MENGAPA YESUS DIBAPTIS?


Oleh: PS. Gilbert Baker

Secara kasat mata, sepertinya pembaptisan Yesus tidak memenuhi tujuan apapun. Pembaptisan Yohanes adalah pembaptisan pertobatan (Matius 3:11), tetapi Yesus tidak berdosa sehingga Ia tidak perlu bertobat. Yohanes Pembaptis pun merasa heran ketika Yesus datang pada dirinya untuk dibaptis. 

Yohanes menyadari dosa pribadinya dan menyadari pula bahwa ia, seorang berdosa yang memerlukan pertobatan, tidak pantas membaptis Domba Allah yang tidak bercela: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?" (Matius 3:14). 

Yesus menjawab bahwa hal itu harus terjadi supaya " demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah" (Matius 3:15)

Adapun alasan lainnya mengapa Yohanes perlu membaptis Yesus pada permulaan pelayanan publik Yesus. Yesus akan memulai pelayanan yang besar, dan adalah penting supaya DiriNya diakui secara publik oleh pendahulu-Nya. 

Yohanes adalah " suara orang yang berseru-seru di padang gurun" yang dinubuatkan oleh Yesaya, yang menyerukan pertobatan sebagai persiapan akan kedatangan sang Mesias (Yesaya 40:3). 

Dengan membaptis-Nya, Yohanes sedang menyatakan bagi semua orang bahwa Ia-lah yang mereka nantikan, Anak Allah, yang akan membaptis "dengan Roh Kudus dan dengan api" (Matius 3:11).

Pembaptisan Yesus  menunjukkan bahwa Ia beridentifikasi dengan orang berdosa. Pembaptisan-Nya simbolik akan pembaptisan orang berdosa ke dalam kebenaran Kristus, mati bersama-Nya dan bangkit dalam kebebasan dari dosa sehingga mampu menjalani hidup yang diperbarui. Kebenaran-Nya yang sempurna telah memenuhi segala syarat dari Hukum yang mustahil dipenuhi oleh orang yang berdosa. 

Ketika Yohanes ragu-ragu membaptis Anak Allah yang tak berdosa, Yesus menjawab bahwa hal itu diperlukan untuk "menggenapkan seluruh kehendak Allah" (Matius 3:15)

Dengan menyatakan demikian, Ia sedang menyiratkan kebenaran yang Ia sediakan bagi semua yang datang pada-Nya untuk menukar dosa mereka dengan kebenaran-Nya (2 Korintus 5:21)

Kalau bicara tentang Kitab Kejadian Pasal 3, ini berkaitan dengan KUASA KUTUK dosa yang di patahkan

Ketika Yesus mendatangi Yohanes, Ia sedang menunjukkan persetujuan-Nya, terhadap pembaptisan Yohanes, dengan bersaksi bahwa hal itu memang dari surga dan telah disetujui oleh Allah. Hal ini penting ketika orang lain mulai meragukan otoritas Yohanes Pembaptis, khususnya setelah ia ditangkap oleh Herodes (Matius 14:3-11)

Mungkin yang lebih penting ialah bahwa peristiwa pembaptisan Yesus Kristus ini, merekam keberadaan mulia peranan Allah yang jamak mampu menyatakan diri secara simultan dan hadir di satu tempat. Kesaksian Allah sebagai Bapa secara langsung dengan suara dari langit terbuka menyatakan ke-Mesiasan Yesus Kristus, dan turun-Nya burung merpati yang hinggap meneguhkan Yohanes pembaptis bahwa bahwa Mesias itu adalah Yesus (Yohanes 1:30-34) adalah gambaran yang indah akan sifat dari ke-Maha hadiran Allah yang tidak terbatas. 

Ini juga menjelaskan bahwa demi keselamatan manusia Allah menyatakan perannya sebagai Bapa yang mengasihi manusia berinisiatif merancangkan keselamatan. Namun demi keselamatan manusia Ia berkenan menyediakan tubuh yang tidak berdosa yang dinyatakan dalam pribadi Yesus Kristus. Dan sebagai Roh Kudus ia meyakin Yohanes dan semua orang akan keselamatan yang tersedia di dalam Yesus Kristus.  Seluruh kebenaran tentang rahmat Allah melalui Yesus Kristus, sedang dipertunjukkan pada pembaptisan Yesus, sehingga manusia (orang percaya) dapat hidup menurut kehendak Tuhan Yesus Kristus. 

Pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis dijadikan alasan pihak-pihak tertentu untuk membuktikan bahwa Yesus berdosa. Baptisan Yohanes adalah tanda pertobatan, sehingga dengan dibaptisnya Yesus menandakan Yesus berdosa, benarkah demikian ?

Pertama-tama kita perlu menegaskan bahwa baptisan Yohanes memang adalah baptisan tanda pertobatan.

Luk 3:3 Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu

Kis 19:4 Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat...

Mat 3:11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan...

Namun jika kita cermati terjadinya pembaptisan dengan air ini didahului atau disertai dengan pertobatan berupa pengakuan seseorang atas dosa-dosanya.

Mat 3:6 Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan.

Ada dua hal yang harus dibedakan di sini;

  • Pertama Pertobatan yaitu sebuah tindakan pengakuan dosa seseorang dan yang 
  • Kedua Pembaptisan yaitu sebuah prosesi yang sifatnya seremonial sebagai tanda bahwa seseorang telah bertobat.

Ke dua, baptisan bukan sekedar sebuah tanda atau simbol untuk sesuatu hal seperti pertobatan seseorang, tetapi baptisan jga berkaitan dengan keselamatan 

Contohnya baptisan juga sebagai bayangan keselamatan yang dialami pengikut Musa, yaitu bangsa Israel yang dibaptis dalam awan dan laut yang merupakan tanda penyertaan Tuhan melalui tiang awan di siang hari dan tiang api di malam hari.

1 Kor 10:2 Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.

Keluaran 13:21 TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam.

Baptisan yang dialami bangsa Israel ini bukanlah tanda dari pertobatan mereka, melainkan tanda pernyataan Allah bahwa mereka adalah pengikut Musa.


1. PEMBAPTISAN YESUS OLEH YOHANES

Sekarang kita lihat peristiwa pembaptisan Yesus oleh Yohanes dalam injil Matius.

Mat 3:13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya.

Mat 3:14 Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?"

Mat 3:15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya.

Mat 3:16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,

Mat 3:17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

Ini pernyataan persetujuan dari Bapa, bahwa apa yang Yesus Kristus lakukan, adalah BENAR dan harus di contohkan, dan bukan pengakuan Allah, bahwa Yesus Kristus di tobatkan ???

Dari ayat-ayat Alkitab di atas, maka tidak ada petunjuk bahwa Yesus dibaptis karena telah melakukan pertobatan atau pengakuan dosa. 

Bahkan Yohanes mencegah Yesus untuk dibaptis karena Yohanes memahami baptisan yang biasa dia lakukan adalah tanda pertobatan dan dia juga mengetahui bahwa Yesus tidak berdosa sehingga menurutnya Yesus tidak perlu dibaptis. 

Sikap Yohanes yang menolak Yesus dibaptis ini, sesuai dengan pernyataan Yohanes sendiri bahwa Yesus adalah penghapus dosa dunia. 

Seseorang penghapus dosa tidaklah mungkin seorang berdosa.

Yoh 1:29 Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia

Dengan demikian pembaptisan Yesus oleh Yohanes bukanlah tanda pertobatan melainkan tanda untuk maksud yang lain. Karena memang Yesus tidak berdosa sehingga tidak perlu ada pertobatan. 

Dalam bagian-bagian lain dari Alkitab tertulis jelas Yesus tidak berdosa.

1 Pet 2:22 Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.

1 Yoh 3:5 Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa.

Ibr 4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.

Mohon berhati-hati dalam memberikan penjelasan dari kebenaran Alkitab, tentang baptisan Yesus Kristus. Hal ini perlu di cermati dari kebenaran Alkitab itu sendiri🙏😇

Bahkan dalam Perjanjian Lama, di kitab Yesaya dalam konteks nubuatan mesianik dituliskan tentang Sang Mesias yang tidak berdosa.

Yes 53:9 Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.

2. MAKNA BAPTISAN YESUS OLEH YOHANES

Lalu apa makna atau tanda yang dimaksud dari pembaptisan Yesus tersebut? Untuk mengetahuinya kita perlu menelusuri mulai dari maksud kehadiran Yohanes pembaptis.

Dalam kitab Yesaya (Yes 40:3-5) terdapat nubuatan tentang akan datang seseorang yang akan menjadi perintis kedatangan TUHAN. Nubuatan ini tergenapi dengan kedatangan Yohanes sebagai perintis tersebut.

Luk 3:3 Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu,

Luk 3:4 seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.

Tolong perhatikan proses dari penggenapan NUBUATAN itu sendiri,  Tuhan yang berjanji DIA yang menggenapi semua janji dari NUBUATAN tersebut melalui nabi nabi Nya, dan di genapi oleh Tuhan Yesus Kristus sendiri🙏😇

Setelah waktunya tiba Yohanes tampil di padang gurun Yudea untuk menjalankan misinya mempersiapkan jalan kedatangan Sang Mesias. Tampilnya Yohanes ditandai dengan seruan-seruannya agar orang-orang bertobat dan memberi diri dibaptis. Pada saat itu muncul pertanyaan dari orang-orang Yahudi apakah dia Sang Mesias, Yohanes dengan tegas menyatakan bahwa dia bukan Sang Mesias.

Yoh 1:19 ... ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?" 

Yoh 1:20 Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias."

Dengan tampilnya Yohanes, maka inilah saatnya Sang Mesias dinyatakan kepada bangsa Israel.

Yoh 1:31 Dan aku sendiripun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel."

Yohanes telah menduga bahwa Yesuslah Sang Mesias itu saat pertama kali Yesus datang kepadanya. 

Namun Yohanes belum mengenalNya sepenuhnya apakah Dia memang benar-benar Sang Mesias yang berkuasa dan yang akan membaptis dengan Roh Kudus.

Mat 3:11 ... tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. 

Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api

Namun Allah telah memberi petunjuk kepadanya bahwa jika Roh turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya maka Dialah yang dimaksud tersebut.

Dari uraian secara kronologis ini, kita bisa menemukan makna pembaptisan Yesus yaitu sebagai tanda pernyataan Allah bahwa Yesuslah Sang Mesias yang berkuasa dan yang akan membaptis dengan Roh Kudus itu. Sejak baptisan itulah Yesus telah dinyatakan kepada bangsa Israel. Ibarat bendera start telah dikibarkan bagi Yesus untuk memulai pelayananNya sampai puncaknya Dia mati di kayu salib kemudian bangkit mengalahkan maut. Pengertian ini sejalan dengan jawaban Yesus terhadap Yohanes bahwa Dia tetap harus dibaptiskan olehnya.

Mat 3:15 ..."Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah."

Dalam konteks ini kata "kita" yang dimaksud adalah Yesus Kristus, dan juga Yohanes yang keduanya harus menggenapi "seluruh kebenaran" (versi terjemahan lainnya) atau seluruh kehendak Allah (versi LAI) yaitu rencana Allah yang telah dinubuatkan sebelumnya. Yohanes sebagai perintis jalan untuk Sang Mesias yang dalam kitab Yesaya disebutkan bahwa Sang Mesias adalah TUHAN dan Allah itu sendiri. Kehadiran Sang Mesias ditandai dengan pembaptisan yang dilakukan sang perintis sebagai tanda pernyataan kemuliaan TUHAN bukan hanya kepada bangsa Israel saja tetapi kepada seluruh umat manusia.

Yes 40:3 Ada suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!

Yes 40:5 maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama;..."

Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua🙏😇



DOKTRIN KEESAAN: PRO HISTORIS ATAUKAH AHISTORIS?



Kelemahan mendasar dari penganut doktrin keesaan adalah lemah di dalam membangun narasi. Baik narasi yang bersifat akademik, baik narasi yang bersifat literasi, juga narasi yang bersifat populis. Semua itu berawal dari miskinnya pewarisan dokumen para pendahulu penganut doktrin keesaan.

Kebanyakan penganut doktrin keesaan menemukan kebenarannya berdasarkan intuisi" terhadap kebenaran Alkitab yang terpendam.

Hal itu dipicu oleh absurdnya penalaran para penganut doktrin-doktrin keallahan yang mainstream. Meskipun mereka memenangkan pertempuran dengan terbukti mampu mendominasi sehingga menjadi doktrin yang mainstream, tetapi jiwa-jiwa yang haus dan lapar akan kebenaran tidak pernah berhenti meronta, berjuang dan menggali sampai menemukan permata kebenaran keesaan Allah. Namun sayang penemuan permata kebenaran keesaan Allah lebih berfokus kepada apa bunyi teks dalam Alkitab dan kurang dukungan narasi dan literasi di luar Alkitab. Sementara itu para penganut doktrin yang mainstream berlimpah dengan narasi dan literasi yang terdokumentasi. Namun sayang sumber-sumber yang mereka miliki seringkali berasal dari abad setelah abad ke-2 yaitu abad bapak-bapak gereja. 

Semestinya penalaran kita harus bisa memaklumi bila para penganut doktrin keesaan itu miskin sumber literasi dan narasi. Sebab abad para rasul adalah abad dimana kekristenan mengalami penganiayaan yang tiada henti. Sementara itu abad bapak-bapak gereja adalah abad dimana kekristenan diterima dengan terbuka bahkan menjadi agama negara. Maka tidak aneh bila pada abad-abad tersebut tersedia dokumentasi yang melimpah. Belum lagi dengan adanya berbagai kesepakatan yang terjadi dalam konsili, kaum penganut doktrin keesaan termarginalisasi.

Seharusnya secara jujur kebenaran keesaan Allah harus diakui merupakan konsep yang lebih logis, berimbang dan alkitabiah. Hal itu berbeda dengan konsep yang didasarkan kepada pendapat bapak-bapak gereja yang berakhir kepada kebuntuan nalar dan ketidakkonsistenan pewahyuan.

Para penganut doktrin keesaan meyakini bahwa doktrin yang mereka anut adalah doktrin yang rasuli. 


KONSISTENSI PEWAHYUAN

Rasul Paulus bergumul begitu hebat untuk dapat memastikan bagaimana seharusnya meletakkan hubungan antara Yudaisme dan kekristenan. Hal ini tampak dalam tulisannya kepada jemaat di Roma:

Roma 9:1-8 (TB)

1 Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus,

2 bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. 

3 Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani. 

4 Sebab mereka adalah orang Israel, mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah, dan janji-janji. 

5 Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!

6 Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal. Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel,

7 dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: "Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu."

8 Artinya: bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar.

Mengapa Rasul Paulus memilih rela terkutuk asal dapat menjangkau orang-orang Yahudi? Hal itu terjadi karena Rasul Paulus dengan keyakinannya kepada Yesus tidak bisa diterima oleh orang-orang Yahudi sebagai penganut Yudaisme. Di mata orang Yahudi para pengikut Yesus dianggap sudah terpisah dari Yudaisme. 

Tetapi para pengikut Yesus pada awal mulanya mereka meyakini masih sebagai penganut Yudaisme. Sebab mereka meyakini meskipun mereka mengikut Yesus tetapi Allah yang disembah Abraham mereka percayai sudah berwujud manusia Yesus yang datang ke dunia. 

Itulah sebabnya meskipun mereka sudah menyembah Yesus mereka masih tetap terbiasa pergi ke sinagoge. Pada awal mulanya mereka masih terbiasa merayakan sabat di bait Allah pada hari Sabtu.

Kisah Para Rasul 3:1 (TB)  Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah.

Namun di komunitas dalam bait Allah para pengikut Yesus tidak bisa memuliakan dan menyerukan nama Yesus di situ. Itulah sebabnya pada hari Sabtu mereka berkumpul di bait Allah, tetapi pada hari Minggu mereka berkumpul di rumah-rumah untuk memecahkan roti.

Kisah Para Rasul 2:46 (TB)  Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,

Jadi orang percaya pada zaman para rasul meyakini bahwa Allah yang disembah Abraham, Ishak dan Yakub adalah Allah yang sama yang dinyatakan di dalam 1 pribadi Yesus Kristus.


PRO HISTORIS ATAUKAH AHISTORIS?

Roma 11:24 (TB)  Sebab jika kamu telah dipotong sebagai cabang dari pohon zaitun liar, dan bertentangan dengan keadaanmu itu kamu telah dicangkokkan pada pohon zaitun sejati, terlebih lagi mereka ini, yang menurut asal mereka akan dicangkokkan pada pohon zaitun mereka sendiri.

Pohon zaitun yang dicangkokkan adalah metafora hubungan antara Israel (Yudaisme) dengan para pengikut Yesus (Gereja). Seakan-akan Rasul Paulus mempersilakan kita para pembaca surat Roma untuk mengambil kesimpulan apakah kekristenan adalah kelanjutan dari Yudaisme, ataukah kekristenan adalah cabang atau aliran tertentu dari Yudaisme.

Berdasarkan metafora tersebut kita bisa mengumpulkan beberapa fakta:

1. Yudaisme adalah akar zaitun yang sejati.

2. Kekristenan adalah zaitun yang liar.

3. Meskipun Yudaisme dan kekristenan itu berbeda, namun dimetaforakan oleh Rasul Paulus sebagai tanaman yang sejenis yaitu zaitun.

4. Kekristenan adalah zaitun liar yang dicangkokkan pada pangkal zaitun yang sejati.

Jadi Yudaisme dan kekristenan itu berbeda. Yudaisme dikontrol oleh Taurat. Kekristenan dikontrol oleh kasih karunia. 

Meskipun keduanya memiliki paradigma teologis yang berbeda, namun keduanya memiliki titik temu yang sama dalam kesejarahan (baca: pro historis), yaitu sama-sama menyembah obyek penyembahan yang sama. Dan itu berarti Allah yang disembah Abraham, Ishak dan Yakub adalah Allah yang sama yang disembah oleh Gereja Tuhan zaman para Rasul.


APAKAH ABRAHAM, ISHAK DAN YAKUB MENYEMBAH TRINITAS?

Konsistensi pewahyuan itu harus bisa memastikan bahwa Allah yang disembah Abraham Ishak dan Yakub adalah Allah yang sama yang disembah oleh para rasul.

Yang menjadi pertanyaan: Apakah konsep trinitas sudah dikenal oleh Abraham, Ishak dan Yakub? Apakah bangsa Israel sebagai keturunan Abraham mengenal trinitas? Apakah kesadaran bahwa Allah itu trinitas dimiliki oleh Abraham dan keturunannya?

Lalu mengapa trinitas mencuat justru zaman bapak-bapak gereja? Jika konsep kealahan trinitas tidak memiliki benang merah dengan objek penyembahan yang disembah Abraham, Ishak dan Yakub, masihkah hal itu bisa disebut pro historis? Ataukah secara jujur kita harus mengatakan bahwa itu adalah mishistoris? Silahkan Anda menyimpulkan.



Madiun 24 April 2021