Kisah Para Rasul 9:1-22
Allah kita adalah Allah yang dahsyat. Dia sanggup menaklukkan para musuhNya. Bahkan Dia sanggup membuat orang-orang yang memusuhi GerejaNya menjadi orang-orang yang berjuang bagi GerejaNya. Salah satu contohnya adalah Paulus yang dahulu bernama Saulus.
1. Tanda Pertumbuhan (ay. 1-2)
Sering orang mengeluh karena pengiringan-nya kepada Tuhan Yesus penuh dengan rintangan.
Tahukah anda bahwa rintangan bukan selamanya menjadi peng-halang, tetapi justeru sebagai tanda sekaligus penguji adanya pertumbuhan atau kemajuan rohani.
Saulus menyerang pengikut Yesus karena mereka iri sekaligus takut terhadap perkembangan Gereja Tuhan.
Umat Tuhan, jangan takut terhadap rintangan dan tantangan.
2. Tuhan sanggup mengubah lawan menjadi kawan (ay. 3-9)
Gereja adalah milik Tuhan, sebab Gereja adalah tubuh Kristus. Tuhan sanggup menjaga dan membela GerejaNya. Tentu dengan caraNya Tuhan sendiri.
Tuhan mewahyukan DiriNya kepada Saulus saat dalam perjalanan ke Damsyik. Saat itulah Saulus tahu persis bahwa Gereja adalah milik Yesus.
Tuhan Yesus adalah Tuhan yang ajaib. Dia adalah Tuhan yang mengendalikan hati para raja (Amsal 21:1).
Tidak selamanya orang yang memusuhi GerejaNya akan dihukum Tuhan. Tidak jarang justeru orang yang memusuhi GerejaNya hatinya dibalik oleh Tuhan. Yang dulu benci, sekarang simpati. Yang dulu muak, sekarang suka. Yang dulu jijik, sekarang tertarik. Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil (Amsal 16:7).
Sama seperti Saulus, mata jasmaninya menjadi buta tetapi mata rohaninya terbuka. Hati yang dijamah Tuhan bisa berubah yang dulu lawan menjadi kawan. Haleluyah.
3. Tuhan mencari hati yang mengasihi jiwa-jiwa (ay. 10-14)
Seringkali kita bereaksi sesuai apa yang indera kita rasa, raba, dengar dan lihat. Dan kita terpancing untuk menjadi benci, takut, marah kepada mereka yang mengganggu kita sebagai Gereja Tuhan.
Tahukah saudara, Tuhan menginginkan agar kita tetap memiliki hati yang mengasihi tanpa henti. Bahkan saat dibenci sekali pun.
Ananias hatinya diuji oleh Tuhan. Apakah dia memiliki hati mengasihi kepada orang yang membecinya? Apakah dia memilih tetap tinggal dalam ketakutan terhadap orang yang memusuhinya, atau keluar dari sana dan bertindak demi nama Tuhan Yesus?
Banyak orang Kristen tanpa disadari terkena “minority syndrome complex”. Suatu perasaan seakan-akan dirinya kecil dan tersisih, penuh ketakutan, tidak berani berpartisipasi, tidak memilki kebangga-an, tidak berani menunjukkan identitas, dsb.
4. Tuhan sanggup mengubah sebutir pasir menjadi mutiara (ay. 15-22)
Saulus dulu memusuhi umat Tuhan, tetapi Tuhan Yesus menangkapnya dan dijadikannya dia alat pilihan Tuhan. Ibarat pasir masuk ke dalam kerang, dan kerang itu mengubahnya menjadi mutiara.
Saulus berubah menjadi Paulus. Ia adalah seorang pelayan Tuhan dengan beban khusus yang unik.
Satu hal yang harus terus kita lakukan. Yaitu apa pun yang terjadi: “JANGAN PERNAH BERHENTI MENGASIHI”. Bahkan kepada mereka yang membenci sekalipun.Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar