PERSAHABATAN PAK HAJI DAN PAK PENDETA




Pak Haji bertetangga Pak Pendeta, mereka memiliki hubungan yang sangat akrab seperti hubungan saudara. Suatu ketika kampong mereka dilanda banjir selutut, sedangkan hari itu adalah hari Minggu dimana Pak Pendeta harus melayani di Gereja. Ketika Pak Pendeta ada di teras tiba-tiba Pak Haji muncul dan menyapa Pak Pendeta.

 

Pak Haji         : Wah…Pak Pendeta mau ke gereja ya?

Pak Pendeta            : Betul sekali Pak Haji, tetapi keadaan kok banjir seperti ini.

Pak Haji         : Bolehkan saya membantu Pak Pendeta menggendong sampai ke Gereja agar tidak basah kebanjiran ?

Pak Pendeta            : Serius nih…. Wah baik sekali Pak Haji ini.

Akhirnya Pak Pendeta digendong di punggung Pak Haji. Tiba-tiba Pak Pendeta nyeletuk:

Pak Pendeta            : Wah, kalau seperti ini mungkin saya adalah satu-satunya Pendeta yang naik Haji…

Pak Haji         : Kalau begitu mungkin saya adalah satu-satunya Haji yang membaptis Pendeta. (Lalu Pak Pendeta nyaris dijatuhkan di tempat banjir, sambil senyum Pak Haji membatalkan rencananya …. Lalu Pak Haji dan Pak Pendeta tertawa bareng…)

Setelah banjir surut Pak Pendeta pergi ke rumah Pak Haji untuk pinjam mobil buat pelayanan ke daerah terpencil. Setelah mobil dipakai, Pak Pendeta mencuci mobil tersebut sebelum dikembalikan ke Pak Haji.

Ganti suatu hari Pak Haji perlu motor, ia meminjam motornya Pak Pendeta. Ketika motor dikembalikan, Pak Pendeta terkejut karena knalpot motornya terpotong dibagian ujungnya. Pak Pendeta pun menanyakan hal itu ke Pak Haji.

Pak Pendeta            : Wah…maaf Pak Haji saya Cuma mau Tanya, motor saya kenapa ujung knalpotnya kok terpotong begitu?

Pak Haji         : Begini Pak Pendeta, waktu Bapak pinjam mobil saya kenapa mobil saya dibaptis dulu sebelum dikembalikan ke saya? Makanya ketika saya pinjam motor Pak Pendeta motornya itu saya sunat lebih dulu sehingga kita impas khan?

Pak Pendeta            : Oh… begitu ya Pak Haji.

Pak Haji         : Iya begitu…

Suatu ketika Pak Pendeta dan Pak Haji diundang ke Kantor Kementerian Agama untuk mendapatkan pelatihan computer. Mereka berangkat bersama meskipun cuaca gerimis, mereka bergandengan dalam satu payung. Tiba-tiba tampak cahaya kilat disertai suara gemuruh:

Pak Pendeta            : (berteriak) “Haleluyah…!”

Pak Haji         : “Itu tadi halilintar Pak Pendeta, bukan haleluyah…he..he…”

Akhirnya lewatlah bus Damri berhenti di depan mereka:

Pak Haji         : "Bismilah.”

Pak Pendeta            : “Itu bukan bis mila Pak Haji, tetapi bias Damri.”

Pak Haji         : “Begitu ya…?”.

Setelah ada di dalam bis, mereka duduk persis di belakang sopir.

Pak Pendeta            : (berkata kepada sopir) “Bang salip saja itu motor.”

Pak Haji         : “Bang jangan salip tetapi langgar saja.”

Sopir pun menoleh dan ia mengenali bahwa yang ngomong tadi adalah Pak Pendeta dan Pak Haji, sopir itu pun tersenyum.

Setelah berada di kantor Kementerian Agama dan mendapat pelatihan computer:

Pak Haji         : “Http itu artinya apa Pak Pendeta?”.

Pak Pendeta            : “Oh…itu. Http itu artinya Haleluyah Tuhan Tetap Peduli. Tetapi kalau www itu artinya apa ya Pak Haji?”

Pak Haji         : “Oh… itu pasti Wa’asallamu alaikum Wa rohmatullohi Wabarokatuh.”

Hehehe…

Pesan:

Betapa indahnya hidup ini bila bias bersatu meskipun tinggal dalam perbedaan. Bersatu itu tidak sama dengan berseragam. Orang yang berseragam belum tentu  bersatu. Dan orang yang bersatu tidak harus berseragam. Itulah makna dan hakekat sesanti kebangsaan kita yaitu Bhineka Tunggal Ika, yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu adanya.

Nasehat bijak berkata:

Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar