S
Namun dari semua orang yang menyambut itu, ada seorang sekitar berumur 70-an tahun yang menangis pilu dengan berteriak-teriak kencang: “Aku menyesal…! Aku menyesal…! David… engkau orang yang beruntung! Tetapi… aku menyesal…! Aku sangat menyesal…! Hu...hu…!!!!”
Di tengah hiruk pikuknya suara orang-orang yang menangis, ada orang yang mencoba mencari tahu, “mengapa orang ini menangis sambil berteriak-teriak: aku menyesal! Aku menyesal.” Dan inilah pengakuannya:
“Aku dan David menghadiri suatu Kebaktian Kebangunan Rohani yang sama. Kami mendengar Firman Tuhan yang sama, yang menantang kami untuk bertobat dan me-nyerahkan hidup kepada Tuhan Yesus serta menggunakannya untuk melayani ladang misi.”
“Tetapi…, David Livingstone bersungguh-sungguh dengan keputusannya. Dan akhirnya ia menjadi seorang missionaris ke Afrika. Dan sekarang ia pulang ke surga dan menerima banyak mahkota. Ia berbahagia ... Benar-benar sangat berbahagia ia sekarang…. Tetapi aku … aku menunda… dan menunda… Aku pikir kelak aku pasti bisa kembali dan memenuhi panggil-an Tuhan itu.“
“Tetapi lihatlah diriku sekarang ini… aku telah menjadi tua … dan hidupku tidak berguna ... Dunia telah merampas hidupku dan menjerumuskanku ke dalam kehidupan yang hampa dan penuh penyesalan. Karena itu… AKU MENYESAL! … AKU MENYESAL…! SUNGGUH…!! AKU MENYESAL…!!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar