JANGAN KECILKAN KEKUATANMU KETIKA MENGHADAPAI MASALAHMU

1Samuel 17:37-39


Oleh: Pdt. Edi Zakaria



Memiliki gambar diri yang benar adalah penting. Anda adalah seperti yang anda pikirkan tentang diri anda sendiri. Demikian anda berpikir tentang diri anda, begitulah  anda mempercayai diri  diri anda, begitulah  juga anda memperlakukan diri anda sendiri.

Apa yang anda pikirkan tentang diri anda itu sering terbukti ketika menghadapi masalah. Bagaimana cara anda memandang masalah? Bagaimana sikap anda terhadap masalah? Bagaimana cara anda mengatasi masalah? Semua itu sebenarnya bukan hanya tentang masalah. Tetapi semua itu juga menunjukkan seperti apa anda berpikir tentang diri anda sendiri.

1. Hidup itu pilihan (ay. 25-28)

Banyak orang tidak menyadari bahwa hidup itu penuh pilihan. Bahkan hidup itu sendiri pilihan. Banyak orang berpikir segala sesuatu adalah takdir. Mereka lupa bahwa Allah memberi kepercayaan kepada manusia untuk membuat pilihan. Dan manusia harus bertanggung jawab terhadap semua pilih-annya.

Itulah yang terjadi pada Daud. Daud tidak me-nyerah kepada keadaan. Meskipun ia dari keluarga miskin yang tidak diperhitungkan. Daud anak bungsu yang tertolak. Ia gembala yang terabaikan. Tetapi ia sadar, ia bisa memilih. Ia bisa memilih menjadi gembala yang terlantar, ataukah menjadi raja yang tenar. Dan dalam menentukan pilihannya ia selalu memandang dari kacamata rencana Allah.

Saul beranggapan menjadi raja adalah takdir. Itulah sebabnya ia tidak merasa bertanggung jawab atas takdirnya.

2. Gembala dengan pikiran seorang raja (ay. 31-37)

Walaupun Daud adalah gembala, tetapi pikirannya adalah pikiran raja. Imannya adalah iman seorang raja. Tindakannya adalah tindakan raja juga. Sebab urapan seorang raja ada di atas kepalanya.

Di posisi apapun dan sebagai apapun, itu bukan masalah. Semua itu dianggapnya sebagai persiapan  untuk menjadi raja.

Daud tidak sibuk mencari posisi sebagai raja. Tetapi ia sibuk mempersiapkan diri menjadi raja. Kesejatian seorang raja  itu jauh lebih penting daripada posisi sebagai raja.

Berbeda dengan Saul yang hanya sibuk mempertahankan posisinya sebagai raja.

3. Bocah ingusan bermental raksasa (ay. 40-47)

Daud si gembala ingusan. Bersenjata batu licin dengan tongkat pengumban yang sederhana. Ia melawan raksasa liar, Goliat namanya. Tetapi yang terpenting bukanlah senjatanya, melainkan manusia dibalik senjata itu jauh lebih penting.

Seseorang menjadi raksasa bukan karena tubuhnya yang bongsor, juga bukan karena senjatanya yang tersohor. Seseorang menjadi raksasa karena manusia batiniahnya (the inside man).

Mentalitas seorang raksasa perkasa diperoleh Daud dari pengalaman hidupnya bergaul dengan Tuhan.

Hidupnya tidak difokuskan pada diri sendiri yang ringkih dan rapuh. Juga tidak dipusatkan kepada masalah yang berat dan segera lewat. Tetapi hidup Daud dipusatkan kepada pengenalannya akan Tuhan secara mendalam.  Dirinya diterimanya seperti apa yang dikatakan Tuhan dalam hidupnya.

Jadi masalah yang sesungguhnya dalam hidup ini bukanlah masalah itu sendiri. Masalah yang sesungguhnya adalah diri kita sendiri.

Seberapapun besarnya masalahmu, jika engkau tahu siapa sesungguhnya sumber kekuatanmu, masalah itu bukan lagi jadi masalah bagi hidupmu. Amin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar