TERMINOLOGI STIGMATIS TERHADAP PENGANUT ONENESS OF GOD



Ada banyak (paling tidak ada beberapa) tuduhan miring (belum bisa disebut fitnah karena yang mengatakan didasarkan ketidak tahuan) yang ditujukan kepada penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God).

Berikut beberapa tuduhan yang bisa penulis identifikasi:

1. Sabelianisme

Istilah Sabellianisme berasal dari Sabellius, yang adalah seorang teolog dan pendeta dari abad ke-3. Tak satu pun dari tulisannya yang bertahan sehingga semua yang diketahui tentang dia berasal dari lawan-lawannya.

Sering disebut bahwa Sabellius adalah Bapak Teologi ke-Esaan. Namun sejujurnya tidak ada seorangpun bisa menjelaskan secara sahih tentang penjelasan atau penjabaran ajarannya, sebab semua dokumen-dokumen tentang karyanya sudah dimusnahkan. penjelasan-penjelasan yang di dapat hanya bersumber dari lawan-lawannya.

Jadi jika penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) dituduh sebagai penganut Sabelianisme itu harus ditolak. Mengapa? Sebab  tidak ada yang tahu seperti apa ajaran Sabelius yang sesungguhnya.

2. Jesus Only

Penekanan yang kuat terhadap Pribadi Yesus sering disalah artikan seakan-akan penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) menolak keberadaan Allah Bapa dan Roh Kudus. Sesungguhnya penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) tidak menolak keberadaanNya, namun penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) tidak mengakui bahwa Allah Bapa, Allah Anak (yang benar  menurut LAI: Anak Allah), Allah Roh Kudus (yang benar menurut LAI: Roh Kudus) bukanlah 3(tiga) Pribadi Allah, melainkan 3(tiga) peranan Allah yang utama.

Penulis harus meluruskan kesalahan pahaman ini. Jesus Only = hanya Yesus. 

Fenomena "Jesus Only" ini berawal dari kamp pertemuan Pantekosta di California 1913 ketika salah satu peserta yang bernama John G. Scheppe mengalami kuasa nama Yesus. Banyak orang menerima wahyunya, dan mereka menemukan dukungan atas keyakinannya dalam baptisan "Jesus Only" berdasarkan Yohanes 3:5 dan Kisah 2:38.

Penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) yang dipelopori oleh Gereja Pantekosta Serikat Di Indonesia bukanlah kesinambungan dari gerakan ini.

3. Monarkhianisme

Monarkhianisme berasal dari kata monarkhi atau kerajaan.

Kaum Trinitarian memaksakan setiap orang Kristen harus memandang Allah yang diberitakan Alkitab harus dipandang sebagai Allah berpribadi jamak (plural) dan setara (equals). Sehingga siapapun yang mempercayai Allah yang diberitakan Alkitab adalah pribadi yang tunggal akan diberi stigma (tanda) yang berkesan miring. Monarkhianisme adalah kesan yang dituduhkan oleh kaum Trinitarian kepada penganut ke-Esaan sebagai orang yang mempercayai Allah yang menekankan kepada salah satu pribadiNya.

Penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) menolak sebutan ini. Sebab penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) menegaskan bahwa Alkitab memberitakan HANYA ADA SATU PRIBADI ALLAH namun perananNya jamak.

Dengan menuduhkan penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) adalah kaum monarkhianisme seakan-akan kaum Trinitarian menegaskan diri mereka adalah pemilik kebenaran sehingga semua di luar mereka adalah salah dan yang benar adalah diri mereka sendiri, yaitu mempercayai Allah yang benar itu pribadiNya banyak. Padahal Alkitab berkata:

Mazmur 72:18 (TB)  Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang melakukan perbuatan yang ajaib seorang diri! 

Mazmur 136:4 (TB)  Kepada Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. 

Yesaya 44:24 (TB)  Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari kandungan; "Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi — siapakah yang mendampingi Aku? — 

Yesaya 63:3 (TB)  "Aku seorang dirilah yang melakukan pengirikan, dan dari antara umat-Ku tidak ada yang menemani Aku! Aku telah mengirik bangsa-bangsa dalam murka-Ku, dan Aku telah menginjak-injak mereka dalam kehangatan amarah-Ku; semburan darah mereka memercik kepada baju-Ku, dan seluruh pakaian-Ku telah cemar. 

4. Unitarian

Ajaran ini mengakui adanya Allah, namun Kristus tidak diakuinya sebagai Tuhan yang adalah sumber segala-galanya. Bagi pengikut Unitarianisme, Yesus hanyalah orang besar, seorang nabi Allah atau bisa juga disebut sebagai manusia ajaib yang mampu melakukan mujizat. Arianisme adalah salah satu aliran yang menyerupai Unitarianisme.

Meskipun unitarianisme sama sekali berbeda dengan keyakinan penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God), tetapi seringkali orang salah mengidentifikasi penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) sama dengan ajaran mereka (Unitarian). 

Di mata sebagian orang unitarianisme menekankan kepada salah satu pribadi Allah, lalu Pribadi lainnya adalah pelengkap satu paket. Sehingga Tuhan itu dipandang seperti sesuatu yang komplementer.

Unitarian yang marak di Indonesia adalah saksi Yehuwa. Saksi Yehuwa meyakini bahwa Allah adalah Yehuwa. Yesus adalah manusia baik yang diangkat menjadi Allah. Roh Kudus hanyalah kekuatan Allah.

Penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) mempercayai Allah yang Esa tetapi pengertianNya tidak seperti itu.

5. Modalisme

Penganut doktrin Oneness percaya pada apa yang disebut sebagai “modalisme”, yaitu ada satu Tuhan dan Ia tampak dalam 3 moda yang berbeda. Terkadang Ia adalah Sang Bapa. Terkadang Ia adalah Sang Anak. Dan terkadang Ia adalah Roh Kudus, tetapi Ia TAK PERNAH ADA DALAM KETIGA MODA PADA SAAT YANG SAMA. Jadi Ia memiliki 3 moda (penampakan) saat Ia menampakkan diriNYA. 

Penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God)  mempercayai SATU PRIBADI Allah saja. Dia bisa sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus secara bersamaan. Itulah sebabnya penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) sering diidentifikasi sebagai penganut modalisme simultan. Maksud kaum Trinitarian bahwa 3 Pribadi Allah bisa tampil secara serentak atau bebarengan.

Kaum penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) tidak bisa mengelak dari tuduhan ini. Sebab Allah terlalu mampu untuk melakukan itu (Secara humor bisa disentil dengan candaan: "Memangnya yang bisa *)begitu cuma Naruto? " 😁🤣).   *) begitu --> Satu wujud tetapi tampil banyak dan serentak.

Penganut paham ke-Esaan Allah (Oneness Of God) harus Amin-kan "tuduhan" itu. 

Keyakinan modalisme simultan itu jauh lebih presisi dengan pemberitaan Alkitab ketimbang Trinitas yang menjurus kepada "polytheisme ambigu". Sebab mereka memaksa Allah harus pribadiNya jamak (polytheisme) tetapi ketika dituduh sebagai penganut polytheisme mereka ngotot mereka mempercayai Allah yang Esa. Tetapi ketika diminta menjelaskan secara nalar, katanya "itu misteri". Itu ambigu namanya. 

Padahal misteri yang Agung tentang Allah itu bukan pada jumlah Pribadi-Nya, tetapi misteri terbesar dan agung itu terletak pada inkarnasiNya (1Timotius 3:16). Sebab inkarnasi itu sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan penjelasan yang bisa memuaskan akal, tetapi itu sudah dinyatakan oleh Allah. Ibaratnya seperti air satu lautan dimasukkan ke dalam satu baskom. Mana mungkin? Itulah sebabnya hal tersebut disebut misteri.

Jadi meskipun tuduhan itu diberi stigma miring, tetapi itulah kebenaran yang diberitakan oleh Alkitab, ya mari kita terima dengan mantab dan sepenuh hati sambil kita katakan: "ONENESS OF GOD LEBIH PRESISI DENGAN BERITA YANG DISAMPAIKAN OLEH ALKITAB DARI KITAB KEJADIAN DARIPADA SAMPAI KITA WAHYU DARIPADA KONSEP TRINITAS YANG CENDERUNG MIRIP DENGAN POLITHEISME AMBIGU."

Lalu julukan apa yang tepat untuk menyebut keyakinan ONENESS OF GOD ini? 

Oneness Pentacostalism itu sebutan yang ramah dan bersahabat.


Madiun, predio Agustus 2020.

Pdt. Edi Zakaria

1 komentar:

  1. https://muslimharustahu.blogspot.com/2021/02/doktrin-tritunggal-dan-oneness.html

    BalasHapus