Wahyu 2:4-5
Oleh : Pdt. Edi Zakaria
Ada banyak pernikahan setelah sekian lama mulai terasa hambar dan membosankan. Mengapa? Karena kehilangan kasih yang semula.
Begitu pula banyak orang Kristen masih rajin ke Gereja, masih terlibat pelayanan, masih memberi perpuluhan. Tetapi dalam hatinya diam-diam dirongrong oleh rasa jemu, rasa bosan dan terjebak rutinitas.
Tuhan menganggap kehilangan kasih yan semula adalah dosa yang fatal. Di mata Tuhan Yesus, kehilangan kasih yang semula adalah masalah yang sangat serius. Kehilangan kasih yang semula bisa membuat semua pengorbanan, jerih lelah, dan prestasi yang diraih menjadi tidak berarti lagi. Tuhan Yesus melukiskan keseriusan masalah itu dengan kalimat “betapa dalamnya engkau telah jatuh!”. Bahkan Hukuman yang ditimpakan karena kehilangan kasih yang semula juga bukan hal yang main-main. Tuhan mengungkapkan hal tersebut dengan “Aku akan mengambil kaki dianmu.” Dan ini berarti ini bearti Gereja kehilangan posisi dan fungsinya.
Seperti apakah kehilangan kasih yang semula itu:
1. KASIH TANPA GAIRAH YANG MENGGELORA (Amsal 18:14)
Ketika orang mengalami awal jatuh cinta hatinya selalu menggebu-gebu. Cintanya selalu menggelora di hati. Penuh semangat. Penuh antusias. Itulah gambaran orang yang mangalami cinta yang semula.
Ketika seseorang kehilangan kasih yang semula, apa semestinya dilakukan itu mungkin masih dilakukan tetapi tanpa gairah, tanpa semangat, tanpa antusias. Semua berjalan sekedar kewajiban dan rutinitas. Akibatnya semua berjalan dengan hati yang tawar. Tidak aneh jika ada halangan sedikit saja sudah menyerah. Kekristenannya menjadi sangat lembek, yang terus menerus kalah dengan keadaan. Tidak ada lagi keuletan, kegigihan dan semangat yang militan.
2. KASIH TANPA PENGHARAPAN (Kisah Para Rasul 24:15-16)
Mengapa Rasul Paulus mau berjuang dengan pantang menyerah? Mengapa mengiring Tuhan ia sanggup menghadapi hinaan, siksaan, kesulitan yang bertubi-tubi?Rahasianya karena Ia pegang kuat pengharapan Injil didalam melakukan segala sesuatu.
Itu sebabnya Paulus berdoa untuk jemaat Efesus agar mata rohaninya dapat melihat pengharapan yang disediakan Tuhan Yesus (Efesus 1:18) .
Hanya mereka yang hidup dalam kasih yang semula yang yang memiliki pengharapan yang terang benderang.
3. KASIH TANPA KESUNGGUHAN HATI (Matius 22:37)
Kata “segenap” adalah kata kunci untuk sebuah kasih yang berkenan kepada Tuhan. Kata “segenap” ditulis dalam bahasa Yunani “holos” yang artinya semua, seluruhnya dan komplit.
Kasih 99% itu belum utuh dan belum lengkap. Walaupun 99,9999…% itu masih belum “segenap”.
Paulus menggambarkan “walaupun aku menyerah-kan diriku untuk dibakar… tetapi tanpa kasih, aku tidak berguna.” (1Korintus 13:3)
4. KASIH TANPA KETULUSAN (Roma 12:9)
Cinta pertama penuh kepolosan. Keikhlasan mewarnai orang hidup dalam cinta yang semula.
Tidak ada pamrih. Kasih tanpa transaksi. Kasih yang penuh kesetiaan.
Hal yang paling tidak masuk akal adalah kasih. Karena kasih tidak mengedepankan logika, tetapi mengedepankan hati.
Kasih melihat segala sesuatu dengan positif.
5. KASIH TANPA KREATIFITAS (Roma 12:18)
Kasih yang semula adalah kasih yang aktif dan kreatif. Bukan sekedar menunggu dengan pasif. Kasih yang semula adalah kasih yang tidak pernah kehabisan akal. Kasih yang semula itu seperti air yang selalu menemukan jalan ketika penuh meluap.
PENUTUP:
Bertobat dan kembali kepada kasih yang semula adalah jalan keluar yang ditunjukkan Allah, agar kaki dian tidak diambil olehNya. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar