Yohanes 3:16
Ini bukan judul sinetron yang romantis dan dramatis. Tetapi ini adalah fakta historis dari interaksi antara Allah dan manusia. Meskipun menggunakan istilah “berujung maut”, tetapi ini bukan kisah berakhir tragedi. Sebaliknya, berakhir happy ending. Kisah penyaliban Yesus di hari Jumat Agung menyingkapkan 4(empat) kebenaran cinta Allah.
1. Cinta dan Tanggung Jawab
Tidak ada yang mewajibkan Allah untuk mengasihi manusia. Tetapi kenyataannya adalah Allah benar-benar mengasihi manusia. Allah memutuskan untuk mengasihi manusia. Kasih adalah karakter Allah.
Ciinta kasih Allah adalah cinta yang disertai tanggung jawab. Kematian Yesus di kayu salib adalah bukti tanggung jawab Allah terhadap kegagalan manusia. Cinta tanpa tanggung jawab adalah kejahatan.
2. Cinta dan Pengorbanan
Cinta tanpa pengorbanan adalah omong kosong.
Kematian Yesus di kayu salib adalah puncak pengorbanan Allah sebagai bukti cinta Allah kepada manusia.
Cinta sejati Allah diejawantahkan dengan pengorbanan-Nya. Cinta dan pengorbanan adalah dua sisi mata uang yang tak terpisah-kan. Orang bisa berkorban tanpa cinta. Tetapi orang tidak mungkin mencintai bila tidak ada pengorbanan.
3. Cinta dan Keadilan/ kebenaran
Cinta tanpa keadilan dan kebenaran adalah cinta yang rapuh. Cinta tanpa
kebenaran adalah cinta tanpa kejelasan status. Cinta tanpa keadilan adalah nafsu yang berselubung cinta. Itulah cinta yang penuh kepalsuan.
Kematian Yesus di kayu salib bukanlah kematian sekedar atas nama cinta. Kematian Yesus adalah juga kematian atas nama kebenaran dan keadilan. Sekecil apapun dosa harus dihukum. Kasih menggerakkan Allah untuk membebaskan semua orang berdosa dari hukuman.
Hanya Salib Kristus satu-satunya demontrasi kasih dan keadilan bias seiring sejalan.
4. Cinta dan Masa Depan
Cinta Yesus berujung kematian. Tetapi kematian tidak dapat menaklukkan Yesus sebagai tawanan. Itulah sebabnya cintra Yesus adalah cinta yang memberi kepastian masa depan, yaitu “...jangan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Kematian Yesus memberi teladan dan kepastian kepada orang yang percaya kepadaNya. Amin
Oleh: Pdt. Edi Zakaria
Tidak ada komentar:
Posting Komentar