Banyak orang penasaran tentang siapa saja yang bakal duduk di kabinet pemerintahan SBY di periode pemerintahannya yang ke dua ini.
Maklum, karena selama masa kampanye kubu SBY mempopulerkan slogan: “Lanjutkan!”. Hal ini mengindikasikan bahwa kesinambungan pembangun-an menjadi fokus utama beliau.
Pada masa orde baru MPR pernah memiliki TAP MPR tentang REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun) yang dituangkan dalam GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara) yang memberi gambaran tentang kondisi yang diharapkan bangsa Indonesia 30 tahun yang akan datang, dimana tahapan-tahapan yang ditempuh dibahas setiap lima tahunan.
Tetapi sejak Reformasi, tidak ada pijakan hukum yang kuat yang bisa memaksa semua potensi bangsa untuk melaksanakan pembangun-an secara berkesinambungan.
Kesinambungan pembangunan adalah hal yang sangat penting. Sudah menjadi rahasia umum bahwa ganti pemimpin selalu ganti kebijakan dan ganti segalanya. Tidak peduli apakah dulu ada hal yang baik atau tidak.
Kita memang mempunyai slogan: “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati para pahlawannya.”
Persoalannya adalah setiap orang sibuk menahbiskan dirinya sendiri untuk menjadi pahlawan. Akibatnya setiap orang tanpa disadari menjadikan dirinya sendiri sebagai pecundang yang berlagak pahlawan. Maka tidak aneh kalau pernah ada juga kebijakan SMA (Sekolah Menengah Atas) bisa berubah menjadi SMU (Sekolah Menengah Umum). Padahal secara esensi tidak ada perubahan yang mendasar. Justeru kesan yang bisa ditangkap hanyalah keengganan meneruskan kebijak-an menteri yang sebelumnya.
Alkitab berkata: “Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (Lukas 14:11). (Gembala)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar