Di malam yang gelap ada seorang laki-laki yang merasa hidupnya tidak berarti sedang berdiri di tepi jembatan sambil memandangi sungai dengan tatapan putus asa. Saat ia bersiap-siap hendak menceburkan diri ke sungai untuk mengakhiri hidupnya, tiba-tiba ada seorang pengemis menghampiri dirinya. Dengan nada menghiba ia meminta tolong agar dirinya diberi sedikit uang receh.
Lelaki yang putus asa itu urung menceburkan diri lalu memandang si pengemis sambil berkata: “Ini dompetku, ambil semua yang ada. Aku sudah tidak membutuhkannya lagi. Kalau aku sudah masuk ke dasar sungai itu maka dompet dan semua isinya sudah tidak berguna lagi.”
Si pengemis menjawab: “Tidak tuan, saya tidak meminta dompet anda. Saya hanya meminta uang receh anda. Lagi pula saya tidak mau menerima uang dari seorang pengecut seperti anda. Saya memang miskin, tetapi saya bukan seorang pengecut.”
Perkataan si pengemis itu menampar keras hati dan pemikiran laki-laki yang putus asa tadi. Dan ia memberikan uang kepada si pengemis tadi dengan sedikit memaksa. Tetapi si pengemis itu tetap bersikeras menolaknya. Namun entah bagaimana tiba-tiba si lelaki tadi mulai membayangkan betapa bahagianya hidup ini jika bias memberi. Rasanya hidup itu terasa sangat berguna dan indah. Sejak saat itu lelaki tersebut dalam hidupnya selalu diwarnai dengan pikiran “Memberi dan Menjadi Bahagia”. Apakah anda kekurangan kebahagiaan? Mulailah dengan memberi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar