Matius 11:20-24
Oleh: Pdt. Edi Zakaria
Ada kecenderung-an beberapa hamba Tuhan mendorong jemaat untuk mengejar mujizat. Mujizat spektakuler yang terjadi dijadikan ukuran apakah ibadah itu ada lawatan Tuhan atau tidak. Bahkan kehadiran Tuhan diminta hanya agar terjadi mujizat. Pertanyaannya, haruskah kita menjadi pemburu mujizat?
I. AYO MEMBURU TUHAN DAN BUKAN MUJIZATNYA (ay. 20)
Jika kita memburu mujizat, maka tanpa kita sadari kita memperlakukan Tuhan seperti lampu Aladin. Jika kita memburu mujizat maka kita sedang mengejar memuaskan diri sendiri. Kita harus percaya mujizat, tetapi mujizat bukan prioritas. Mengenal dan mengasihi Tuhan itulah prioritas utama kita dalam hidup.
Jangan takut tidak mengalami mujizat, sebab mujizat bukanlah ukuran sese-orang lebih dekat dengan Tuhan. Tetapi pertobatan kita itu bukti yang sah dan valid seberapa dekat kita dengan Tuhan.
II. TANGKAP PESANNYA DAN BUKAN HANYA MUJIZATNYA (ay. 21)
Setiap mujizat Allah adakan sebagai sarana menyampaikan pesan Allah. Itulah sebabnya kita harus giat memberitakan Injil, sebab memberitakan Injil itu menyampaikan pesan Allah. Allah mengadakan mujizat untuk menarik perhatian semua orang sekaligus untuk meneguhkan kepada semua orang bahwa apa yang kita sampaikan adalah benar-benar pesan Tuhan sendiri (Markus 16:16-18)
Pesan Allah jauh lebih penting ketimbang mujizatNya. Tuhan Yesus sangat mengecam mereka yang menikmati banyak mujizat tetapi gagal menangkap pesan Tuhan. Ayo tangkap pesanNya, dan taati, lihatlah hidupmu itu sendiri menjadi mujizat.
III. MUJIZAT MENJADI TIDAK BERARTI JIKA TIDAK MENDATANGKAN DAMPAK (ay. 22)
Tirus dan Sidon nyaris tidak pernah mengalami mujizat. Tanggungan mereka lebih ringan dibandingkan Khorazim dan Betsaida dimana Yesus sering melakukan mujizat di kota itu, tetapi sayang penduduk kota itu tidak ada yang bertobat.
Seakan Yesus menegaskan: Buat apa semua mujizat, jika kalian gagal menangkap pesan Tuhan. Pesan Tuhan adalah kebenaran Firman Tuhan. Hanya jika kita bisa menangkap Firman Tuhan dan meresponinya dengan benar, itu yang membuat hidup kita berubah.
Jika kita gagal menangkap pesan Tuhan maka mujizat dan semua ke-ajaiban yang spektakuler hanya berhenti sebagai pertunjukkan yang meng-hibur. Tidak lebih, hanya itu saja! Mengapa? Sebab tidak berguna karena tidak mampu me-ngubah hidup kita. Ayo bangkitkan kesadaran kita.
Buat apa mujizat, jika hidup kita baik-baik saja; sehat-sehat saja; bahkan sedang menikmati kemapanan dan kemakmuran yang memanjakan. Itu sama dengan buat apa bangkit dari kematian, padahal mati saja tidak pernah. Namun jka engkau sadar bahwa engkau telah mati bersama Yesus, Engkau benar-benar butuh mujizat agar engkau bisa bangkit bersama Tuhan Yesus Kristus dan hidup bagi Dia saja.
IV. HIDUPMU YANG DIUBAHKAN ITULAH MUJIZAT (ay. 23-24)
Ini pesan Tuhan yang sangat penting! Tuhan mau menjadikan dirimu dan diriku sebagai bukti mujizatNya. Ya,… mujizat terbesar adalah Dia mengampuni dosa kita. Dan Dia menjadikan diri kita sasaran kasihNya. KasihNya sepenuhnya dicurahkan kepada kita, agar kita mengalami perubahan. Tujuan hidup kita berubah. Kecenderungan hasrat kita berubah. Cara berpikir kita berubah. Cara kita memilih gaya hidup berubah. Nilai-nilai hidup yang kita hidupi berubah. Semua terarah dan berpusat kepadaYesus saja. Allah ingin hal ini yang terjadi dalam hidup kita. Dan ketika hal ini sudah terjadi, dan sedang terjadi, bahkan harus terus menerus terjadi. Dengar….mujizat itu adalah dirimu sendiri bersama dengan Yesus. Masihkah Anda ingin menjadi pemburu mujizat? Tangkap pesanNya dan kerjakan-lah…!!! AMIN
Mohon dukungan doa untuk saya sudah 5 tahun sakit stroke dan insomnia. Terima kasih. Melchior Suroso
BalasHapus