Ayat Dasar: 2 Raja-Raja 5:1-5; Filemon 1:10-16; Kolose 3:22-24
Kisah Naaman, panglima raja Aram, dan
seorang gadis kecil Israel dalam 2 Raja-Raja pasal 5 adalah salah satu kisah
yang paling kuat tentang kesaksian di tempat kerja, bahkan dalam kondisi
perbudakan. Gadis kecil ini tidak punya jabatan, tidak punya kekuasaan, bahkan
ia adalah tawanan. Namun, ia memiliki sesuatu yang sangat berharga: Iman kepada
Allah yang hidup dan keberanian untuk membagikannya. Naaman, tuannya, adalah
orang yang hebat, terpandang, pahlawan, tetapi ia memiliki "tetapi"
yang menyakitkan: ia sakit kusta. Kebutuhan Naaman yang besar menjadi pintu
bagi kesaksian kecil yang menghasilkan mukjizat besar.
Mari kita selami empat poin penting tentang bersaksi
kepada majikan dan di tempat kerja kita.
1. 🗺️ TUHAN PUNYA RENCANA BUAT
DUNIA KERJA KITA
(Berdasarkan 2 Raja-Raja 5:1-5)
Studi Kata: Gadis Tawanan
Dalam ayat 2 dan 3, kita bertemu dengan
seorang gadis Israel yang dibawa tawanan.
·
Status Sosial: Ia adalah seorang budak, tawanan perang. Posisinya adalah yang paling
rendah dan tidak memiliki suara.
·
Tindakan: Ia berkata kepada nyonyanya, istri Naaman: “Sekiranya tuanku menghadap
nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari
penyakitnya.”
·
Implikasi: Gadis ini tidak menyimpan kepahitan atau dendam meskipun tuannya adalah
musuh yang telah merenggut kebebasannya. Ia melihat kesulitan Naaman, dan di
tengah kesulitan itu, ia melihat kesempatan untuk menyatakan
kasih dan kuasa Allah.
Tuhan tidak kebetulan menempatkan Anda
di perusahaan, kantor, pabrik, atau lingkungan kerja Anda saat ini. Dia
memiliki rencana ilahi untuk setiap penempatan:
·
Bukan sekadar gaji, tetapi misi. Pekerjaan kita adalah ladang misi yang diberikan Tuhan secara spesifik.
·
Tuhan memakai orang yang tidak penting. Gadis tawanan itu membuktikan bahwa dampak terbesar seringkali datang dari
orang yang paling tidak terduga. Jangan pernah anggap remeh posisi atau peran
Anda, sekecil apa pun itu.
Ilustrasi:
Seorang petugas kebersihan di sebuah perusahaan
besar Kristen seringkali dipandang sebelah mata. Ia tidak pernah berbicara
tentang agama, tetapi ia selalu menjadi orang pertama yang datang, bekerja
dengan sangat teliti, dan selalu bersikap ramah serta tenang, bahkan ketika
diperlakukan tidak adil oleh atasannya. Suatu hari, manajernya yang dikenal
sangat stres dan pemarah, memanggilnya. Manajer itu bertanya, "Saya
melihat Anda selalu tenang, padahal kerja Anda berat, dan gaji Anda kecil. Saya
yang gajinya besar dan jabatannya tinggi ini selalu cemas. Apa rahasia
Anda?" Petugas kebersihan itu tersenyum dan dengan singkat berkata,
"Pak, saya bekerja untuk mencari nafkah, tapi hati saya tidak mencari
ketenangan di sini. Hati saya sudah tenang di dalam Yesus." Pertanyaan
manajer itu, yang didorong oleh perubahan hidup si petugas kebersihan, membuka
pintu kesaksian yang selama ini ia bangun melalui ketaatan kerjanya.
2. 🌟 MAJIKAN MEMPERHATIKAN PERUBAHAN HIDUP KITA
(Berdasarkan Filemon 1:10-16)
Rasul Paulus bersaksi tentang Onesimus, seorang budak
yang melarikan diri dari majikannya, Filemon. Onesimus bertobat dan menjadi
percaya di dalam Kristus. Ketika Paulus mengirimnya kembali, ia berkata:
"...sekarang ia sangat berguna baik
bagiku maupun bagimu... ia bukan lagi hamba, melainkan lebih dari hamba, yaitu
saudara yang kekasih, bagiku apalagi bagimu, baik secara jasmani maupun di
dalam Tuhan." (Filemon 1:11, 16)
Majikan kita mungkin tidak peduli dengan
seberapa sering kita ke gereja atau melayani, tetapi mereka akan sangat
memperhatikan perubahan karakter kita setelah kita mengaku percaya.
·
Dahulu (Onesimus yang lama): Tidak berguna (karena mencuri atau melarikan diri), malas, tidak bisa
diandalkan.
·
Sekarang (Onesimus yang baru): Berguna, jujur, rajin, penuh kasih.
Kesaksian kita bukanlah di bibir, tetapi di
meja kerja. Apakah Anda sebagai karyawan:
·
Lebih jujur (tidak memalsukan absensi atau pengeluaran)?
·
Lebih rajin (tidak bekerja hanya ketika diawasi)?
·
Lebih bisa diandalkan (menepati janji dan deadline)?
·
Lebih menghormati (memperlakukan semua orang dengan kasih)?
Perubahan hidup yang nyata, dari yang "tidak
berguna" menjadi "sangat berguna," adalah Injil yang dapat
dilihat oleh majikan kita.
3. 🙏 KARYAWAN YANG MENJADI BERKAT MENGHENTAR MAJIKAN KEPADA YESUS
(Refleksi dari Kisah Naaman)
Gadis kecil Israel tidak membawa Naaman ke gereja, ia
hanya mengarahkan Naaman kepada nabi Allah. Nubuatan kecilnya itu menuntun
Naaman untuk:
1.
Melakukan perjalanan jauh (ayat 5)
2.
Melihat kuasa Allah yang ajaib (ayat 14)
3.
Mengaku keesaan Allah (ayat 15): "Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi
tidak ada Allah kecuali di Israel."
Perhatikan alurnya: Ketaatan dalam pekerjaan $\rightarrow$ Kesaksian dalam perkataan
$\rightarrow$ Pertobatan dalam hidup majikan.
Kutipan:
J. Oswald Sanders pernah berkata,
"The greatest asset the Christian has is a Christ-like life." (Aset
terbesar yang dimiliki orang Kristen adalah kehidupan yang seperti Kristus.)
Kehidupan kita yang penuh karakter
Kristus akan melunakkan hati majikan untuk mendengarkan. Ketika tiba saatnya
Anda berbicara, seperti gadis kecil itu, majikan Anda akan mendengar, karena
mereka telah melihat bukti dari siapa yang Anda
layani melalui cara Anda bekerja.
4. 💼 KARYA KITA ADALAH PENYEMBAHAN KITA
(Berdasarkan Kolose 3:22-24)
“Apa pun juga yang kamu perbuat,
perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu
sebagai upah. Kristus adalah tuan dan majikanmu.” (Ko1lose 3:23-24)
Inilah kunci utama dalam etika kerja
Kristen: Kita bekerja seolah-olah Majikan kita adalah Kristus sendiri.
·
Motivasi Sejati: Jika kita bekerja untuk manusia, kita akan kecewa, kita akan malas ketika
tidak ada pengawasan, dan kita akan mengeluh ketika gaji tidak sesuai. Tetapi
jika kita bekerja untuk Tuhan, semangat dan kualitas
kerja kita tidak akan tergantung pada majikan di dunia ini.
·
Kualitas Prima: Ketika kita mempersembahkan pekerjaan kita sebagai ibadah yang sejati (Roma 12:1), kita akan berusaha
memberikan yang terbaik, bukan hanya yang "cukup".
·
Upah Sejati: Ayat 24 mengingatkan kita, “dari Tuhanlah kamu akan
menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah.” Upah sejati
kita, mahkota kekal dan perkenanan Allah, jauh lebih berharga daripada promosi
atau bonus dari majikan duniawi.
Ketika kita melakukan pekerjaan kita dengan kesungguhan, integritas, dan kasih, maka kita telah mengubah meja kerja kita menjadi altar penyembahan. Dan altar penyembahan itu akan menjadi tempat di mana kuasa Allah bekerja untuk menjangkau majikan dan rekan kerja kita.
Penutup dan Tantangan
Saudara-saudari, Tuhan menempatkan kita di dunia kerja
bukan hanya untuk mencari uang, tetapi untuk menjadi duta-duta Kerajaan-Nya (2
Korintus 5:20). Mari kita renungkan hari ini:
·
Apakah pekerjaan saya adalah sebuah peluang misi bagi Tuhan?
·
Apakah majikan saya melihat perubahan karakter Kristus dalam hidup saya?
·
Apakah kualitas kerja saya memuliakan Tuhan?
Seperti gadis kecil Israel, mari kita
tunjukkan kepada dunia bahwa Allah kita adalah Allah yang
Mahakuasa, yang sanggup menyembuhkan "kusta" (masalah,
krisis, kekosongan) dalam hidup majikan kita.
Mari kita berdoa: Tuhan, berikan kami keberanian untuk bersaksi, kerendahan hati untuk
melayani, dan integritas untuk bekerja seolah-olah kami sedang bekerja hanya
untuk Engkau. Amin.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar