Oleh: Edi Zakaria
Bagi beberapa orang judul di atas seperti judul cerita roman picisan. Tetapi kenyataan yang ada bagi beberapa orang yang lain, apa yang dianggap sebagai kisah roman picisan ternyata adalah kisah pergumulan batin yang nyata. Ya... bagi beberapa orang terkadang mereka merasa digiring pada suatu keadaan harus memilih antara iman atau cinta.
Sebenarnya iman atau cinta bukanlah pilihan yang sulit, bila ke duanya bisa seiring sejalan. Tetapi bila cinta bertentangan dengan iman, itu bukanlah pilihan yang mudah. Mungkin secara logika adalah sangat mudah untuk menentukan pilihan. Tetapi secara rasa.... manatahan....!!! Mungkin secara nalar, mudah untuk mengambil keputusan yang benar. Tetapi secara mental....wouwwww.... terasa dada seperti diaduk-aduk dan mengharubiru, benar-benar terasa sangat berat.
Tetapi mungkinkah menjalani hidup dengan kondisi mengambang dan terombang-ambing? Berapa lama sanggup menjalani hidup yang seperti itu?
Penulis tidak ingin menggurui. Tetapi penulis ingin mencerahkan (kalau mungkin) wawasan anda yang dalam pergumulan ini.
Pertama, cinta ada beberapa tingkat.
Ada agape, yaitu cinta yang tulus tanpa syarat, itulah cinta Tuhan Yesus kepada kita.
Storge, cinta karena adanya hubungan yang dekat (persahabatan).
Philio, cinta karena adanya hubungan darah. Eros, cinta sexual.
Cinta agape haruslah yang dominan dan mengontrol semua cinta yang lain agar hadir kebenaran, kekudusan dan kemurnian dalam cinta tersebut.
Ke dua, cinta agape bisa tumbuh subur, bisa dominan, bisa mengontrol cinta yang lain bila orang tersebut memiliki kehidupan iman yang sehat. Iman yang sehat itu bukan sekedar beragama, tetapi memiliki persekutuan yang intim dengan Pribadi Tuhan.
Ke tiga, tujuan utama pernikahan yang benar adalah agar lebih efektif dan leluasa dalam melakukan kehendak Tuhan. Sedangkan tujuan yang lain, hanyalah tujuan sekunder (Mis,: biar tidak merasa ke-sepian, biar ada teman membuat pertimbangan, biar mempunyai keturunan, dll.).
Jadi, antara iman dan cinta sebenarnya bukanlah pilihan yang sulit bagi mereka yang mengerti bagaimana seharusnya membangun fondasi kehidupan. (Gembala)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar