Kaum Trinitarian seringkali mengklaim Allah mereka sama seperti yang disembah oleh orang Israel. Itu berarti kaum Trinitarian sangat yakin bila Allahnya orang Israel adalah Trinitas. Dan itu berarti sejak semula orang Israel memiliki konsep ke-Allahan adalah Trinitas. Benarkah demikian? Jika memang benar demikian berarti kita yang menyembah Allah dengan konsep Allah adalah satu pribadi benar-benar kita telah tersesat. Tetapi benarkah demikian? Bila tidak benar, disisi manakah Trinitas kehilangan otentikasi dari Allah Israel?
1. PRESUPOSISI YANG BERBEDA
Dalam memahami sesuatu presuposisi kita sangat menentukan arti dan makna tentang sesuatu.
Saya orang Jawa dan istri saya orang Menado. Suatu kali istri saya katakan kalau ia mau membuat onde-onde. Yang ada dalam benak saya, onde-onde adalah kue yang berbentuk bulat berbahan tepung ketan di luar dihiasi taburan wijen sedangkan didalamnya berisi kacang hijau ditumbuk.
Saya bingung ketika istri saya membuat adonan tepung ketan lalu diwarnai hijau lalu dibentuk bulat dan diisi gula merah dan ditaburi parutan kelapa.
Saya katakan kepada istri saya kalau itu klepon, tetapi istri saya ngotot kalau itu onde-onde.
Jadi jelas, presuposisi kita sangat menentukan arti dan makna tentang sesuatu. Termasuk didalamnya pengertian kita tentang Allah. Itulah yang membuat kaum Trinitarian ngotot bahwa konsep ke-Allahan Israel memiliki kesamaan dengan konsep mereka.
2. PEMAKSAAN KONTINUITAS SEJARAH
Sejak manusia jatuh di dalam dosa pemahaman manusia tentang Allah menjadi kacau dan rusak. Pemahaman ke-Esaan Allah yang "sederhana" yaitu Allah itu satu pribadi justeru luput dari pemikiran manusia. Akibatnya manusia mengalami kekacauan dalam penyembahan sehingga kacau pula dalam moralitas sehingga manusia dimusnahkan dan disisakan 8 orang yaitu Nuh, istrinya, anak-anak dan menantunya. Kemudian keluarga ini berkembang dan menjadi bermacam-macam suku dan bangsa. Dan mereka mengulang sejarah yaitu melakukan penyembahan yang salah, yaitu mereka tidak menyembah Allah yang Esa. Dan Allah berinisiatif dari semua manusia yang ada dipilihnya Abraham dan keturunannya untuk menjaga kebenaran ke-Esaan Allah. Jadi mereka tidak mengenal konsep Trinitas. Sementara Trinitas dirumuskan sebagai konsep ke-Allahan mulai abad ke tiga.
Namun sebagaimana pepatah mengatakan bahwa sejarah itu milik penguasa/pemenang dan sebagai akibatnya sejarah tidak lebih dari manipulasi yang disepakati.
3. KEKUATAN PARADIGMA DALAM EKSEGESE
Akibat pemaksaan kontinuitas sejarah, yaitu Allah Israel adalah Trinitas maka Trinitas telah menjelma menjadi sebuah paradigma yang mengurat akar. Eksegese yang dianggap sebagai bagian yang penting dari metodologi hermeneutika sangat terwarnai oleh paradigma tersebut dalam melakukan eksegese.
Sebagai contoh:
Kejadian 1:1-2 (TB)
1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Secara ringkas pada akhirnya disimpulkan Allah sebagai pribadi Allah tersendiri, Roh Allah sebagai pribadi Allah tersendiri dan Firman Allah sebagai pribadi tersendiri.
Padahal bila membaca dengan cermat ayat tersebut bisa dipahami sebagai Allah yang wujudnya Roh menciptakan langit dan bumi dengan cara berfirman. Penafsiran yang terakhir adalah penafsiran yang diterima oleh orang-orang Israel, bahkan orang Israel yang saleh sampai zaman sekarang ini.
Hal ini berbeda dengan konsep Allah yang Esa itu satu pribadi (Oneness). Keotentikan Allah Abraham, Ishak dan Yakub masih terang benderang. Perbedaannya hanya pada YHWH telah datang ke dunia seperti yang dinubuatkan oleh para nabi yang dinyatakan dalam pribadi Yesus Kristus. Sementara orang-orang Israel masih menti penggenapan nubuat tersebut.
Semoga penjelasan ini memperkuat keyakinan kita yang percaya Allah yang Esa dinyatakan dalam satu pribadi yaitu Yesus Kristus. Sehingga tanpa keraguan bila menyembah Yesus Kristus itu berarti kita menyembah Allah Abraham, Ishak dan Yakub.
Galatia 3:14 (TB) Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.
A M I N
Tidak ada komentar:
Posting Komentar