Shalom……
“Salibkan Yesus!!! Bebaskan Barabas!!! Salibkan Yesus!!! Bebaskan Barabas..!!
Demikian teriak mereka berulang-ulang.
Jika demokrasi hanya dipahami sebagai suara terbanyak. Karena suara terbanyak dianggap sebagai representasi suara rakyat. Maka ada hal yang harus diwaspadai yaitu rakyat bisa melakukan “kesalahan bersama”, atau secara umum sering dipakai istilah kesalahan secara korporat, atau kesalahan berjemaah. Persis seperti yang dilakukan pada hari Jumat Agung, saat dimana Yesus diadili dihadapan Pilatus.
Pilatus membaca situasi yang ada bahwa orang banyak sudah dibakar api fanatisme dan dibumbui kebencian. Orang banyak sangat menginginkan agar Yesus disalibkan. Pilatus sebagai hakim seharusnya berdiri diatas kebenaran, apapun resikonya. Pilatus sadar akan hal itu. Itulah sebabnya ia menawarkan opsi lain.
Barabas adalah penjahat kelas kakap yang selama ini dianggap biang penyakit social yang harus “disukabumikan”. Dengan adanya opsi pembebasan Barabas, Pilatus berharap mereka lebih memilih menghukum Barabas, dan membebaskan Yesus. Sebab Yesus memang tidak punya kesalahan sama sekali.
Ternyata dugaan pilatus salah. Rakyat banyak telah melakukan “KESALAHAN BERSAMA”. Sangat disayangkan Pilatus yang punya otoritas menghentikan pengadilan yang sesat lebih memilih apa yang dipilih rakyat banyak, yaitu”sama-sama melakukan kesalahan bersama”.
Di dalam setiap PEMILU, baik itu PEMILU Presiden, PEMILU Legislatif, ataupun PEMILU Kepala Daerah (PILKADA). Anda harus ingat bahwa otoritas ditangan anda. Jangan sampai melakukan “kesalahan bersama”. Jadi:
· Pelajari baik-baik apa atau siapa yang anda pilih.
· Gumulilah dalam doa sebelum memilih.
· Lebih baik melakukan yang benar, walaupun tidak popular.
Hikmat Tuhan kiranya menyertai anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar