IMAN DAN KETEKUNAN



Lukas 18:1-8

Oleh: Pdt. Edi Zakaria



PENDAHULUAN 

Iman dan ketekunan adalah dua hal yang tidak boleh dipisahkan dalam doa. Sebagaimana keputusan dan pelaksanaan keputusan adalah satu rangkaian yang utuh. 

I. MENGAPA KETEKUNAN ITU PENTING? 

1. Gambaran nyata dari keyakinan (ayat 8) 

Janda yang lemah dan tak berdaya mau dan berani bertekun sebab yakin bahwa permohonannya pasti dikabulkan. 

Begitupun dalam berdoa, keyakinan bahwa Tuhan pasti mengabulkan itu tercermin dari ketekunan dan kesungguhan kita dalam berdoa. 

2. Awal yang bagus seharusnya dengan akhir sempurna (ayat 7a) 

Janda itu memiliki awal yang bagus, yaitu yakin permohonannya dikabulkan. Tetapi yang membuat keputusan itu menjadi sempurna adalah ketekunannya untuk memohon. 

Mempercayai Tuhan Yesus ajaib, dahsyat, Ia pasti mampu menolong dan melakukan mujizat harus ditopang oleh ketekunan dalam berdoa. Bahkan ketekunan dan kesungguhan itu sendiri adalah pancaran dari keyakinan yang ada pada diri kita. 

II. KUASA KETEKUNAN 

1. Telaten Pasti Panen (ayat 2-3) 

Ketekunan menjebol kebuntuan, mempersiapkan terobosan. 
Tidak ada yang bisa diharapkan dari hakim yang lalim, apalagi yang memohon seoorang janda. Tetapi ketekunan sang janda mampu menggerakkan hakim yang lalim untuk peduli bahkan mengabulkan permohonannya. 

Kalau ketelatenan sang janda menghasilkan kepedulian dari hakim yang lalim. Terlebih Tuhan kita yang penuh kasih, pasti menghargai doa kita yang kita hidupi dengan ketekunan. 

2. Menggentarkan Musuh(ayat 4-5). 

Ketekunan janda membuat gentar hakim yang lalim. Ia bukan hanya takut direpoti terus menerus oleh sang janda. Lebih dari itu, hakim yang lalim itu takut diserang. 

Mungkinkah janda itu mampu melawan hakim yang lalim. Oh, tentu tidak. Tetapi mengapa ia takut? Ia takut terhadap “kegigihan” sang janda yang tak pernah pudar. 

Ketahuilah setan tidak takut dengan manusia yang bergelar ataupun orang yang berkuasa. Tetapi dengar baik-baik, setan takut kepada orang yang kakinya bertelut untuk berdoa. 

Setiap doamu adalah pukulan yang melumpuhkan musuhmu. 

3. Ketekunan membuka kesempatan (ayat 7). 

Doa yang tampaknya menjemukan, membosankan, bahkan tampaknya sia-sia, ternyata anggapan itu salah besar. Sebab doa bekerja bukan di alam nyata. Ia bergerak, membangun dan meujudkan kerinduan dan jeritan orang saleh di alam roh. Bila di alam roh sudah terbuka, maka yang tampak secara jasmani alamiah pasti mengalami terobosan. 

4. Ketekunan menghancurkan iman yang lesu (ayat 8). 

Saat akhir zaman Yesus mencari, adakah iman di bumi? Mengapa Yesus membuat pertanyaan seperti itu? Sebab di akhir zaman banya orang imannya menjadi lesu dan suam, bahkan hilang. Bagaimana cara melawan keadaan itu? 

Dimulai dari sendiri, latih diri kita untuk bertekun dalam doa. 

Jadi, apa yang harus dilakukan ketika: 

· Sedang enggan berdoa? Paksa diri untuk tetap berdoa. 

· Sedang bosan berdoa? Paksa diri untuk tetap berdoa. 

INGAT, TETAPLAH BERDOA!!! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar