BERITA SUKACITA VS BERITA DUKACITA

Lukas 6:20-26

Oleh : Ev. Andereas Dermawan






Berita Sukacita dimulai dengan kelahiran Manusia Baru (Adam keII), yang juga dilahirkan tanpa benih laki-laki yaitu lahir oleh benih Roh Kudus, sama halnya dengan Manusia pertama Adam I yang tidak dilahirkan oleh benih laki-laki namun langsung dihembuskan oleh nafas Allah sendiri.

Kedatangan Manusia Baru (Adam keII) bernama Yesus ini bukanlah bertugas sebagai Pemimpin Agama (Imam) tetapi seperti yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama, yang melukiskan Dia sebagai Hamba Allah yang taat sampai mati. Tuhan Yesus Kristus datang bukan dengan misi Agama, tetapi Ia datang dengan mengemban Misi Injil/Keselamatan. Ia datang bukan untuk mendirikan hirarki keagamaan. Tetapi Ia datang untuk mengimplementasikan seluruh hukum torat secara faktual yang sejak dulu kala telah diimplementasikan secara spiritual (ritual).

Tuhan Yesus datang dengan misi yang sama sekali berbeda dengan para pemimpin agama itu. Ia datang bukan untuk membawa Agama. Ia adalah Tuhan dari semua agama-agama yang ada. Ia adalah Tuhan untuk semua orang, baik orang beragama ataupun tidak beragama (kafir). Ia adalah pencipta semua orang/semua bangsa. Ia datang dengan jalan lain yang secara tegas menyatakan bahwa Ialah Jalan Kebenaran dan Hidup. Jadi Ia datang bukan dengan jalan Agama tetapi dengan jalan Kebenaran. 

Tentu saja ada perbedaan yang menyolok antara Tuhan Yesus dengan para Pemimpin Agama, baik dari sisi misi maupun pekerjaannya. Ia tidak mendirikan hirarki. Tuhan Yesus konsisten dengan misiNya sebagai Hamba Allah. Pada waktu memulai tugasNya Ia hanya memilih 12 murid secara bertahap, dimulai dari 2 orang murid yakni Peterus dan Andreas, kemudian akhirnya genap menjadi 12 orang. Ke-12 orang murid inilah pelanjut dari misi yang sudah dirintis lebih dulu oleh Yesus. Patut diingat bahwa Tuhan Yesus tidak mempercayakan misi Injil ini pada para Imam/ pemimpin Agama/ Parisi. Namun ada satu orang Farisi bernama Saulus (Paulus) yang kemudian berjumpa dengan Tuhan Yesus secara langsung di kota Damsyik. Saulus atau Paulus bertobat bukan oleh pemberitaan agama, tapi Paulus berjumpa langsung dengan Sang Injil Kebenaran itu, yakni Tuhan Yesus Kristus. Saulus yang semula sebagai pemberita Agama yang fanatik berubah 180 derajat dari Hamba Torat menjadi Hamba Injil (Hamba Kristus). Sebab itu sebutan bagi para pengikut Kristus bukanlah Imam melainkan dengan sebutan Rasul yang berarti Hamba.

Lalu apa relevansinya paparan di-atas dengan Berita Sukacita atau Berita Anugerah ini?

Berita Sukacitanya adalah kepada orang-orang yang dipilihnya sejak semula, orang-orang inilah yang akan dibenarkannya. Mereka dibenarkan bukan karena mereka orang baik, tetapi justru mereka dibenarkan karena mereka mengaku/menyadari bahwa mereka bukanlah orang baik dan mereka sadar bahwa mereka layak untuk dihukum, menjadi hina/miskin/tidak berdaya dan membutuhkan belas kasihan. Seperti seorang yang divonis oleh dokter memiliki penyakit yang kritis yang tidak bisa disembuhkan. Dan hanya bisa disembuhkan oleh seorang dokter spesialis. Maka Tuhan Yesus menganalogikan diriNya sebagai Dokter spesialis itu. Dan bagi orang yang menyadari dosanya sebagai suatu penyakit yang kritis pastilah mereka memerlukan belas kasihan dari Sang dokter Spesialis itu. 

Tuhan Yesus tidak datang bagi orang yang mengaku dirinya sehat atau orang baik-baik/orang-orang religius, sama sekali bukan!! Tuhan Yesus datang kepada orang-orang yang jujur terhadap keadaan dirinya, apapun agamanya, sukunya dan kebangsaannya. Merekalah yang dibenarkan/dikuduskan dan terpilih menjadi orang-orang kudus. Siapakah orang-orang pilihanNya? Apakah orang-orang Kaya? Apakah orang-orang pintar? Apakah para pemimpin/penguasa? Kalau ini dasarnya tentu hal ini bukanlah berita sukacita lagi namanya!! Kalau memakai ukuran dunia, tentu dasar seperti ini yang dipilih. Dunia memilih seseorang berdasarkan perbuatan baik/hasil karya/prestasi/jasa/kepintaran. Maka janganlah kaget kalau hal itu semua dapat dibeli dengan uang. 

Nah disinilah letak perbedaannya antara Berita Sukacita Injil yang dibawa Yesus dengan berita sukacita yang diberikan dunia ini. Lalu siapakah penerima Berita Sukacita Injil? Jawabnya ialah Orang miskin tidak berdaya. Merekalah Pewaris Surga. Lalu siapakah penerima Berita Dukacita. Jawabnya ialah Orang Kaya dan orang miskin yang kepingin kaya. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar