Kita telah membahas bahwa sebaiknya
memang jangan berhutang mengingat ada banyak hal yang harus diwaspadai dengan
serius. Namun bukan berarti tidak boleh berhutang.
Paling tidak ada 3(tiga) kelompok orang berhutang.
Kelompok satu,orang miskin. Kelompok ini berhutang untuk membayar hutang. Jadi menjalani hidupnya dengan cara gali lobang tutup lobang. Mengapa bias begitu? Karena berhutang menjadi kebiasaan akhirnya focus berpikirnya bukan bagaimana memperbesar penghasilan agar bebas dari jeratan hutang dan bias menabung.
Kelompok
ke dua, Orang menengah. Mereka berhutang seringkali dengan
tujuan untuk memenuhi gaya hidup. Jika dipikir dengan jujur sebenarnya namanya
sepatu itu ada harga yang murah, sedang dan mahal. Semuanya wujudnya sama yaitu
sepatu. Semua fungsinya juga sama yaitu
menjadi alas kaki. Namun atas nama gengsi dan penampilan sering menggoda kita.
Akibatnya kita tidak mampu membedakan antara selera dan kebutuhan. Terlebih
dengan tehnologi informasi melalui iklan tidak jarang menelusup dan menjajah pikiran
kita yang berakibat mendikte selera kita.
Kelompok
ke tiga, orang yang berhutang untuk mendatangkan dan
memperbesar usaha. Inilah hutang cerdas, yaitu berhutang untuk memperbesar
asset dan pendapatan.
Contoh: Berhutang untuk kredit sepeda
motor untuk usaha ojek supaya punya
penghasilan, dan penghasilannya untuk melunasi kredit dan sisanya bias
memperbesar asset.
Mari kita coba seberapa cerdas kita
mengelola uang?
Sewaktu penghasilan satu juta, kita bias
menabung dua ratus ribu. Berapa yang
seharusnya yang ditabung jika penghasilan kita dua juta?......
Yak… betul sekali. Yang seharusnya
ditabung satu juta dua ratus ribu. Tabungan dan asset yang diperbesar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar