Kisah Para Rasul 1:8
Oleh: Pdt. Edi Zakaria
Sebelum Tuhan Yesus naik ke surga Ia berpesan agar para murid menentikan janji Bapa yaitu Roh Kudus di Yerusalem. Bila Roh Kudus turun maka mereka akan mendapat kuasa menjadi saksi Kristus.
I. SIAPAKAH SAKSI KRISTUS?
1. Memiliki pengalam-an hidup dengan Kristus (Lukas 24:48-49)
Seorang saksi Kristus haruslah orang yang memiliki pengalaman hidup bersama dengan Tuhan.
Memang kisah tentang Yesus terjadi 2.000 tahun yang lalu. Tetapi Roh Kudus telah dicurahkan ke dalam hati kita yang sudah dibaptis dengan Roh Kudus. Roh Kudus inilah yang mempersekutukan diri kita dengan Yesus Kristus. Akibatnya, peristiwa kematian, penguburan dan kebangkitan Yesus bukan lagi menjadi peristiwa masa lalu yang tidak ada kaitannya dengan diri kita, tetapi peristiwa itu menjadi peristiwa yang tidak terpisahkan dengan diri kita.
Roh Kudus-lah yang menjadikan kisah sajarah Yesus juga menjadi kisah sejarah diri kita. Sebab kita juga telah mati bersama Yesus, dikubur bersama Yesus dan bangkit juga bersama Yesus.
Bahkan sampai hari ini hidup yang kita jalani adalah hidup bersama dengan Tuhan Yesus Kristus.
2. Mengatakan/ menampilkan apa yang sebenarnya (Kisah Para Rasul 3:12-16)
Sebenarnya Petrus bisa mengklaim bahwa kesembuhan orang lumpuh adalah karena dia yang melakukan. Tetapi itu tidak dilakukannya. Mengapa? Petrus adalah saksi Yesus Kristus. Ia menceritakan apa adanya tanpa kepalsuan. Ia tidak tergoda dengan popularitas dan sanjungan.
Ia menampilkan diri-nya secara alami. Bukan dibuat-buat sebagaimana orang munafik
3. Mempertaruhkan segalanya demi iman yang asli kepada Kristus (Wahyu 2:13)
Saksi Yesus Kristus akan terus bersaksi meskipun dibawah ancaman dan tekan-an. Isi kesaksiannya tidak berubah. Kuasa pedang tidak dapat menghalangi kesaksi- annya. Mengapa? Seorang saksi Yesus adalah seorang yang sudah mempertaruhkan segalanya bahkan nyawa-nya sendiri demi ke-benaran dan kejelasan kesaksiannya.
II. BAGAIMANA CARA BERSAKSI? 1Petrus 3:15-16
1. Kuduskanlah Kristus dalam hatimu
Apakah orang menghargai kesaksian kita atau tidak, itu ditentukan oleh sikap kita secara utuh kepada Kristus.
Jika kita tidak menghargai Kristusdengan memper-Tuhankan Dia secara benar, tidak aneh jika kekristenan kita di-remehkan orang.
2. Berilah pertanggung jawaban.
Saksi Kristus harus mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang cukup. Gereja Tuhan bertanggung jawab atas hal tersebut. Itulah sebabnya Gereja harus mengadakan pelatihan dan pembelajaran yang intensif dan efektif.
Pelatihan Orientasi Pelayanan (POP) diadakan salah satunya untuk mencapai tujuan tersebut. Setiap jemaat wajib ikut bukan semata-mata karena program Gereja, tetapi ini demi kepenting-an jemaat juga agar me-miliki “kesiap-sediaan” untuk memberi pertanggungjawaban imannya.
3. Dengan lemah lembut dan hormat & nurani yang murni.
Tujuan yang baik harus diimbangi dengan cara yang baik. Jika tidak, maka tujuan tersebut akan kandas.
Cara yang terbaik harus dimulai dari sikap hati yang benar, yaitu hati nurani yang murni. Kemudian dibarengi karakter yang mulia, yaitu lemah lembut. Dan jangan abaikan etika dan sopan santun.
Penampilan yang elegan serta sikap hati yang menawan, akan membuat lawan menjadi bungkam.
Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar