KEHIDUPAN SEORANG SAKSI





Ada kisah   seorang gembala ditepi hutan ingin memamerkan kehebatannya bisa memanggil orang-orang sekampung di depan teman-temannya. Ia lalu berteriak sekencang-kencangnya : ”Tolong!! Tolong!!! Ada harimau..!!”.

Dan benar, orang sekampung menghampirinya. Tetapi betapa jengkelnya mereka semua ketika merasa dipermainkan oleh gembala tersebut.

Suatu ketika gembala tersebut benar-benar dikejar harimau. Meskipun berteriak-teriak minta tolong, orang-orang sekampung menganggapnya bahwa itu hanya main-main. Maka matilah gembala tersebut diterkam harimau. Itulah sebabnya muncul pepatah: “Mulutmu adalah  harimaumu”.

Hari pentakosta adalah hari dimana Roh Kudus dicurahkan. Roh Kudus dicurahkan agar orang percaya memiliki kuasa untuk menjadi saksi Kristus.

Kehidupan seorang saksi tidak bisa dipisahkan dari kesaksiannya. Integritas atau kejujuran seorang saksi dalam kehidupan sehari-hari sangat menentukan validitas kesaksiannya. Sejujur apa pun kesaksiannya bila tidak dibarengi dengan kejujuran dalam cara hidup setiap hari, hanya akan memboroskan kesaksiannya. Sebab orang tidak percaya akan kebenaran kesaksiannya.

Betapa pentingnya memujudkan ucapan dan tindakan adalah satu langkah yang konsisten. Maksudnya adalah apa yang diucapkan, itu juga yang dilakukannya.

Bersaksi bukan sekedar mengobral kata-kata. Kuasa kesaksian itu  terletak kepada hidup yang diubahkan oleh Roh Kudus.

Keubahan hidup adalah murni karya Allah. Roh Kudus akan melakukan-nya dalam hidup anda. Terimalah dengan iman dan  lakukanlah. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar