MENGELOLA KONFLIK SENGKETA DOKTRINAL

Tidak selamanya konflik itu buruk. Bahkan pemazmur mengakui konflik yang bahkan membuat dirinya "tertindas" itu baik. Mazmur 119:71 (TB) Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu. Tetapi konflik yang tidak dikelola dengan baik akan berubah menjadi runyam dan destruktif. Lebih jauh lagi, bila tidak dikelola dengan baik maka konflik akan menjadi berpola spiral, yaitu konflik yang berjilid-jilid dan tidak pernah bisa diketahui ujung pangkalnya sebab akan kusut seperti tembakau susur yang susah diuraikan. 
 
I. MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KONFLIK 
 
Setiap konflik tidak bisa disama ratakan karena setiap konflik memiliki karakteristiknya sendiri.  
 
1. Konflik itu antara ada dan tidak ada. 
 
Ketika konflik terjadi maka untuk mendapatkan penyelesaiannya dibutuhkan pengakuan oleh masing-masing yang bersengketa. Tanpa pengakuan yang jujur dan terbuka maka konflik akan disikapi secara denial (mengingkarinya). Sebagai akibat sikap denial maka masing-masing yang bersengketa merasa terluka tetapi tidak mau mengakui bahwa dirinya terluka. Akibatnya mereka menolak solusi dari pihak manapun dengan cara apapun. 
 
2. Konflik itu bersifat relatif. 
 
Ketika masing-masing pihak yang bersengketa memiliki sikap jujur dan terbuka maka konflik itu relatif mudah diselesaikan. Mengapa relatif? Karena: - Pemicu dan pemacu konflik setiap kasus tidak bisa digeneralisir, masing-masing bersifat kasuistik. - Konteks dan variabel yang menyertai sengketa/konflik berbeda-beda. Sebagai akibatnya konflik itu menjadi bersifat relatif.  
 
3. Konflik itu bersifat dinamis. 
 
Jika yang bersengketa mengalami kejadian yang serupa, maka kejadian tersebut bisa dijadikan referensi. Namun demikian perlu kehati-hatian. Meskipun ada referensi penanganan konflik di masa lalu bukan berarti kita harus menutup mata dan hati sehingga tidak cermat dalam meneliti sehingga mengabaikan fakta-fakta yang berkembang serta gegabah dalam menafsirkan fenomena yang ada. Tanpa disadari bisa melakukan generalisasi dan simplikasi masalah. Akibatnya penanganan konflik tidak tuntas. 
 
4. Konflik seberapa pun langgengnya sifatnya tetap temporary 
 
Ini memberi pengharapan untuk tidak bosan dan tidak lelah untuk menemukan solusi. Ibaratnya, tidak ada orang jual gembok tanpa menyertakan kuncinya. Meskipun mungkin sejenak harus membiarkan ilalang tumbuh bersama gandum. Tetapi toh tetap ada masanya, ilalang dikumpulkan untuk dibakar.  
 
IV. MANAJEMEN KONFLIK 
 
Ada dua macam pendekatan dalam memanajemen konflik, yaitu: 
 
1. Orientasi penyelesaian masalah. 
 
2. Orientasi penghargaan relasional. 
 
Penggabungan dua orientasi penyelesaian masalah tersebut pada akhirnya menyediakan beberapa opsi, yaitu: 
 
1. Opsi menang sendiri/egois. 
 
Opsi ini dipilih ketika penekanan penyelesaian masalah menekankan solusi dan mengabaikan penghargaan terhadap relationship. 
 
2. Opsi mengalah. 
 
Pilihan terhadap opsi ini terjadi jika penyelesaian masalah berfokus pada penghargaan terhadap hubungan yang sangat tinggi. 
 
3. Opsi masa bodoh
 
Opsi ini dipilih lantaran tidak memiliki keberanian menetapkan orientasi penyelesaian masalah. 
 
4. Opsi win-win solution. 
 
Opsi ini adalah opsi yang paling populer karena dianggap mendekati ideal. Tetapi sesungguhnya opsi ini memiliki kelemahan yang harus diwaspadai. Win-win solution terjadi karena adanya kesepakatan yang dianggap adil. Namun sebenarnya itu bom waktu yang suatu saat meledak. Karena masing-masing pihak merasa sudah melaksanakan kewajiban, maka mereka akan merasa dirinya wajib untuk menuntut. Akibatnya konflik itu bersambung, bahkan berpola seperti spiral.  
 
III. MEMULIHKAN PERSEKUTUAN YANG RETAK 
 
Tidak mudah untuk memulihkan suatu persekutuan yang retak. Berikut adalah langkah-langkah yang disarankan: 
 
1. Masing-masing pihak disarankan untuk cooling down. 
 
2. Masing-masing pihak menyediakan waktu untuk berdoa. 
 
Suatu konflik terjadi oleh karena adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi. Masing-masing harus menyadari bila dirinya memiliki keterbatasan. Dengan berdoa kita menyediakan waktu untuk Tuhan berkarya memenuhi kebutuhan yang masing-masing pihak tidak sanggup penuhi. 
 
3. Prioritaskan orientasi membangun hubungan, namun tidak mengabaikan penyelesaian masalah. 
 
4. Sasaran memberi prioritas kepada membangun hubungan adalah agar tercipta komunikasi yang jujur dan kondusif. 
 
Bila komunikasi bisa lancar maka masalah bisa dibahas dari hati ke hati. Bila sudah sampai tahap ini, masalah apa sih yang tidak bisa diselesaikan. Namun bila kenyataannya tetap tidak ada titik terang maka harus ditempuh untuk SEPAKAT DALAM KETIDAK SEPAKATAN
 
Pertanyaannya, apakah itu mungkin untuk dilakukan? Jawabannya adalah MUNGKIN
 
IV. SEPAKAT DALAM KETIDAK SEPAKATAN 
 
Orang yang dewasa secara rohani harus mampu "SEPAKAT DALAM KETIDAK SEPAKATAN"
 
Paulus mencontohkan mengedepankan kasih namun tidak mengabaikan kebenaran. 
 
1. Satu kapal beda kelas 
 
Roma 14:13-19, 22-23 (TB) 
 
13 Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung! 
 
14 Aku tahu dan yakin dalam Tuhan Yesus, bahwa tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri. Hanya bagi orang yang beranggapan, bahwa sesuatu adalah najis, bagi orang itulah sesuatu itu najis. 
 
15 Sebab jika engkau menyakiti hati saudaramu oleh karena sesuatu yang engkau makan, maka engkau tidak hidup lagi menurut tuntutan kasih. Janganlah engkau membinasakan saudaramu oleh karena makananmu, karena Kristus telah mati untuk dia. 
 
16 Apa yang baik, yang kamu miliki, janganlah kamu biarkan difitnah. 
 
17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. 
 
18 Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia. 
 
19 Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun. 
 
22 Berpeganglah pada keyakinan yang engkau miliki itu, bagi dirimu sendiri di hadapan Allah. Berbahagialah dia, yang tidak menghukum dirinya sendiri dalam apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. 
 
23 Tetapi barangsiapa yang bimbang, kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa. Walaupun beda "kelas" dalam kapal bukan berarti harus saling melecehkan 
 
2. Satu tujuan beda kapal 
 
Kisah Para Rasul 15:37-41 (TB) 
 
37 Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus; 
 
38 tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka. 
 
39 Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus. 
 
40 Tetapi Paulus memilih Silas, dan sesudah diserahkan oleh saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan 
 
41 berangkatlah ia mengelilingi Siria dan Kilikia sambil meneguhkan jemaat-jemaat di situ. Paulus bersama Silas, Barnabas bersama Markus keponakannya bukan berarti menyimpan kepahitan. 
 
Kolose 4:10 
 
Salam kepada kamu dari Aristarkhus, temanku sepenjara dan dari Markus, kemenakan Barnabas — tentang dia kamu telah menerima pesan; terimalah dia, apabila dia datang kepadamu -- 
 
2 Timotius 4:11 
 
Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku. 3. Beda kapal, beda tujuan tetapi satu lautan. 
 
1 Korintus 13:10-12 (TB) 
 
10 Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap. 
 
11 Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. 
 
12 Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. Setiap kita memiliki tingkat pertumbuhan yang berbeda dan gap yang ada menjadi penghambat untuk menemukan dan merumuskan titik temu. Oleh karena itu sepakat dalam ketidak sepakatan bisa menjadi alternatif pilihan. Toh Tuhan Yesus sendiri menegaskan agar ilalang diantara gandum jangan dicabut. 
 
Matius 13:28-30 (TB) 
 
28 Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? 
 
29 Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. 
 
30 Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."  
 
V. PENTINGNYA SIKAP TOLERAN 
 
Mengapa sikap toleran harus dijalankan meskipun kita tidak sepakat bahkan menentang sepenuhnya terhadap penganut doktrin yang bertentangan dengan yang kita yakini?  
 
1. JANGAN SAMPAI TERJADI KEKERASAN ATAS NAMA AGAMA. 
 
Doktrinalis yang intoleran cenderung radikalis dan buas. Akibatnya nuraninya rusak sehingga perilakunya menjadi seperti binatang yang beragama. Mereka melakukan kekerasan dan kejahatan mengatasnamakan Tuhan. 
 
2. IMAN ITU BERSIFAT PRIVASI 
 
Apapun otoritas yang kita miliki itu tidak dibenarkan untuk merebut area keyakinan doktrinal seseorang. Berkeyakinan adalah hak asasi pemberian Tuhan sendiri. Berkeyakinan adalah area privasi seseorang yang tidak dibenarkan untuk diintervensi oleh siapapun. 
 
3. PERCAYAKANLAH KEPADA PEMERINTAH SEBAGAI REGULATOR 
 
Pemerintah adalah hamba Tuhan yang menyandang pedang. Pemerintah hadir bukan sekedar untuk berkuasa tetapi hadir sebagai pelayan Tuhan dengan penatalayanan yang mendatangkan ketertiban, ketentraman dan kesejahteraan. Keadilan yang menyejahterakan adalah cerminan berfungsi dan efektifnya pemerintah. Jadi konflik, sengketa doktrinal tidak perlu merembes menjadi sikap intoleran yang radikalis karena pemerintah sebagai regulator bertanggung jawab. 
 
4. BERSIKAP INTOLERAN HANYA MERUSAK KEHIDUPAN KESAKSIAN IMAN KRISTEN 
 
Sikap intoleran tidak menghasilkan apapun selain mempermalukan kehidupan kekristenan itu sendiri.  
 
SENGKETA DOKTRINAL HARUS DISIKAPI SECARA DEWASA

KEKUATAN FORMULASI BAPTISAN AIR

 


 

Meskipun sudah pernah dibahas perihal baptisan air namun beberapa hari terakhir masih ada yang mempertanyakan persoalan tersebut. Ada baiknya ditulis ulang, mudah-mudahan bisa ditemukan sisi dan perspektif yang dibutuhkan.

I. ASAL USUL RITUAL BAPTISAN AIR

Hukum Musa menandaskan bahwa umat Allah harus bersih, baik secara rohani maupun jasmani. Ada berbagai hal yang dapat menyebabkan bangsa Israel menjadi najis sehingga mereka harus mentahirkan diri dengan mandi dan mencuci pakaian mereka.​—Imamat 11:28; 14:1-9; 15:1-31; Ulangan 23:10, 11.

Bahkan para imam dan orang Lewi diharuskan mentahirkan diri, dengan ancaman hukuman mati, untuk membasuh tangan serta kaki mereka sebelum menghampiri mezbah-Nya.​—Keluaran 30:17-21. Tampaknya akar ritual baptisan air adalah ritus pentahiran dengan media air.

Upacara "baptis" dalam agama Yahudi yang mereka namakan טבילה – TEVILÂH juga wajib dijalani para calon yang dibaptis dari non-Yahudi yang akan masuk menjadi pengikut agama Yahudi.

Kalangan non-Yahudi yang dibaptis disebut kalangan proselit. Menurut Talmud dan sudut pandang Parisi-Palestina, di samping harus di"benamkan ke dalam air" (dibaptis), kalangan proselit itu harus disunat dan mempersembahkan korban. Ada dua jenis proselit yaitu 'ger tosyav', "proselit yang bertempat tinggal di Israel" atau 'ger sya'ar', "proselit pintu gerbang", dan 'ger tsedeq', "proselit yang benar" atau 'ger haberit', "proselit perjanjian" (Bava' Metsi'a' 5,6,9, 12; Makot 2,3, Nega'im 3).

טבילה – TEVILÂH (baptisan) adalah tindakan membenamkan diri seseorang ke dalam air. Di masa purba, orang Yahudi menggunakan sungai, namun di era berikutnya dan modern, mereka menggunakan kolam khusus yang disebut מקוה - MIQVEH.

מקוה - MIQVEH yang berisi air disebut מקוה מים - "MIQVÊH MAYIM".
 2 Raja-raja 5:14

LAI TB, Maka turunlah ia MEMBENAMKAN dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir.

Begitulah baptisan air yang harus dilakukan oleh orang yang hendak menganut agama Yahudi dilakukan oleh Naaman.

II. PERGESERAN MAKNA BAPTISAN

Ritual "baptis" pada Yudaisme memiliki arti dan makna yang berbeda dengan arti dan makna baptisan yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis. Arti dan makna baptisan air yang dilakukan Yohanes pembaptis berbeda pula arti dan maknanya dengan baptisan air dalam Kristen.

1. Ritual baptis dalam Yudaisme

Ritual baptis dalam Yudaisme lebih menekankan kepada membersihkan dari kenajisan. Itulah sebabnya ritual ini bisa dilakukan secara berulang-ulang.

Yesus mengkritik orang Farisi karena mereka bersikukuh pada pentahiran ritual. Berdasarkan bukti yang ada, mereka mempraktekkan ”berbagai pemandian”, termasuk ”memandikan cawan dan kendi dan bejana tembaga”. Yesus mengatakan bahwa orang Farisi melangkahi perintah Allah demi memberlakukan tradisi mereka sendiri. (Ibrani 9:10; Markus 7:1-9; Imamat 11:32, 33; Lukas 11:38-42). Mengingat dalam hukum Musa, tidak ada tuntutan untuk membenamkan tubuh seluruhnya.

2. Ritual baptisan air oleh Yohanes pembaptis

Orang Yahudi melakukan ritus pentahiran. Namun, baptisan yang Yohanes lakukan bukanlah semacam pemandian ritual yang dikenal orang Yahudi. Fakta bahwa Yohanes akhirnya dikenal sebagai Pembaptis menunjukkan bahwa pembenaman yang ia lakukan berbeda. Para pemimpin agama Yahudi bahkan mengutus sebuah delegasi kepadanya untuk bertanya, ”Mengapa engkau membaptis?”​—Yohanes 1:25.

Pentahiran yang dituntut oleh Hukum Musa harus diulangi setiap kali seorang penyembah menjadi najis. Tidak demikian halnya dengan baptisan Yohanes dan baptisan yang belakangan dipraktekkan orang Kristen. Baptisan Yohanes mengartikan pertobatan dan penolakan haluan hidup sebelumnya. Dalam hal ini Yohanes benar-benar menjalankan fungsinya sebagai perintis jalan Tuhan.

3. Baptisan air dalam kekristenan

Dalam kekristenan baptisan bukan sekedar ritual pentahiran atau pertobatan, namun memiliki makna lebih dalam lagi yaitu langkah mengidentifikasi diri dengan Kristus. Itulah sebabnya dibenamkan ke dalam air adalah peragaan bahwa orang percaya telah menyatu dengan Kristus dalam kematianNya, penguburanNya dan kebangkitanNya.

Pertobatan adalah mati bersama Kristus. Alkitab berkata:

Roma 6:5-7 (TB)

5 Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.

6 Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.

7 Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.

Dengan mendasari fakta bahwa kita telah mati bersama Kristus memberi implikasi bahwa dosa yang mendominasi dan memperbudak orang percaya sudah kehilangan kuasaNya. Sebab orang yang mati bukan hanya tidak bisa menikmati selera atas dosa, lebih jauh lagi orang mati tidak bisa dituntut oleh tuan yang lama yaitu dosa. Alkitab berkata:

Roma 6:7 (TB)  Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.

Orang yang mati harus dikubur. Orang percaya bukan hanyati bersama Yesus. Ia juga dikubur bersama Kristus dalam baptisan air. Alkitab berkata:

Roma 6:4 (TB)  Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.  

Jika kita mati bersama dengan Kristus maka kita juga bangkit bersama Kristus dalam kehidupan yang baru.

Roma 6:4

Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.  

2 Korintus 4:14

Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya.

Efesus 2:6

dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,

Dibaptis dengan air itu bukan hanya sekedar lambang, tetapi juga bukti keputusan untuk setia mengikut Tuhan Yesus Kristus. Dan bagi orang yang mengikut Tuhan Yesus Kristus, Tuhan Yesus menetapkan syarat yang tidak boleh ditawar-tawar. Yaitu harus memikul salib, dan menyangkal diri serta setia mengikut Yesus.

“Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” (Lukas 9:23)

Jadi sesudah dibaptis harus bersedia untuk setia mengikut Tuhan Yesus Kristus dengan rela menyangkal dan memikul salib diri setiap hari.

Dibaptis itu berarti dipersekutukan dengan anggota tubuh Kristus dan menjadi anggota keluarga Allah. Hal ini bisa diwujudkan dengan cara rela tertanam di Gereja local.

“Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:25).

“  Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.” (Ibrani 13:17)

Dari uraian di atas kita melihat bahwa baptisan bukan monopoli tradisi Kristen semata.

Apa yang harus menjadi titik tumpu yang membedakan dari semua ritus baptisan air tersebut? Jelas, betapa pentingnya formulasi baptisan air yang benar yang harus diucapkan saat pelayanan baptisan air dilaksanakan. Untuk siapakah dan untuk apakah dia dibaptis adalah penentu utama keabsahan keapostolikan pelayanan baptisan air tersebut.

III. MENGAPA ORANG PERCAYA HARUS DIBAPTIS?

A. Karena mel.akukan pelayanan baptisan air adalah perintah Tuhan Yesus Kristus.

“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,” (Matius 28:19).

B.     Karena melakukan pelayanan baptisan air adalah perintah Para Rasul Tuhan Yesus Kristus.

“Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” (Kisah Para Rasul 2:38).

C.     Karena melakukan pelayanan baptisan air adalah mengikuti teladan Tuhan Yesus Kristus.

“Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?" Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya.” (Matius 3:13-15)

D.    Karena melakukan pelayanan baptisan air adalah syarat untuk memiliki kepastian keselamatan.

“Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.” (Markus 16:16)

E.     Karena melakukan pelayanan baptisan air agar memiliki hidup yang baru bersama Kristus.

“  Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.   Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.” (Roma 6:3-5)

F.     Karena melakukan pelayanan baptisan air agar menjadi anggota tubuh Kristus/ anggota keluarga Allah.

“Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya: banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.” (1Korintus 12:12-13).

“Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.” (Galatia 3:26-28).

G.    Karena melakukan pelayanan baptisan air agar memiliki hati nurani yang baik.

“Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan  —  maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah  —  oleh kebangkitan Yesus Kristus,” (1Petrus 3:21).


IV. BAPTISAN AIR YANG APOSTOLIC DAN ALKITABIAH

Di atas telah kita tegaskan bahwa pelayanan baptisan air dilakukan bukan sebagai sekedar tradisi melainkan perintah Tuhan Yesus Kristus dan para rasulNya, itu yang terpenting. Karena itu cara pelayanan baptisan air yang harus dilakukan juga harus mengikuti apa yang Tuhan ajarkan dalam Alkitab. Sebab ukuran kebenaran yang harus kita pegang adalah apa yang Alkitab katakan.

a.     Pelayanan baptisan air harus dilakukan dengan cara diselamkan

“Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,” (Matius 3:16)

b.     Pelayanan baptisan air boleh dilakukan hanya kepada yang sudah memenuhi syarat (yaitu bertobat).

Anak-anak tidak boleh dibaptis, anak-anak hanya boleh diserahkan kepada Tuhan Yesus untuk diberkati. Pelayanan penyerahan anak ini dilakukan oleh orang tua anak tersebut di Gereja, dihadapan Sidang Jemaat. Dengan menyerahkan anak kepada Tuhan berarti orang tua sadar bahwa dia butuh pertolongan Tuhan untuk mendidik, mengasuh dan merawat anak tersebut. Selain itu orang tua juga berjanji bahwa mereka akan mendidik anak-anak mereka secara bersungguh agar hidup sesuai ajaran Tuhan.

“Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga." Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.”(Matius 19:14-15)

c.      Pelayanan baptisan air harus dilakukan “didalam nama Tuhan Yesus Kristus”, dan bukan “didalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus”.

Memang Tuhan Yesus memerintahkan para murid untuk membaptis dalaman nama Bapa, Anak dan Roh Kudus (Matius 28:19). Tetapi tidak seorang pun murid Yesus yang melakukan pelayanan pembaptisan air dengan cara tersebut. Juga tidak ada satu tokoh Alkitab pun yang dibaptis dengan cara tersebut. Yang ada adalah dibaptis “dalam nama Tuhan Yesus Kristus”. (Kisah Para Rasul 2:38; 8:16; 10:48; 19:5).

Mengapa demikian? Sebab para murid tahu bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus itu menunjuk kepada SATU pribadi yaitu Tuhan Yesus Kristus. Dan itulah sebabnya dalam Matius 28:19 disebutkan “baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,”. Perhatikan pada kata “nama” disebutkan satu kali (tunggal, bukan jamak) untuk dikenakan pada Bapa, Anak dan Roh Kudus. Hal ini menegaskan bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus itu bukan pribadi-pribadi Allah yang berbeda-beda, tetapi pribadi yang satu dan sama, namun perananNya yang berbeda-beda.

“Sebab dalam Dialah (tunggal, yaitu Tuhan Yesus Kristus) berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan,”(Kolose 2:9).

Pelayanan baptisan air yang dilakukan diluar cara ini, orang tersebut “sama sekali belum dibaptis” karena itu ia membutuhkan pelayanan baptisan air yang sesuai isi Alkitab. Mengapa demikian?

1. Alkitab adalah satu-satunya dasar kebenaran iman Kristen.

2 Timotius 3:16 (TB)  Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

2. Gereja Tuhan harus didirikan dan dibangun atas dasar pengajaran para rasul dan para nabi.

Efesus 2:20 (TB)  yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.


Madiun, September 2020

INKARNASI KRISTUS



I. FIRMAN (LOGOS) MENJADI MANUSIA DALAM INKARNASI KRISTUS

Yohanes 1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

“Menjelma/ menjadi” yang dimaksud adalah diliputi dengan daging .(to embody in flesh). Jadi dalam inkarnasi LOGOS itu menjadi daging (Amplified: Yoh.1:14) dan Allah dinyatakan dalam daging/ manusia (I Tim.3:16). Hal ini sesuai dengan keterangan Alkitab. Allah tidak dapat diperanakkan oleh Maria. Akan tetapi Ia menyatakan DiriNya dalam daging yang diperanakkan oleh Maria. Jadi dalam rupa daging yang dilahirkan tersebut LOGOS terjelma. Ini bukan berarti ada dua oknum, karena Logos itu adalah Allah yang Roh adanya.


II. PENJELASAN TENTANG YOHANES 1:

Yohanes 1:1-2 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.

Di sini Yohanes membawa kita kembali kepada masa sebelum terjadinya penciptaan untuk menunjukkan siapa Yesus yang sebenarnya. Ia menggunakan istilah yang banyak dipakai oleh para ahli filsafat.

Salah SATU terminologi yang dipakai adalah LOGOS (Firman) yang kemudian ditetapkan sebagai dasar utama dan penyebab utama dari segala sesuatu.

Hal ini dilatar belakangi wacana yang berlaku dikalangan para ahli filsafat Yunani yang berpendapat bahwa dibalik setiap hal pasti ada pemikiran, dan “pemikiran” itulah yang mereka sebut LOGOS (Firman). Tetapi perlu diketahui bahwa bangsa Yahudi menerima gagasan tersebut namun melangkah lebih maju. Mereka berkata :”Adalah benar bila dibelakang segala sesuatu ada pemikiran, tetapi perlu ditegaskan bahwa dibalik semua pemikiran haruslah ada seorang pemikir.”

Berdasarkan pengertian tersebut di atas Yohanes menggunakan kata dari para ahli filsafat Yunani yaitu LOGOS (Firman), sehingga ayat tersebut berbunyi “Pada mulanya adalah Firman dan Firman itu bersama –sama dengan Allah.”

Inilah kesimpulan dari Rasul Yohanes yang ia umumkan bahwa “LOGOS” atau “Firman”/ “Pemikiran” itu telah menjadi manusia dan tinggal diantara kita, dan kita melihat kemuliaanNya.

Bila dengan kalimat sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut: Kita dapat mengganti kata “Firman”, atau “pemikiran” dengan “RENCANA” sehingga berbunyi: ”Pada mulanya adalah “RENCANA” dan “RENCANA” itu ada bersama-sama dengan Allah dan “RENCANA” itu adalah bahwa Tuhan akan menjadi manusia dan tinggal diantara kita dan kita akan melihat kemuliaanNya.”

Tuhan Allah yang berkuasa, menjadi manusia, Yohanes berkata, turun dalam wujud manusia, dan kita melihatNya dan namaNya adalah Yesus!! “Firman itu adalah Allah” kalimat ini menegaskan bahwa Firman itu bukan Pribadi Allah yang lain.(1 Yohanes 1:1).

III. KELAHIRAN YESUS DI BETLEHEM

Micha 5:1 -  (5-1) Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.

Betlehem adalah kota yang terkecil diantara kota-kota di Palestina dan saat dikuasai bangsa kafir namanya menjadi Efrata. Perhatikan Micha 5:1 dimana kata ‘Betlehem’ disambung dengan ‘Efrata’ menunjuk kepada peristiwa terjadinya inkarnasi Kristus. Penggabungan dua kata tersebut sekaligus memberikan gambaran bahwa karya penebusan Kristus menjangkau baik orang Yahudi maupun bangsa kafir.

Betlehem adalah kota tanah air Daud, kisah dan riwayat Rut terjadi di kota tersebut. Benyamin lahir di kora Betlehem dan Rachel meninggal di kota Betlehem juga. Di kota Betelehem juga Kristus yang adalah Firman yang menjadi manusia, berkenan datang melalui rahim perawan Maria. Hal ini terjadi kurang lebih 2000 tahun yang lampau.

IV. YESUS LAHIR GENAP PADA WAKTUNYA

Galatia 4:4 - 4  Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.

Roma 5:6 - 6 Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.

Matius 1:17 - Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.

Kedatangan Tuhan Yesus saat pertama kali tepat pada waktunya menurut ketetapan Tuhan, yaitu tiga kali (cycle) empat belas keturunan sejak jaman Abraham. Di sini kita bisa melihat bagaimana rencana Allah itu begitu rapi tersusun, dan seluruh rencanaNya pasti dilaksanakanNya. Sehingga kedatangan Tuhan Yesus yang pertama tepat pada waktunya. Begitu pun dengan kedatanganNya yang ke dua pasti tepat pada waktuNya.

V. KEDATANGAN YESUS DENGAN TUJUAN MATI DI KAYU SALIB

Lukas 19:10 - Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

Lukas 10:10 -  Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah:

I Timotius 1:15 - Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.

Wahyu 13:8 - Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.

Firman Allah menjadi manusia yang disebut Yesus dengan tujuan untuk menjadi Anak Domba Allah bagi penebusan dosa umat manusia. Yesus Kristus lahir supaya mati di Kalvari. Abraham berkata kepada Ishak Anaknya:”Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.” (Kejadian 22:8). Hanya melalui inkarnasi dapat tersedia suatu domba yang tidak bercela untuk dipersembahkan menjadi korban.

VI. ALLAH YANG MAHA KUASA ADA DI DALAM TUHAN YESUS KRISTUS

II Korintus 5:19 -  Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

II Korintus 5:17 - Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Dengan mengerti kebenaran yang diekspresikan ayat tersebut maka wahyu ke-Esa-an Allah maupun ke-Ilahi-an Yesus Kristus menjadi sangat terang. Kita bisa lihat bahwa Yesus Kristus sebagai Allah dan manusia. Allah menyatakan DiriNya dalam tubuh daging, Dalam kemah kemanusiaan Ia memperdamaikan isi dunia dengan DiriNya Sendiri. Apakah ada dua Oknum yang memperdamaikan dunia? Yang benar adalah Allah itu Esa, Dia adalah SATU Pribadi. Itulah sebabnya dunia diperdamaikan dengan DiriNya Sendiri, yaitu di dalam Diri Tuhan Yesus Sendiri.

VII. SEGALA KEPENUHAN KE-ALLAH-AN BERDIAM DI DALAM YESUS KRISTUS

Kolose 2:9 - Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan,

Sebetulnya ayat ini sudah sangat tegas menekankan kebenaran ke-Esa-an Allah. Kaum Trinitarian seharusnya membuang ayat ini jika hendak menolak kebenaran ke-Es-an Allah. Untuk lebih meyakinkan mari kita telaah lebih lanjut ayat ini:

 Mana yang benar, apakah Yesus berdiam di dalam seluruh kepenuhan ke-Allah-an atau seluruh kepenuhan ke-Allah-an berdiam di dalam Yesus?

 Apakah ada tiga (Pribadi) kepenuhan ke-Allah-an? Tentu tidak! Hanya ada SATU kepenuhan ke-Allah-an yang berdiam di dalam Yesus.

 Apakah hanya sebagaian dari kepenuhan ke-Allah-an yang berdiam di dalam Yesus Kristus? Alkitab mengatakan:”…seluruh kepenuhan ke-Allah-an” dan bukan sebagian.

 Apakah yang Alkitab ajarkan melalui ayat tersebut?

Ayat tersebut menegaskan bahwa seluruh kenyataan/ wahyu Allah, sifat-sifatNya dan unsure wujud Allah tinggal berdiam secara jasmani di dalam Yesus Kristus. Alkitab memberitahu kita bahwa SATU-SATUnya tempat dimana kita bisa bertemu Allah sebagai Bapa yaitu ada di dalam Tuhan Yesus Kristus. SATU-SATUnya tempat dimana kita hendak bertemu Allah sebagai Roh Kudus yaitu hanya di dalam Tuhan Yesus Kristus. Jadi Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah SATU PRIBADI yang dinyatakan dalam Diri Tuhan Yesus Kristus.


PENGETAHUAN GRAMATIKAL - YESUS ADALAH YHWH

 




Lihat name Tag " INRI " yg ada di atas kepala Yesus .
begini ceritanya....

Mulut Pilatus dipakai Tuhan untuk menyatakan siapa Yesus di depan bangsa Israel.

Yohanes 19:19
Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: "YESUS, ORANG NAZARET, RAJA ORANG YAHUDI."

Yohanes 19 : 21. Maka kata imam-imam kepala orang Yahudi kepada Pilatus: "Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi, tetapi bahwa Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang Yahudi."
22. JAWAB PILATUS: “APA YANG KUTULIS, TETAP TERTULIS."

Papan nama yg ada di salib Yesus tertulis "INRI" ' artinya " Iesus Nazarenus Rex Iudaeorum " text asli "
IESVS·NAZARENVS·REX·IVDÆORVM "

Iesus = Yesus
Nazarenus = orang Nazareth
Rex = Raja
Iudaeorum =…

MENGGUGAT OTENTIKASI TRINITAS SEBAGAI ALLAH ISRAÈL

Kaum Trinitarian seringkali mengklaim Allah mereka sama seperti yang disembah oleh orang Israel. Itu berarti kaum Trinitarian sangat yakin bila Allahnya orang Israel adalah Trinitas. Dan itu berarti sejak semula orang Israel memiliki konsep ke-Allahan adalah Trinitas. Benarkah demikian? Jika memang benar demikian berarti kita yang menyembah Allah dengan konsep Allah adalah satu pribadi benar-benar kita telah tersesat. Tetapi benarkah demikian? Bila tidak benar, disisi manakah Trinitas kehilangan otentikasi dari Allah Israel?


1. PRESUPOSISI YANG BERBEDA

Dalam memahami sesuatu presuposisi kita sangat menentukan arti dan makna tentang sesuatu.

Saya orang Jawa dan istri saya orang Menado. Suatu kali istri saya katakan kalau ia mau membuat onde-onde. Yang ada dalam benak saya, onde-onde adalah kue yang berbentuk bulat berbahan tepung ketan di luar dihiasi taburan wijen sedangkan didalamnya berisi kacang hijau ditumbuk.

Saya bingung ketika istri saya membuat adonan tepung ketan lalu diwarnai hijau lalu dibentuk bulat dan diisi gula merah dan ditaburi parutan kelapa.

Saya katakan kepada istri saya kalau itu klepon, tetapi istri saya ngotot kalau itu onde-onde.

Jadi jelas, presuposisi kita sangat menentukan arti dan makna tentang sesuatu. Termasuk didalamnya pengertian kita tentang Allah. Itulah yang membuat kaum Trinitarian ngotot bahwa konsep ke-Allahan Israel memiliki kesamaan dengan konsep mereka.


2. PEMAKSAAN KONTINUITAS SEJARAH

Sejak manusia jatuh di dalam dosa pemahaman manusia tentang Allah menjadi kacau dan rusak. Pemahaman ke-Esaan Allah yang "sederhana" yaitu Allah itu satu pribadi justeru luput dari pemikiran manusia. Akibatnya manusia mengalami kekacauan dalam penyembahan sehingga kacau pula dalam moralitas sehingga manusia dimusnahkan dan disisakan 8 orang yaitu Nuh, istrinya, anak-anak dan menantunya. Kemudian keluarga ini berkembang dan menjadi bermacam-macam suku dan bangsa. Dan mereka mengulang sejarah yaitu melakukan penyembahan yang salah, yaitu mereka tidak menyembah Allah yang Esa. Dan Allah berinisiatif dari semua manusia yang ada dipilihnya Abraham dan keturunannya untuk menjaga kebenaran ke-Esaan Allah. Jadi mereka tidak mengenal konsep Trinitas. Sementara Trinitas dirumuskan sebagai konsep ke-Allahan mulai abad ke tiga.

Namun sebagaimana pepatah mengatakan bahwa sejarah itu milik penguasa/pemenang dan sebagai akibatnya sejarah tidak lebih dari manipulasi yang disepakati.


3. KEKUATAN PARADIGMA DALAM EKSEGESE

Akibat pemaksaan kontinuitas sejarah, yaitu Allah Israel adalah Trinitas maka Trinitas telah menjelma menjadi sebuah paradigma yang mengurat akar. Eksegese yang dianggap sebagai bagian yang penting dari metodologi hermeneutika sangat terwarnai oleh paradigma tersebut dalam melakukan eksegese.

Sebagai contoh:

Kejadian 1:1-2 (TB)

1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.

2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.

Secara ringkas pada akhirnya disimpulkan Allah sebagai pribadi Allah tersendiri, Roh Allah sebagai pribadi Allah tersendiri dan Firman Allah sebagai pribadi tersendiri.

Padahal bila membaca dengan cermat ayat tersebut bisa dipahami sebagai Allah yang wujudnya Roh menciptakan langit dan bumi dengan cara berfirman. Penafsiran yang terakhir adalah penafsiran yang diterima oleh orang-orang Israel, bahkan orang Israel yang saleh sampai zaman sekarang ini.

Hal ini berbeda dengan konsep Allah yang Esa itu satu pribadi (Oneness). Keotentikan Allah Abraham, Ishak dan Yakub masih terang benderang. Perbedaannya hanya pada YHWH telah datang ke dunia seperti yang dinubuatkan oleh para nabi yang dinyatakan dalam pribadi Yesus Kristus. Sementara orang-orang Israel masih menti penggenapan nubuat tersebut.

Semoga penjelasan ini memperkuat keyakinan kita yang percaya Allah yang Esa dinyatakan dalam satu pribadi yaitu  Yesus Kristus. Sehingga tanpa keraguan bila menyembah Yesus Kristus itu berarti kita menyembah Allah Abraham, Ishak dan Yakub.

Galatia 3:14 (TB)  Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.


A M I N