Efesus 4:31-32
Oleh: Pdt. Edi Zakaria
Mari kita belajar sesuatu yang sangat penting dari seorang tokoh yang bernama Ahitofel.
I. Siapakah Ahitofel?
Dia adalah penase-hat Raja Daud, 2Sa-muel 15:12. Nase-hat-nasehatnya sangat dihargai oleh Raja Daud, 2Samuel 15:31. Tetapi ketika Absalom anak raja Daud memberon-tak kepada pemerin-tahan ayahnya, Ahi-tofel ikut berkomplot dengan Absalaom. Dan hal ini adalah sesuatu yang sangat ditakutkan oleh Daud, Mazmur 41:9. Menga-pa Daud begitu takut kepada Ahitofel? “Pada waktu itu nasihat yang diberikan Ahitofel adalah sama dengan petunjuk yang dimintakan dari pada Allah; demikianlah dinilai setiap nasihat Ahitofel, baik oleh Daud maupun oleh Absalom.”(2Samuel 16:23).
Apa yang membuat Ahitofel mau berkom-plot dengan Absa-lom? Karena Ahitofel kecewa kepada Daud sebab Daud menzi-nahi Batsyeba, 2Sa-muel 11:2-4. Bahkan Daud membunuh Uria, suami Batsyeba, 2Samuel 11:14-15. Siapakah Batsyeba itu? Ternyata Batsye-ba adalah cucu Ahi-tofel, 2Samuel 11:3; 23:34.
Akhir dari kisah Ahitofel ini adalah sangat tragis, ia mati gantung diri, 2Samuel 17:23.
II. Apa yang bisa kita pelajari?
1. Jangan meng-gunakan hidup untuk menikmati luka hati, Amsal 4:23.
Dan jika itu yang terjadi maka hidup kita akan dikendali-kan oleh sakit hati yang menjadi sarana emas untuk Iblis menjajah kita kem-bali, Efesus 4:26-27.
Hari-hari ini Iblis kerja mati-matian untuk menghancur-kan Gereja dengan cara menaburkan kepahitan hati kepada anak-anak Tuhan, Markus 6:3. Semua harus mewaspadai hal ini!
Ingat! Siapakah orang-orang yang akan dipakai Iblis? Itulah mereka yang hatinya dirasuki kekecewaan.
2. Kepahitan menghancur-kan kemurnian, Ibrani 12:15-17.
Anak Tuhan mulai menikmati luka dan kepahitan ketika ia mulai kehilangan ke-sadaran tentang betapa besar nilai kebaikan dan kemurahan Tuhan yang terjadi atas dirinya. Akibatnya, ia mulai cabul seperti Esau. ’Cabul’ yang dimaksud bukan dalam arti seksual. Tetapi peristiwa hilangnya kesetiaan yang suci dan murni kepada Tuhan, karena dunia mulai mengisi hatinya, sehingga jatuh kepada nafsu/ keinginan yang rendah (hak ke-sulungan hanya ditukar dengan bubur kacang merah = pengharapan yang mulia dalam Kristus hanya ditukar dengan kelegaan dan kesenangan yang sesaat).
3. Serahkan kekecewaan hatimu pada Tuhan Yesus, Kejadian 50:20.
Seandainya Ahitofel melihat peristiwa di atas dari sudut pandang rencana Allah, ia tidak perlu mati secara tragis. Malahan ia akan bersyukur kepada Tuhan. Mengapa? Kelak yang menjadi raja menggantikan Daud adalah Salomo, yaitu anak Daud dengan isteri Batsyeba. Bukan itu saja, Salomo masuk dalam daftar silsilah Yesus Kristus, Matius 1:6.
4. Daripada kecewa, berpikirlah positif, Filipi 4:8-9.
Setiap kita bisa memilih antara hidup terus dengan sakit hati, atau hidup dengan bebas dari rasa sakit hati. Pilihan kita akan mempeng-aruhi karakter kita. Dan karakter kita akan menentukan nasib kita kelak. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar