Matius 19:16-22
Oleh Pdt. EdiZakaria, S.Th.
Orang muda yang kaya datang kepada Yesus. Dan ia memamerkan perbuatan-perbuatan keagamaannya yang saleh. Tetapi Yesus tahu persis dimana orang muda itu menaruh hatinya. Bukan kepada Allah tetapi kepada Mamon.
1. Hati harus menjadi tempat Yesus bertahta, ay. 16-19
Hati adalah inti diri manusia (Amsal 17:3). Bahkan, hati adalah perbendaharaan hidup (Amsal 4:23). Begitu hatinya, begitu pula orangnya. Itulah sebabnya Tuhan menguji hati. Hati harus menjadi tempat Tuhan bertahta.
Semua perbuatan-perbuatan baik tidak akan menyenangkan hati Tuhan, jika perbuatan-perbuatan baik itu tidak dilakukan karena hati mengasihi Tuhan. Jadi Tuhan harus menguasai hati kita, barulah kita bisa memper-Tuhankan Yesus secara benar.
2. Waspadalah, Mamon bisa menguasai hati, ay. 20-21
Banyak orang merasa kebahagiaan hidupnya ditentukan oleh jumlah keuangannya. Itulah sebabnya orang muda ini diperintahkan menjual hartanya. Karena Yesus tahu bahwa sesungguhnya Mamon yang menguasai hatinya.
Hanya orang yang memper-Tuhankan Yesus dengan benar yang bisa bebas dari tipuan Iblis ini.
Padahal Alkitab berkata:”Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawa-nya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” (Matius 16:26).
Lagi Tuhan Yesus menasehatkan: “Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." (Lukas 12:15).
Kalau anda berpikir bahwa segala sesuatu bisa jalan asal ada duit, itu berarti hati kita sudah dikuasai oleh Mamon.
Tetapi orang yang memper-Tuhankan Yesus berkeyakinan bahwa jika Tuhan menghendaki maka segala sumber Tuhan sanggup membukakan pintu-pintu berkat. Dengan demikian langkah-langkah hidup kita tidak didikte oleh uang, tetapi oleh Tuhan Yesus.
Banyak orang merasa kelelahan dalam hidupnya karena mengejar kekayaan. Mereka berpikir bahwa kebahagia-an mereka ditentukan oleh jumlah uang yang dimiliki.
Rasul Paulus menasehatkan: “Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.” (1 Timotius 6:9).
Apa kata Yakobus: “Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.” (Yakobus 3:16).
3. Inilah yang harus dikembangkan:
· Belajarlah mengaggumi tanpa harus memiliki.
· Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada (Filipi 4:11-13)
· Kembangkanlah sukacita dalam memberi.
· Pandai-pandailah mencari alasan untuk mengucap syukur kepada Tuhan. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar