Mahkota kemegahan

1 Tesalonika 2:19 (TB)  Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu?

Tersedia bagi mereka yang melayani jiwa-jiwa.

Karena itu mari kita terus bersemangat melayani.

Filipi 4:1 (TB)  Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!


3. Mahkota kebenaran

2 Timotius 4:8 (TB)  Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

Mahkota ini diberikan kepada mereka yang bertekun mempertahankan iman sampai langkah terakhir.


4. Mahkota kehidupan

Yakobus 1:12 (TB)  Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.

Mahkota ini diberikan kepada orang yang tahan uji.

Wahyu 2:10 (TB)  Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.


5. Mahkota kemuliaan

1 Petrus 5:4 (TB)  Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu. 

Mahkota ini diberikan kepada mereka yang memiliki kehidupan menggembalakan banyak orang.


III. TUJUAN PENGADILAN KRISTUS

1. Pertanggungjawaban orang percaya kepada Kristus.

2. Menentukan ganjaran dan mahkota.

3. Memastikan semua yang dilakukan orang percaya tidak ada yang sia-sia.

4. Memastikan bahwa ketidak maksimalan menggunakan potensi diri untuk kemuliaan Tuhan adalah kerugian yang besar.

Pesan Tuhan melalui hamba-Nya Rasul Paulus:

Kolose 3:23 (TB)  Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.


Madiun, Agustus 2020

KITAB KEHIDUPAN


(Yesus berfirman:) "Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya." (Wahyu 3:5)

I. APA ITU KITAB KEHIDUPAN?

Ada beberapa kitab disebutkan dalam Firman Allah. Dalam Keluaran 32:32-33 sebuah kitab disebutkan oleh Musa. Dalam Mazmur 69:29 ada sebuah "kitab kehidupan". Menurut Stanley, Kitab Kehidupan yang disebutkan dalam Perjanjian Lama adalah satu daftar nama orang yang hidup, sedangkan dalam Perjanjian Baru kitab kehidupan merupakan daftar nama setiap orang yang memiliki hidup yang kekal. Dengan pengertian ini beberapa masalah dapat diatasi. Dalam Mazmur 69:29 Raja Daud berdoa supaya musuhnya meninggal, dan bukan supaya keselamatan kekal yang mereka miliki diambil dari mereka. Musa, dalam Keluaran 32:32, berdoa supaya dia sendiri boleh meninggal dunia. Nasibnya itu lebih baik daripada tetap mewakili Tuhan Allah di hadapan satu umat yang tidak akan Dia ampuni. 

Seorang tuan Romawi yang ingin memerdekakan budaknya dapat mencatat nama budak itu di dalam buku daftar kewarganegaraan kota. Kalau namanya dicatat, dia sudah menjadi warga negara, dan dia bukan budak lagi. Sebaliknya kalau nama seorang penjahat dihapus dari daftar warga kota di Propinsi Asia, dia bukan lagi warga kota itu.  Demikian juga kitab kehidupan merupakan daftar nama orang yang diselamatkan, yaitu mereka yang memiliki kewarganegaraan dalam Kerajaan Allah. 

Dalam Kitab Wahyu istilah kitab kehidupan dipakai enam kali. Setiap ayat dari enam ayat itu menekankan bahwa ada dua kelompok manusia, yaitu mereka yang namanya tercantum dalam kitab kehidupan dan mereka yang namanya tidak tercantum. Kitab kehidupan menegaskan hukuman yang akan dilaksanakan oleh Anak Domba Allah. 

II. FUNGSI KITAB KEHIDUPAN

"Kitab kehidupan"  dirujuk pada Wahyu 20:12, 15 dan Filipi 4:3. Dengan jelas setiap orang yang telah mengalami kelahiran baru, tetapi kemudian menolak untuk bertekun dalam iman dan untuk menang, maka namanya akan dihapus dari kitab kehidupan (lihat Wahyu 2:7). Terhapusnya nama dari kitab kehidupan berarti kehilangan hidup kekal itu sendiri (Wahy 2:7,10-11) dan pada akhirnya dihukum dalam lautan api (Wahyu 20:15). Inilah yang dikatakan oleh Roh kepada jemaat-jemaat (Wahyu 3:6; 13:8; 17:8; 20:12; 21:27; bandingkan Keluaran 32:32).

III. KAPAN KITAB KEHIDUPAN DIBACA?

Wahyu 20:15 Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.

Ayat ini merupakan ringkasan mengenai penghakiman takhta putih. Dalam ayat ini ditegaskan bahwa satu-satunya syarat untuk bisa lepas dari lautan api, yakni nama kita harus tertulis di dalam kitab kehidupan itu. Orang yang tidak mempunyai kewarganegaraan dalam Kerajaan Allah harus dilemparkan ke dalam lautan api itu. Tidak ada tempat lain.

IV. BAGAIMANA CARA AGAR NAMA KITA TERCATAT DI KITAB KEHIDUPAN?

Dalam kitab itu ada nama-nama, dan bukan hanya ciri-ciri dan syarat-syarat saja. Kita tidak dapat menyelidiki isi kitab itu, atau mengetahui nama-nama siapa saja yang tertulis di dalamnya. Akan tetapi, dengan penilaian yang didasari kasih, kita bisa menyimpulkan bahwa siapa yang bekerja dalam pekabaran Injil, dan setia pada kepentingan Kristus dan jiwa-jiwa, maka nama-nama mereka terdaftar dalam kitab kehidupan.

Yohanes 5:24 (TB)  Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.

1 Yohanes 3:14 (TB)  Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.


Madiun, Juli 2020

TERMINOLOGI STIGMATIS TERHADAP PENGANUT ONENESS OF GOD



Ada banyak (paling tidak ada beberapa) tuduhan miring (belum bisa disebut fitnah karena yang mengatakan didasarkan ketidak tahuan) yang ditujukan kepada penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God).

Berikut beberapa tuduhan yang bisa penulis identifikasi:

1. Sabelianisme

Istilah Sabellianisme berasal dari Sabellius, yang adalah seorang teolog dan pendeta dari abad ke-3. Tak satu pun dari tulisannya yang bertahan sehingga semua yang diketahui tentang dia berasal dari lawan-lawannya.

Sering disebut bahwa Sabellius adalah Bapak Teologi ke-Esaan. Namun sejujurnya tidak ada seorangpun bisa menjelaskan secara sahih tentang penjelasan atau penjabaran ajarannya, sebab semua dokumen-dokumen tentang karyanya sudah dimusnahkan. penjelasan-penjelasan yang di dapat hanya bersumber dari lawan-lawannya.

Jadi jika penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) dituduh sebagai penganut Sabelianisme itu harus ditolak. Mengapa? Sebab  tidak ada yang tahu seperti apa ajaran Sabelius yang sesungguhnya.

2. Jesus Only

Penekanan yang kuat terhadap Pribadi Yesus sering disalah artikan seakan-akan penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) menolak keberadaan Allah Bapa dan Roh Kudus. Sesungguhnya penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) tidak menolak keberadaanNya, namun penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) tidak mengakui bahwa Allah Bapa, Allah Anak (yang benar  menurut LAI: Anak Allah), Allah Roh Kudus (yang benar menurut LAI: Roh Kudus) bukanlah 3(tiga) Pribadi Allah, melainkan 3(tiga) peranan Allah yang utama.

Penulis harus meluruskan kesalahan pahaman ini. Jesus Only = hanya Yesus. 

Fenomena "Jesus Only" ini berawal dari kamp pertemuan Pantekosta di California 1913 ketika salah satu peserta yang bernama John G. Scheppe mengalami kuasa nama Yesus. Banyak orang menerima wahyunya, dan mereka menemukan dukungan atas keyakinannya dalam baptisan "Jesus Only" berdasarkan Yohanes 3:5 dan Kisah 2:38.

Penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) yang dipelopori oleh Gereja Pantekosta Serikat Di Indonesia bukanlah kesinambungan dari gerakan ini.

3. Monarkhianisme

Monarkhianisme berasal dari kata monarkhi atau kerajaan.

Kaum Trinitarian memaksakan setiap orang Kristen harus memandang Allah yang diberitakan Alkitab harus dipandang sebagai Allah berpribadi jamak (plural) dan setara (equals). Sehingga siapapun yang mempercayai Allah yang diberitakan Alkitab adalah pribadi yang tunggal akan diberi stigma (tanda) yang berkesan miring. Monarkhianisme adalah kesan yang dituduhkan oleh kaum Trinitarian kepada penganut ke-Esaan sebagai orang yang mempercayai Allah yang menekankan kepada salah satu pribadiNya.

Penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) menolak sebutan ini. Sebab penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) menegaskan bahwa Alkitab memberitakan HANYA ADA SATU PRIBADI ALLAH namun perananNya jamak.

Dengan menuduhkan penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) adalah kaum monarkhianisme seakan-akan kaum Trinitarian menegaskan diri mereka adalah pemilik kebenaran sehingga semua di luar mereka adalah salah dan yang benar adalah diri mereka sendiri, yaitu mempercayai Allah yang benar itu pribadiNya banyak. Padahal Alkitab berkata:

Mazmur 72:18 (TB)  Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang melakukan perbuatan yang ajaib seorang diri! 

Mazmur 136:4 (TB)  Kepada Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. 

Yesaya 44:24 (TB)  Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari kandungan; "Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi — siapakah yang mendampingi Aku? — 

Yesaya 63:3 (TB)  "Aku seorang dirilah yang melakukan pengirikan, dan dari antara umat-Ku tidak ada yang menemani Aku! Aku telah mengirik bangsa-bangsa dalam murka-Ku, dan Aku telah menginjak-injak mereka dalam kehangatan amarah-Ku; semburan darah mereka memercik kepada baju-Ku, dan seluruh pakaian-Ku telah cemar. 

4. Unitarian

Ajaran ini mengakui adanya Allah, namun Kristus tidak diakuinya sebagai Tuhan yang adalah sumber segala-galanya. Bagi pengikut Unitarianisme, Yesus hanyalah orang besar, seorang nabi Allah atau bisa juga disebut sebagai manusia ajaib yang mampu melakukan mujizat. Arianisme adalah salah satu aliran yang menyerupai Unitarianisme.

Meskipun unitarianisme sama sekali berbeda dengan keyakinan penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God), tetapi seringkali orang salah mengidentifikasi penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) sama dengan ajaran mereka (Unitarian). 

Di mata sebagian orang unitarianisme menekankan kepada salah satu pribadi Allah, lalu Pribadi lainnya adalah pelengkap satu paket. Sehingga Tuhan itu dipandang seperti sesuatu yang komplementer.

Unitarian yang marak di Indonesia adalah saksi Yehuwa. Saksi Yehuwa meyakini bahwa Allah adalah Yehuwa. Yesus adalah manusia baik yang diangkat menjadi Allah. Roh Kudus hanyalah kekuatan Allah.

Penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) mempercayai Allah yang Esa tetapi pengertianNya tidak seperti itu.

5. Modalisme

Penganut doktrin Oneness percaya pada apa yang disebut sebagai “modalisme”, yaitu ada satu Tuhan dan Ia tampak dalam 3 moda yang berbeda. Terkadang Ia adalah Sang Bapa. Terkadang Ia adalah Sang Anak. Dan terkadang Ia adalah Roh Kudus, tetapi Ia TAK PERNAH ADA DALAM KETIGA MODA PADA SAAT YANG SAMA. Jadi Ia memiliki 3 moda (penampakan) saat Ia menampakkan diriNYA. 

Penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God)  mempercayai SATU PRIBADI Allah saja. Dia bisa sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus secara bersamaan. Itulah sebabnya penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) sering diidentifikasi sebagai penganut modalisme simultan. Maksud kaum Trinitarian bahwa 3 Pribadi Allah bisa tampil secara serentak atau bebarengan.

Kaum penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) tidak bisa mengelak dari tuduhan ini. Sebab Allah terlalu mampu untuk melakukan itu (Secara humor bisa disentil dengan candaan: "Memangnya yang bisa *)begitu cuma Naruto? " 😁🤣).   *) begitu --> Satu wujud tetapi tampil banyak dan serentak.

Penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) harus Amin-kan "tuduhan" itu. 

Keyakinan modalisme simultan itu jauh lebih presisi dengan pemberitaan Alkitab ketimbang Trinitas yang menjurus kepada "polytheisme ambigu". Sebab mereka memaksa Allah harus pribadiNya jamak (polytheisme) tetapi ketika dituduh sebagai penganut polytheisme mereka ngotot mereka mempercayai Allah yang Esa. Tetapi ketika diminta menjelaskan secara nalar, katanya "itu misteri". Itu ambigu namanya. 

Padahal misteri yang Agung tentang Allah itu bukan pada jumlah Pribadi-Nya, tetapi misteri terbesar dan agung itu terletak pada inkarnasiNya (1Timotius 3:16). Sebab inkarnasi itu sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan penjelasan yang bisa memuaskan akal, tetapi itu sudah dinyatakan oleh Allah. Ibaratnya seperti air satu lautan dimasukkan ke dalam satu baskom. Mana mungkin? Itulah sebabnya hal tersebut disebut misteri.

Jadi meskipun tuduhan itu diberi stigma miring, tetapi itulah kebenaran yang diberitakan oleh Alkitab, ya mari kita terima dengan mantab dan sepenuh hati sambil kita katakan: "ONENESS OF GOD LEBIH PRESISI DENGAN BERITA YANG DISAMPAIKAN OLEH ALKITAB DARI KITAB KEJADIAN DARIPADA SAMPAI KITA WAHYU DARIPADA KONSEP TRINITAS YANG CENDERUNG MIRIP DENGAN POLITHEISME AMBIGU."

Lalu julukan apa yang tepat untuk menyebut keyakinan ONENESS OF GOD ini? 

Oneness Pentacostalism itu sebutan yang ramah dan bersahabat.


Madiun, predio Agustus 2020.

Pdt. Edi Zakaria

PRA EKSISTENSI YESUS KRISTUS DALAM TERANG ALKITAB



Orang percaya meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Yesus Kristus itu Allah. Bila Yesus Kristus itu Allah berarti Dia ada bukan sejak dilahirkan di Betlehem, melainkan sebelumnya Dia sudah ada. Karena itu membahas tentang pra ekstensi Yesus harus berbicara juga tentang keberadaanNya yang kekal. Meskipun kekekalan Yesus dengan pra eksistensi Yesus adalah dua hal yang berbeda. Tetapi ke duanya memiliki jatuh dan berdirinya di titik yang sama.


I. APA ITU PRA EKSISTENSI YESUS?

Pra eksistensi Yesus adalah pokok pembahasan Kristologi (ajaran tentang Yesus) yang membahas tentang "apa adanya Yesus sebelum Ia dilahirkan di bumi".

Siapa Yesus sebelum Ia dilahirkan di bumi, dan apa saja yang dilakukan-Nya? Bagaimana Alkitab menyatakan tentang keberadaanNya ketika Is belim datang ke dunia dengan mengambil rupa manusia?

Yesus adalah Allah, ia ada sebelum segala sesuatu ada. Dan Ia ada dengan sendiriNya. Keberadaan-Nya tidak dapat disebabkan oleh apa pun. Keberadaan-Nya justeru mempengaruhi segalanya, dan keberadaan-Nya tidak pernah bisa lenyap oleh apapun. Itulah pembahasan tentang kekekalan Yesus.

Menolak pra eksistensi Yesus berarti menolak kekekalan Yesus. Menolak kekekalan Yesus berarti menolak ke-Allahan Yesus. 


II. YESUS ADALAH GAMBAR WUJUD ALLAH YANG TIDAK KELIHATAN

 Ibrani 1:1-4 (TB)

1 Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi,

2 maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.

3 Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, 

4 jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.

Dimasa lampau Allah berbicara melalui para nabi-nabi. Namun di zaman ini Dia berbicara melalui AnakNya Yesus Kristus.

Yesus Kristus adalah wujud (hypostasis) gambar Allah yang tidak kelihatan.

Berarti ayat ini menegaskan bahwa pra eksistensi Yesus adalah Allah yang Roh. Roh itu tidak kelihatan, tidak berwujud.

Hal ini bertolak belakang dengan paham Trinitas. Trinitas mengedepankan bahwa Anak Allah itu ada sejak kekekalan di masa lampau. Anak Allah adalah pribadi yang tersendiri dan berbeda, namun hakekatnya sama-sama Allah.

Tetapi kita kaum Oneness menolak pernyataan itu. Mengapa?

1. Ibrani 1:3 Yesus Kristus adalah cahaya kemuliaan Allah. Dia adalah gambar wujud Allah yang tidak kelihatan. Ini menegaskan bahwa pra eksistensi Yesus adalah Allah yang Roh itu. Dan hanya ada SATU Roh Allah.

2. Sebutan Anak Allah dikenakan kepada Yesus oleh karena Allah Roh yang mengambil wujud manusia itu bagaikan anak yang diutus oleh Bapa. Itulah sebabnya Yesus disebut Anak Allah.

Dalam Trinitas, apa arti dan makna Anak Allah saat pra eksistensi Yesus Kristus? Sampai saat ini mereka tidak memiliki jawaban. (Walvoord, John, YESUS KRISTUS TUHAN KITA).

3. Terminologi Anak memiliki makna adanya permulaan (batasan waktu). Sementara Trinitas memaknai terminologi tanpa ada batasan waktu. Pemahaman ini adalah redefinisi yang out common sense.

Jadi Yesus adalah gambar wujud Allah yang tidak kelihatan menegaskan bahwa Allah yang Roh, yang satu-satunya itu adalah wujud pra eksistensi Yesus Kristus. Itu berarti Yesus Kristus bukan pribadi Allah yang lain di dalam kekekalan di masa lampau.


III. Yesus Kristus adalah Firman

Pra eksistensi Yesus Kristus adalah firman sebagaimana termaktub dalam

Yohanes 1:1 (TB)  Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

 Namun demikian pengertian firman sebagai wujud pra eksistensi Yesus Kristus yang kita percayai sangat berbeda dengan konsep Trinitas. Konsep Trinitas menekankan bahwa firman itu adalah pribadi Allah yang berbeda dengan pribadi Allah yang lain (Pribadi Allah Bapa dan Allah Roh Kudus). Karena itu kaum Trinitarian memahami 

Yohanes 1:1 (TB)  Pada mulanya adalah Firman ( Firman itu ada sejak semula ); Firman itu bersama-sama dengan Allah ( Firman keberadaannya bersama dengan Allah ) dan Firman itu adalah Allah ( Firman itu juga Allah ). 

Ἐν ἀρχῇ ἦν ὁ Λόγος καὶ ὁ Λόγος  ἦν πρὸς τὸν Θεόν καὶ Θεὸς ἦν ὁ Λόγος

Kata ὁ (ho) yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata "the" sering dipahami sebagai penegasan pribadi yang berbeda. 

Tetapi kaum Oneness memahami diksi tersebut justeru menegaskan bahwa logos itu bagian dari Allah dan logos itu adalah Allah sendiri. 

Jika kata logos itu kita terjemahkan sebagai "penyataan Allah", maka diksi "ho" memiliki makna demikian:

Pada mulanya adalah penyataan Allah, penyataan Allah itu bersama-sama dengan Allah, penyataan Allah itu menyatakan pribadi Allah itu sendiri. 

Ilustrasi: 

Jika Tuhan berfirman: "Jadilah  terang! ". Terang pasti jadi.

Pertanyaannya adalah jika Tuhan tidak berfirman, apakah terang tersebut bisa jadi? Tentu tidak, bukan? 

Pertanyaan berikutnya, terang tersebut bisa ada karena Tuhan atau karena firman-Nya? 

He... He... Gak usah bingung. Tuhan dan firman-Nya enggak usah dibenturkan. Mengapa?

Firman Tuhan ada sejak Tuhan ada. Tuhan dan firman-Nya selalu bersama. Firman Tuhan menegaskan keberadaan Tuhan sendiri. 

Jadi Tuhan dan firman-Nya itu satu. Dan itu berarti Tuhan itu pribadi-Nya hanya satu. 


IV. YESUS ADALAH SANG PENCIPTA ALAM SEMESTA

Jika wujud Yesus di masa lalu adalah firman, jika demikian berarti Yesus juga pencipta alam semesta.

Pernyataan tersebut adalah tepat. Surat Ibrani menyatakan:

Ibrani 1:1-2 (TB)

1 Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi,

2 maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.

Pernyataan ini sangat praktis sebagai dasar penyembahan dan penginjilan; karena kalau kita memiliki wahyu Allah yang disalurkan melalui AnakNya sendiri, mana mungkin ada wahyu lain yang bisa menggantikannya? Dengan berkata bahwa Allah "telah berbicara kepada kita dengan perantaraan AnakNya," maka sudah jelas bahwa ajaran lain yang katanya mau "menyempurnakan" ajaran Kristen dengan wahyu mereka, tidak dapat dikatakan "menyempurnakan" tetapi harus dikatakan "bertentangan." Membaca nats ini, kita akan mengerti bahwa tidak ada tempat bagi istilah "wahyu terakhir dan terlengkap."

Jadi, barangsiapa telah melihat Anak, ia telah melihat Bapa, artinya, ia telah melihat Sang Wujud yang sama. Barangsiapa mengenal Anak, juga mengenal Bapa (Yoh. 14:7-9). Sebab Anak ada di dalam Bapa, dan Bapa ada di dalam Anak.

Inilah kemuliaan pribadi Kristus, tempat kepenuhan ke-Allahan berdiam, bukan sebagai perlambang, melainkan sungguh-sungguh di dalam Dia.

Jadi jika Yesus adalah Allah itu sendiri berarti Yesus adalah Allah yang sama, ya Dialah pencipta semesta itu.

Dia juga sebagai Firman yang menjadikan segala sesuatu yang tadinya tidak ada menjadi ada.

Kejadian 1:3, 6, 9, 11, 14, 20 (TB)

3 Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. 

6 Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." 

9 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian.

11 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. 

14 Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,

20 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala."

Alkitab Perjanjian Baru menegaskan yang sudah Yesus lakukan di masa lalu, yaitu penciptaan.

Yohanes 1:3 (TB)  Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.

Kolose 1:16 (TB)  karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. 

Bersambung.. .