FASE KESALEHAN

 


Mazmur 54:1-7

 

 

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan manusia di segala sisi seringkali berpola graduasi atau bertahap. Sehingga progress atau dinamika yang ada seringkali dipahami sebagai pertumbuhan dan setiap pertumbuhan seringkali dijelaskan dengan adanya tahapan-tahapan atau fase-fase yang berlangsung. Misalnya pertumbuhan manusia: dimulai dari bayi lalu menjadi anak-anak; dari anak-anak menjadi remaja. Kemudian dari remaja lalu menjadi pemuda, dan dari pemuda selanjutnya menjadi dewasa. Tentu saja setiap tahapan ada penjelasannya sendiri-sendiri.

 

A.     MAZMUR 52-54 - SEKILAS PANDANG

Dalam pembacaan Alkitab hari ini sepertinya pemazmur berhadapan dengan orang jahat dan orang bobrok yang dijabarkan dalam Mazmur 52-53.

Dalam Mazmur 52 Daud sebagai pemazmur menuliskan amarahnya kepada orang fasik yaitu Doeg orang Edom yang memberitahukan kepada Saul tentang keberadaan Daud di Nob. Sehingga akibatnya Saul membunuh seluruh keluarga Ahimelekh, dan hanya Abyatar yang terluput.  Daud merasa harus bertanggung jawab atau kejadian tersebut. Dan ia meyakinkan Abyatar bahwa ia bertanggung jawab.

Dalam Mazmur 53 Pemazmur menceritakan tentang kemerosotan dan kebobrokan kodrat manusia. Dan pemazmur sepertinya mengulang dari Mazmur 14 dengan sedikit perubahan di dalamnya. Dua kali Allah berfirman seharusnya membuat manusia tanggap dan peduli terhadap kebenaran Allah. Tetapi pemazmur memilih bersukacita dalam pengharapannya kepada Tuhan.

Mazmur 54 adalah lebih menyakitkan lagi. Sebab yang memberitahukan kepada Saul yang ingin membunuh Daud adalah orang Zifi yang masih kerabat Daud, sebab mereka dari suku Yehuda. Sehingga secara prophetic sepertinya berbicara tentang pengkhianatan yang akan dilakukan Yudas Iskariot terhadap Mesias.

Namun mari renungan pagi ini kita fokuskan kepada Mazmur 54.

 

B.      FASE KESALEHAN

Kefasikan, kebobrokan dan kekejian manusia tidak membuat Daud larut melakukan hal yang sama dengan mereka. Perjumpaan Daud dengan semua itu justeru membuat Daud merenung dan memilih hidup dalam kesalehan.

  

I.                    KESALEHAN DALAM DOA

Dalam Mazmur 54 Daud mengungkapkan kegelisahan hatinya kepada Tuhan dalam doa. Apa yang Daud memilih berdoa kepada Tuhan?

a.      Daud mengenal karakternya Tuhan (ayat 3)

Pergaulannya dengan Tuhan sejak masa mudanya menarik perhatian Daud untuk menjatuhkan keputusannya yaitu menghampiri Tuhan di tengah-tengah kesesakannya. Kesalehan sejati harus berangkat dari pengenalan akan Tuhan, dan bukan berangkat dari kebiasaan maupun ritual-ritual. Pengenalan akan Tuhan akan memabngkitkan penghormatan yang tulus dan mendalam kepada Tuhan.

b.      Daud mempercayai kemurahan hati Tuhan (ayat4)

Masa-masa bergaul dengan Tuhan, Daud sangat menikmati kebaikan-kebaikan Tuhan. Itulah sebabnya dalam keadaan terdesak Daud sangat berharap kepada kemurahan Tuhan.

c.       Daud merasakan kebutuhannya akan Tuhan (ayat 5)

Kesulitan, kesesakan bukan menggiring jalan pikiran Daud untuk focus pada jalan keluar dari semua itu, justeru kesukaran dan kesesakan membuat Daud teringat kebutuhannya akan Tuhan. Orang biasa focus pada masalah dan solusi. Orang saleh focus pada Tuhan dan kehendaknya. Dengan demikian Daud memastikan bahwa persoalan dan solusinya bukan semata-mata menjadi tanggung jawabnya, tetapi Dia yakin bahwa Tuhan bertanggung jawab terhadap dirinya.

 

II.                  KESALEHAN DALAM KEPERCAYAAN

Sebagai orang yang mau hidup dalam kesalehan Daud menaruhkan kepercayaannya sepenuh kepada Tuhan.

a.      Tuhan sebagai pembebas (ayat 6)

Daud mempercayai Tuhan adalah pembebas hidupnya (1Samuel 23:14). Dan itu terbukti.

b.      Tuhan membalas orang-orang yang memusuhinya (ayat 7)

 

III.                KESALEHAN DALAM IBADAH

Dalam Mazmur 74 Daud juga mengungkapkan kehidupan ibadahnya.

a.      Ibadah adalah pengorbanan sukarela (ayat 8)

Persembahan diri ini penting untuk memberikan kebajikan dan nilai bagi semua persembahan lainnya.  Jadi apapun yang dilakukan Daud dalam rangka beribadah kepada Tuhan.

b.      Ibadah adalah pujian bagi Tuhan (ayat 9)

-          Daud menyadari keberadaan Tuhan dalam kehidupannya yang begitu luar biasa dahsyat. Ibadah adalah wujud pujian penghormatan Daud kepada Tuhan. Jadi ritual ibadah itu semata-mata ekspresi olah batin yang kental dan mendalam.

-          Ibadah adalah wujud ekspresi “siapa Tuhan” bagi dirinya.

 

C.      INSTROPEKSI

1.      Terkadang membalas atas kejahatan dan hal-hal yang mengecewakan diri, kita anggap sebagai sesuatu yang wajar. Dan ketika kita mengikuti alur berpikir seperti itu, tahukah kita, bahwa kita telah mendegradasi atau memerosotkan diri setingkat mereka, yaitu sama jahatnya dan sama buruknya dengan mereka?

2.      Pernahkah kita merasa terjebak dalam system yang “salah dan jahat” lalu kita anggap wajar bila ikut-ikutan, sebab kita berpikir tidak ada lagi yang kita bias perbuat?

3.      Pernahkah kita mengambil keputusan untuk meninggalkan keinginan membalas dendam atau berhenti mengikuti system yang “salah dan jahat”, lalu berinisiatif untuk memasuki fase “hidup saleh” ?

 

D.     BERDOA

Bapa kami di sorga.

Terima kasih buat kesadaran yang suci yang tertanam dalam diri. Biarlah kami bersungguh-sungguh hidup dan menghidupi kesadaran suci tersebut. Peganglah tangan kami untuk berjalan dalam kesalehan yang berkenan kepada Tuhan.

Dalam nama Yesus. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar