UANG ROHANI

 
Suatu ketika ada KONGGRES MATA UANG RUPIAH se-Indonesia. Yang hadir lembaran uang rupiah dari nominal terbesar sampai terkecil, bahkan sampai mata uang koin juga turut hadir. Tema dalam kongres itu adalah ”MENINGKATKAN KESALEHAN MATA UANG INDONESIA”. Tema tersebut diangkat berkaitan beredarnya hasil survey yang sangat mengkhawatirkan sekaligus menjatuhkan citra mata uang Indonesia yaitu ”Rupiah”. Hasil survey itu adalah sebagai berikut:

I.                    Prosentase Nominal Mata Uang Rupiah yang Terlibat Korupsi:

1)      Rp 100.000,-         60%
2)      Rp 50.000,-           25%
3)      Rp 20.000,-           7%
4)      Rp 10.000,-           5%
5)      Rp 5.000,-             1,5%
6)      Rp 1.000,-             1%
7)      Rp 500,-                0,5%
8)      Rp 200,-                0%
9)      Rp 100,-                0%

II.                 Prosentase Nominal Mata Uang Rupiah yang Rohani;

1)      Rp 100.000,-         2%
2)      Rp 50.000,-           3%
3)      Rp 20.000,-           5%
4)      Rp 10.000,-           10%
5)      Rp 5.000,-             20%
6)      Rp 1.000,-             40%
7)      Rp 500,-                12%
8)      Rp 200,-                4%
9)      Rp 100,-                4%

Mendapati data seperti itu, pemimpin sidang bertanya kepada uang Rp 1.000,- :

Pimp. Sidang    : Mengapa kamu nominal Rp 1.000,- bisa mendapatkan prosentase terbesar sebagai Mata Uang Rupiah yang PALING ROHANI?

Rp 1.000,-     : Saya tidak tahu pimpinan. Yang saya tahu orang-orang suka menggenggam saya kalau sedang berada di Gereja dan memasukkan saya ke kantong persembahan.

Pimp. Sidang    : Mengapa  kamu Rp 100.000,- paling sering terlibat korupsi?

Rp 100.000,-   : Karena saya paling sering dibawa manusia kalau ke Mall, ke Bar, ke Night Club dan tempat-tempat yang penuh gebyar lainnya. Orang-orang paling malas membawa saya ke Gereja, karena mereka takut menjadi miskin. Padahal selama ini, sebagaian kecil manusia yang memiliki kerajinan membawa saya ke Gereja hidup mereka semakin berkelimpahan.

Pimp. Sidang    : Kalau begitu, kesimpulan kita adalah bahwa kita sebagai Mata Uang Indonesia yaitu mata uang Rupiah harus lebih rajin ke Gereja supaya tidak terlibat korupsi. Dan supaya citra Mata Uang Indonesia tidak menjadi buruk di depan mata uang dunia. Apakah semua peserta konggres setuju?

Peserta             : SETUJU....!!!!

Pimp. Sidang    : Dok..., dok..., dok... (Palu diketuk dan diiringi tepuk tangan yang meriah.)

Jadi, kami ajak para pembaca untuk tidak ragu-ragu membawa uang Rp 100.000,- atau Rp 50.000,- ke Gereja dan memasukkannya ke kantong kolekte. Jika anda melakukannya, berarti anda sudah turut mensukseskan hasil KONGGRES MATA UANG INDONESIA, dan mengangkat citra Mata Uang Indonesia, yaitu Rupiah. Apakah anda setuju?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar