Perikop dalam nats di atas mengisahkan tentang Yesus berdoa di Getsemani.
Yesus Kristus memiliki 2(dua) kodrat, yaitu sebagai manusia dan sebagai Allah. Sebagai manusia menyadari diriNya lemah dan rapuh, itulah sebabnya kemanusiaanNya berdoa kepada ke-Allahan-Nya.
Apa yang dilakukan Yesus menjadi teladan bagi orang percaya, bahwa saat rapu kita perlu bersandar kepada Yesus sebagai Pribadi yang kokoh dan sempurna.
1.BERSIMPUH -LAH SAAT RAPUH (32, 35, 36, 39)
Yesus tahu bahwa tujuan hidupNya di dunia adalah pergi ke kayu salib. Tidak ada yang memaksa Dia harus ke sana. Tetapi kasihNya menggerakkan Dia untuk mengambil keputusan itu. Itulah sebabnya hatinya dipenuhi rasa nyeri yang sangat mengerikan. Sehingga secara mnusia terasa rapuh.
Dalam keadaan demikian Yesus bersimpuh agar mendapat kekuatan dan keberanian.
Bagaimana dengan anda?
2. MENCARI DUKUNGAN SAUDARA SEIMAN (ay. 33, 34, 42)
Yesus menjelaskan perasaanNya dengan “seperti mau mati rasanya”. Ini adalah perasaan ngeri yang amat hebat. Dalam keadaan semacam ini Yesus “mensharingkan” beban dan perasaanNya kepada para murid yang bias Dia percayai.
Jika anda rapuh, selain anda sendiri harus lebih banyak menggunakan waktu untuk berdoa, anda juga butuh “mitra doa”. Disinilah pentingnya kita hidup berjemaat yang benar.
3. YAKINLAH BILA TUHAN PEDULI (ay. 36)
Dalam keadaan rapuh, seseorang mudah sekali mempercayai fitnahan Iblis yang mengatakan kalau Tuhan sudah tidak peduli dan membenci dirinya. Yesus member contoh untuk kita mempercayai Tuhan, apapun keadaan kita. Termasuk bila Tuhan tidak mengabulkan permintaan kita.
4. PERCAYA DAN BERSERAH (ay.36)
Dalam doaNya Yesus berkata, ”...janganlah apa yang aku kehendaki, tetapi apa yang Engkau kehendaki.” Tidaklah mudah mengucapkan kata-kata tersebut secara bersungguh-sungguh. Yesus mengambil keputusan untuk “menyerah” ke dalam rencana Bapa di surge.
Ketika kita mengambil keputusan untuk bererah, maka kita dibebaskan dari konflik dalam batin. AMIN
ARTIKEL YANG LAIN: