Pendahuluan:
Saudaraku yang terkasih, pernikahan adalah sebuah perjalanan
yang dimulai dengan janji suci di hadapan Tuhan, namun dalam perjalanan waktu,
banyak hal yang bisa mengganggu dan mengubah dinamika hubungan itu. Ada kalanya
api cinta yang dulu menyala begitu terang, kini mulai meredup karena rutinitas,
perbedaan, atau tantangan hidup. Namun, pembaharuan dalam pernikahan bukan
hanya mungkin—tetapi sangat penting. Hari ini kita akan membahas empat alasan
mengapa pembaharuan pernikahan itu sangat dibutuhkan, serta bagaimana kita bisa
kembali memperbaharui komitmen kita sebagai pasangan suami istri di hadapan
Tuhan.
1. Pernikahan adalah Perjalanan yang Dinamis,
Bukan Statis
Pernikahan bukanlah tujuan akhir, tetapi perjalanan yang
terus berkembang. Ketika kita menikah, kita membawa dua individu dengan latar
belakang, karakter, dan pengalaman yang berbeda. Seiring berjalannya waktu,
keduanya berubah—baik itu dalam cara berpikir, harapan, atau perasaan. Jika
kita tidak mengelola perubahan ini dengan bijak, hubungan kita bisa mengalami
kebosanan, kesalahpahaman, atau bahkan ketegangan.
_"Hai suami,
kasihilah istrimu, seperti Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan
diriNya baginya." (Efesus 5:25)_
Tuhan mengajarkan kepada kita bahwa cinta dalam pernikahan
harus terus dipelihara dan berkembang, seperti kasih Kristus yang tidak pernah
berhenti memberi.
Ilustrasi:
Pernikahan seperti sebuah tanaman yang harus disiram,
dipupuk, dan dipelihara. Jika kita tidak memberi perhatian pada hubungan kita,
maka tanaman itu akan layu. Tetapi jika kita memperbaharui komitmen kita untuk
terus merawatnya, ia akan tumbuh lebih kuat dan lebih indah dari sebelumnya.
Pembaharuan dalam pernikahan adalah tentang menyadari bahwa
perubahan itu wajar. Alihalih menghindar dari perubahan atau berdiam diri, kita
harus memilih untuk tumbuh bersama sebagai pasangan, dengan mengakomodasi
perbedaan dan merayakan proses saling mengenal dan berkembang.
2. Cinta yang Sejati Melibatkan Pengorbanan
dan Komitmen
Cinta sejati dalam pernikahan bukan sekadar perasaan,
melainkan komitmen untuk saling memberi, mengorbankan, dan bekerja sama dalam
setiap situasi. Saat kita menghadapi masalah, terkadang perasaan cinta kita
bisa diuji. Namun, komitmen untuk tetap setia dan mengasihi adalah fondasi
utama pernikahan yang sehat.
_"Kasih itu sabar;
kasih itu murah hati; ia tidak cemburu, tidak memegahkan diri dan tidak
sombong; tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri
sendiri, tidak mudah marah, tidak menyimpan kesalahan orang lain." (1
Korintus 13:45)_
Ayat ini menggambarkan cinta yang tidak bergantung pada
perasaan semata, tetapi pada tindakan dan komitmen yang bersedia mengorbankan
diri demi pasangan.
Ilustrasi:
Seorang suami yang selalu berusaha mendengarkan istrinya
meskipun setelah seharian bekerja keras, atau seorang istri yang mendukung
suaminya ketika dia menghadapi masalah pekerjaan, adalah contoh kecil dari
pengorbanan dalam cinta. Ini bukan tentang perasaan yang selalu sempurna, tetapi
tentang memilih untuk tetap mengasihi meskipun keadaan tidak ideal.
Pembaharuan dalam pernikahan berarti kembali kepada komitmen
untuk mengasihi dengan tulus, bahkan saat perasaan cinta kita terganggu. Ini
adalah saat kita memutuskan untuk mengorbankan ego, memilih untuk memahami, dan
memprioritaskan pasangan kita lebih dari diri kita sendiri.
3. Pernikahan yang
Sehat Membangun Kedekatan yang Lebih Dalam
Pembaharuan pernikahan tidak hanya berarti mengatasi masalah
atau perbedaan, tetapi juga memperdalam hubungan kita sebagai pasangan.
Kedekatan emosional dan spiritual antara suami istri adalah salah satu fondasi
yang paling penting dalam sebuah pernikahan yang sehat. Ketika kita
memperbaharui komitmen untuk saling mengenal dan membangun kedekatan ini, kita
bisa mengalami kebahagiaan yang lebih besar dan ketahanan yang lebih kuat dalam
menghadapi cobaan hidup.
_"Sebab itu
seorang lakilaki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan
istrinya, dan keduanya akan menjadi satu daging." (Kejadian 2:24)_
Pernikahan adalah tentang menyatukan dua individu menjadi
satu. Kedekatan yang mendalam hanya dapat tercipta jika kita terus berusaha
membangun hubungan emosional dan spiritual dengan pasangan kita.
Ilustrasi:
Bayangkan sepasang musisi yang bekerja bersama dalam satu
harmoni. Masingmasing memiliki alat musiknya sendiri, tetapi ketika mereka
bermain bersama, mereka menciptakan sebuah suara yang lebih indah dan lebih
kuat. Dalam pernikahan, kedekatan yang dibangun di atas komunikasi, pengertian,
dan doa bersama akan menciptakan "harmoni" dalam kehidupan keluarga.
Pembaharuan dalam pernikahan berarti kembali menciptakan
ruang untuk berbicara secara terbuka, berdoa bersama, dan mendengarkan hati
pasangan kita. Dengan kedekatan yang lebih dalam, kita bisa lebih peka terhadap
kebutuhan pasangan dan lebih siap untuk saling mendukung.
4. Tuhan Adalah Pusat dari Setiap Pembaharuan
Pernikahan yang diperbaharui tidak hanya mengandalkan
kekuatan manusia, tetapi harus berpusat pada Tuhan. Tuhan adalah sumber kasih
yang sejati dan tidak terbatas. Tanpa Tuhan, kita hanya mengandalkan kemampuan
kita sendiri yang terbatas. Oleh karena itu, pembaharuan pernikahan harus
melibatkan penyerahan penuh kepada Tuhan dan mencari kehendakNya dalam setiap
aspek hubungan kita.
Ayat Pendukung:
_"Namun demikian
aku mencela engkau, bahwa engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula."
(Wahyu 2:4)_
Ayat ini mengingatkan kita bahwa tanpa Tuhan, kita bisa
kehilangan cinta yang pertama, tetapi dengan kembali kepadaNya, kita bisa diperbaharui
dalam kasih yang sejati.
Ilustrasi:
Seperti seorang pelaut yang mencari arah dalam kegelapan
malam, hanya dengan kompas yang tepat ia bisa sampai ke tujuannya. Dalam
pernikahan, Tuhan adalah kompas yang memberi arah dan tujuan yang benar. TanpaNya,
kita bisa tersesat, tetapi dengan Tuhan sebagai pusat, kita bisa menemukan
kembali jalan untuk saling mengasihi.
Untuk mengalami pembaharuan sejati dalam pernikahan, kita
perlu kembali kepada Tuhan sebagai sumber kasih dan kekuatan kita. Berdoalah bersama
pasanganmu, serahkan setiap tantangan dalam pernikahan ke dalam tangan Tuhan,
dan biarkan Dia yang memimpin dan memperbaharui hubungan kalian.
Penutupan:
Saudaraku, pembaharuan pernikahan bukanlah sesuatu yang
terjadi dengan sendirinya. Ia memerlukan usaha, komitmen, dan yang terpenting,
penyerahan diri kepada Tuhan. Dengan memperbaharui kasih kita kepada pasangan,
kita tidak hanya memperbaharui hubungan kita, tetapi juga semakin mendekatkan
diri kepada Tuhan. Tuhan ingin kita mengalami hubungan pernikahan yang penuh
damai, sukacita, dan berkelimpahan—dan itu dimulai dengan keputusan untuk
kembali kepada kasih yang pertama, untuk saling mengasihi, dan untuk
menempatkan Tuhan sebagai pusat dari setiap langkah kita.
Mari kita berdoa bersama, memohon agar Tuhan memperbaharui
pernikahan kita, memperbarui komitmen kita untuk saling mengasihi, dan
memperbarui semangat kita untuk hidup sesuai dengan kehendakNya.
Doa Penutup:
Tuhan yang penuh kasih, terima kasih karena Engkau adalah
sumber kasih yang sejati. Kami datang ke hadapanMu untuk memohon agar Engkau
memperbaharui setiap pernikahan di tempat ini. Bantulah kami untuk kembali
mengasihi pasangan kami seperti pertama kali kami berjanji. Ajarilah kami untuk
saling mengorbankan, saling mendukung, dan hidup dalam kedekatan yang lebih
dalam dengan Engkau sebagai pusat dari segala sesuatu. Dalam nama Tuhan Yesus
Kristus, kami berdoa. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar