GEREJA SEBAGAI PELOPOR PEMBAURAN



Sudah lama Pemerintah menyuarakan agar melaksanakan pembauran, khususnya kepada masyarakat etnis Tionghoa. Berbicara tentang pembauran, Gereja adalah pelopor pembauran. Baik dalam tataran doktrinal maupun dalam aplikasi kehidupan.

Tuhan Yesus mengajarkan tentang siapa sesama kita manusia dengan menggambarkan orang Samaria menolong orang Yahudi yang dirampok. Padahal orang Yahudi adalah kelompok yang sangat eksklusif (tidak mau bergaul dengan kelompok yang lain). Bahkan etnis yang beda dengan mereka disebutnya sebagai bangsa kafir.


Kelahiran Gereja dimulai dari peristiwa Roh Kudus dicurahkan, dan orang-orang berbicara dalam berbagai bahasa di dunia. Selanjutnya Gereja tersebar kepada berbagai bangsa di dunia. Jadi Gereja sejak berdiri sudah memulai dengan gerakan pembauran. Karena Tuhan kita adalah Tuhan atas segala bangsa yang tidak membeda-bedakan manusia.


Yang harus diingat, Gereja bukan hanya harus membuka diri untuk segala suku dan bangsa. Lebih dari itu, Tuhan Yesus berfirman: Kamu adalah garam dunia...kamu adalah terang dunia (Matius 5:13-16). Garam dan terang berfungsi dengan sempurna bukan saat berkumpul dengan sesama jenisnya. Garam dan terang harus berada dan membaur di tempat yang berbeda, bahkan bertolak belakang dari dirinya. Namun demikian mereka tidak kehilangan ciri khas dan keunikannya. Begitu pula orang percaya harus membaur dengan dunia, tetapi bukan berarti harus menjadi duniawi. Ketika berada dan membaur di  dalam dunia, jati dirinya semakin nyata. Dan keberadaannya di antara orang dunia harus memberi pengaruh  positif. Nilai-nilai kehidupan Kristen, yaitu kasih, kesucian dan kebenaran harus tertanam dan menular kepada semua orang. Ayo membaur, sekarang juga!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar