PAHLAWAN IMAN



Tanggal 10 Nopember adalah hari bersejarah untuk bangsa Indonesia. Ya, hari itu adalah hari Pahlawan.

Hari Pahlawan adalah hari dimana kita mengenang semangat perjuangan arek-arek Suroboyo yang berjuang melawan tentara sekutu yang diboncengi tentara NICA (Belanda). Sekalipun peralatan, ketrampilan dan jumlah pasukan yang tidak seimbang, namun semangat mereka yang menggelora tidak dapat dibendung dan ditaklukkan.

Mereka semua yang berjuang kala itu  tidak memiliki pa-mrih, apakah nanti  dapat imbalan jasa atau tidak, bahkan kelak perjuangannya  diakui atau tidak.  Semua itu tidak ada dalam benak mereka. Tetapi setiap pejuang yang berjuang dengan tulus ikhlas mengorbankan harta, benda bahkan nyawa  pantas disebut pahlawan.

Namun bagaimana dengan masa sekarang ini? Beberapa orang tampil bergaya sok pahlawan.  Ada juga yang memang berjuang, e..eh… ujung-ujungnya ada yang dimaui… kalau gak kekayaan, ya… kedudukan…, kalau nggak kedudukan… ya...sanjungan. Peribahasa bilang, “Ada udang dibalik batu…”

Seorang disebut pahlawan bukan karena ongkang-ongkang dan berlipat tangan. Tetapi karena ada suatu karya, ada upaya, ada perjuangan yang harus dilakoni. Lebih lagi, melakoninya juga bukan ada karena ada pamrih, tetapi karena adanya kecintaan yang tulus, ‘rasa handarbeni’ yang keluar dari hati.

Ibrani 11—mencatat daftar para pahlawan iman. Mereka semua yang tercatat dalam daftar itu dikarenakan perjuangannya yang gigih demi mempertahankan iman dan panggilan Tuhan. Dan mereka melakukannya bukan karena mereka mencintai diri sendiri, tetapi karena mengasihi Tuhan. 

Banyak diantara mereka yang sampai ajal sepertinya tidak mendapat apa yang diimpikannya. Karena yang penting bagi mereka adalah bagaimana hidup ini mengenapi rencana dan panggilan Tuhan. Itulah sebabnya kesaksian hidup mereka menegaskan bahwa mereka adalah pahlawan iman yang patut diteladani (Ibrani 11:39). (Gembala)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar