Amsal 13:13
Ketidaktaatan selalu mendatangkan akibat yang buruk. Begitu pula ketaatan pasti membawa akibat yang nyata. Berbicara ketaatan, ada beberapa jenis ketaatan.
JENIS KETAATAN:
1. Ketaatan Terpaksa
Taat karena takut ancaman.
2. Ketaatan Persuasif
Taat karena dibujuk, diiming-imingi hadiah atau sesuatu.
3. Ketaatan Argumentatif
Setelah dihitung-hitung ternyata jika taat lebih meng-untungkan. Jadi ke-taatannya dilakukan karena menemuk-an alasan tersendiri.
4. Ketaatan Kompromi Sudah tahu apa yang diperintahkan, tetapi mencoba menawar. Ketika tawaran telah cocok, baru taat.
5. Ketaatan Legalistik
Sebenarnya tidak mau taat, tetapi karena bunyi hukumnya begitu...ya....gimana lagi? (Ketaatan yang kaku dan cenderung munafik).
6. Ketaatan Rasionalistik
Tindakannya sebenar-nya tindakan ketidak-taatan. Tetapi karena pengin me-nikmati ketidak taatan , maka dicarikan alasan untuk membenarkan diri.
7. Ketaatan Sejati
Ketaatan yang didasarkan pada kasih dengan menggunakan hati seorang hamba. Sama seoerti Yesus (Filipi 2:5-8).
HIDUP DALAM KETAATAN SEJATI :
Baca: Matius 22:37 - Perhatikan kata “segenap”.
Di mata Tuhan ketaat-an jenis 1 s/d 6 itu bukan ketaatan, me-lainkan pemberontak-an terselubung. Bagaimana cara agar bisa hidup dalam ketaatan sejati?
1. Milikilah Hati yang Baru (Yehezkiel 11:19; 36:26)
Kita tidak mungkin mentaati Allah dengan menggunakan hati yang lama. Sebab hati yang lama adalah hati yang penuh kenajisan dan pemberontakan.
Hati yang baru adalah sepenuhnya hasil karya Tuhan sendiri. Allah-lah yang mengerja-kan di dalam kamu baik kemauan maupun pe-kerjaan menurut kerela-anNya (Filipi 2:13).
2. Ego yang diremukkan (Yohanes 3:30)
Tanpa egoisme yang dikikis habis tidak mungkin bisa menaati Allah sesuai dengan standarNya.
Ini memang bukan hal yang mudah, bukan berarti tidak bisa. Yang terpenting keputusan dan komitmen yang sungguh. Seiring waktu Allah akan mengikis egoisme kita. Tugas kita merelakan ego kita dihancurkan olah Allah.
3. Pakailah pikiran dan perasaan Kristus (Filipi 2:5-8)
Kristus adalah model yang sempurna dari sebuah ketaatan. KetaatanNya dikarenakan mengasihi kita orang berdosa. Demi visi, yaitu melakukan kehendak Bapa, Yesus rela taat sampai mati di kayu salib. Pikiran dan perasaan yang sama harus meliputi dan mendorong kita dalam melakukan perbuatan ketaatan.
Penutup:
Ketaatan sejati, itulah yang membuat hidup Kristen menjadi produktif (Yohanes 12:24)
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar