TIPS AGAR ANAK MENCINTAI RUMAH TUHAN


Ada beberapa keluarga Kristen setelah orang tuanya dipanggil Tuhan pulang ke surga, tidak ada anggota keluarga yang mewarisi rasa cinta pada rumah Tuhan (Gereja) sebagai wujud mencintai Tuhan. Hal ini tentu sangat disayangkan. 

Pemazmur mengatakan: “ Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
(Mazmur 16:5)

Iman harus menjadi harta warisan yang kita turunkan pada anak cucu. Berikut adalah tips agar anak-anak kita mencintai rumah Tuhan sebagai cerminan bahwa mereka mencintai Tuhan.
                                                    
1.  AJARLAH SEDINI MUNGKIN

Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu”. (Amsal 22:6)

Tanamkanlah pengajaran Firman Tuhan kepada anak-anak kita pada setiap kesempatan, sedini mungkin. Saat bermain, saat mau tidur, saat santai, dll. Pokoknya setiap ada kesempatan yang memungkinkan untuk menyampaikannya. Pakailah cara yang kreatif, bukan dengan cara itu-itu saja (baca:ceramah melulu). Berikan penjelasan tentang betapa pentingnya bersekutu dengan saudara seiman di rumah Tuhan (Ibrani 10:25). Yakinkanlah mereka bahwa Gereja adalah sahabat keluarga yang tidak boleh dilalaikan. Gereja dimana anda berbakti seyogyanya menjadi Gereja bagi anak, cucu dan keturunan anda untuk selamanya sebagaimana perjanjian keanggotaan bersifat kekal sebab dimeteraikan oleh darah Kristus dan allah yang menjadi pusat perjanjian tersebut.

2. BERILAH TELADAN

Satu kilo keteladanan jauh lebih efektif dari pada satu ton nasehat. Banyak orang mengatakan hal tersebut, dan hal itu memang betul. Karena itu peribahasa menyindir orang yang tua yang gagal memeberi teladan: “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.”
Terlebih si anak telah menginjak usia remaja, mereka butuh lebih banyak keteladanan daripada nasehat. Tanggung jawab ini tidak dapat diwakilkan
oleh siapapun.

3. AKRABKAN DENGAN TEMAN GEREJA

Mempunyai teman akrab di Gereja memang menyenangkan. Dan tentu hal itu sangat membantu untuk menciptakan suasana hati untuk rindu dan senang berada di rumah Tuhan.

Orang tua bisa menggunakan peluang ini. Cari tahu siapa anak seusia anak kita di Gereja yang kira-kira enak diajak membangun hubungan. Mintalah dia mendekati anak kita. Atau mungkin mintalah anak kita mendekati teman-teman tersebut untuk mendorong agar lebih setia beribadah. Dengan demikian anak kita tidak perlu merasa kikuk dan jemu ketika berada di dalam Gereja, karena mereka menemukan teman yang bias dijadikan sahabat. Bahkan ke Gereja bisa menjadi kerinduannya.

4. BANTULAH GEREJA MENJANGKAUNYA

Jika Bapak/Ibu Pendeta atau para pekerja Gereja berkunjung ke rumah anda, usahakan untuk seluruh keluarga menemui dan memberi salam. Buatlah anak-anak tidak takut terhadapPendeta atau para pekerja Gereja. Ini sangat membantu Gereja untuk lebih mudah menjangkau mereka.

5. BERILAH DORONGAN DAN PANTAULAH

Berilah pujian bila anak anda mau ke Gereja. Tunjukkan rasa bangga dan sukacita anda atas ketulusan dan kesetiaan mereka dalam beribadah di rumah Tuhan.

Diskusikan tentang semua yang telah mereka dapat saat di Gereja. Hal ini akan membuat mereka mengerti bahwa beribadah dengan rajin dan setia ke rumah Tuhan merupakan perhatian anda yang serius.

6. DOAKANLAH

Jika semua hal sudah anda lakukan, namun bila belum ada tanda-tanda kemajuan, janganlah putus asa. Masih ada satu hal yang bisa anda lakukan, yaitu berdoa.

Lagu rohani:”Di Doa Ibuku Namaku Disebut” adalah lagu yang tercipta oleh sebuah kisah nyata pergumulan seorang Ibu yang merindukan anaknya mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati. Sampai meninggal Ibu tadi belum melihat hasilnya. Namun sesudah Ibu itu dipanggil Tuhan anak tersebut bertobat dan mencintai Tuhan dengan segenap hati. Roh Kudus mengingatkannya bahwa setiap kali ibunya berdoa, namanya selalu disebutkan dalam doa tersebut. Pada akhirnya anak tersebut mencintai rumah Tuhan sebagaimana kerinduan hati sang ibu tadi. Bapak, Ibu … dimana anakmu ketika engkau berada di Rumah Tuhan?(Red.)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar