ARTI SEBUAH TUGAS




Ada sebuah kita menarik yang terjadi pada tahun 1968, yaitu saat lomba lari marathon Olimpiade di Mexico City. Kala itu semua acara sudah usai dan sebagian besar penonton sudah bubar. Yang tertinggal hanya para petugas dan beberapa wartawan yang sedang membereskan peralatannya.

Tiba-tida dari sebelah selatan muncul Stephe Akwari, pelari marathon dari Tanzania. Ia berlari dengan kaki pincang karena mengalami kecelakaan saat berlomba. Dengan langkah terseok-seok ia berusaha melintasi garis finish. Bud Greenspan, seorang kamerawan sempat memperhatikan dirinya. Terkesan dengan keuletannya, ia bertanya, “Mengapa anda harus menyelesaikan tugas melelahkan ini? Bukankah pertandingan sudah usai?”. Dengan terengah-engah ia menjawa, “Tanzania mengirim saya bukan untuk mengikuti marathon. Tanzania mengirim saya untuk menyelesaikan pertandingan.”

Keuletan Stephen Akwari memberi inspirasi kepada kita agar berusaha memahami arti sebuah tugas. Banyak orang menganggap tugas sebagai beban yang menyusahkan.Kita seirngkali gagal untuk bersukacita dalam pekerjaan kita akibat salah pengertian. Arti sebuah tugas adalah bahwa kita masih diberi kesempatan untuk menunjukkan potensi kita, karena itu kita harus membenahi cara berpikir kita dalam menghadapai sebuah tugas. Tugas adalah anugerah Tuhan bagi kita dimana kita bias membuat hidup kita menjadi lebih baik. Karena itu selagi masih ada kesempatan, kerjakanlah segala tugas itu dengan sungguh-sungguh.

[SENTUHAN]


KEBERUNTUNGAN, APAKAH ADA?

Yosua 1:7-8




Ada seorang yang bertanya kepada Mario Teguh (seorang motivator): "Berapa persen peran keberuntungan dalam menentukan sebuah kesuksesan?"

Jawabnya: "Orang menempuh pendidikan yang baik supaya hidupnya beruntung. Orang berpakaian dengan rapi dan baik supaya beruntung.

Orang menjaga tutur kata dan tingkah lakunya supaya beruntung dalam pergaulan. Orang melakukan semua hal yang baik supaya beruntung dalam hidupnya. Jadi berapa persen peran keberuntungan dalam sebuah kesuksesan? Jawabnya adalah Seratus Persen!".

1. DUA JENIS KEBERUNTUNGAN (Yohanes 21:11)

· Keberuntungan yang diusahakan adalah keberuntungan seperti yang disarankan oleh Mario Teguh.

· Keberuntungan karena kasih karunia itu hanya  Allah yang bisa melakukannya.

Dalam realita perbandingan antara keberuntungan yang diusahkan dengan keberuntungan karena kasih karunia adalah sekitar 15% : 85% atau 20% : 80%.

Para murid Yesus sudah memiliki keberuntungan yang diusahakan (memiliki perahu, ketrampilan dan pengetahuan menjadi nelayan), tetapi hanya karena campur tangan Tuhan   Yesus mereka memiliki keberuntungan karena kasih karunia.

2. CARA MERAIH KEBERUNTUNGAN KARENA KASIH KARUNIA (Yeremia 17:5-8)

Bukan pelihara pusaka atau jimat-jimat, tetapi milikilah hati yang mengandalkan Tuhan.

Caranya:

· Cintailah Firman Tuhan (Yosua 1:7-8)

Jika firman Tuhan yang menjadi penuntun hidup kita, maka kita akan dijauhkan dari kesialan dan diubah menjadi keberuntungan.

· Setialah terhadap perjanjian (Ulangan 29:9)

Tuhan benci kepada orang yang tidak berlaku curang. Jika kita adalah anak Allah maka kita harus memiliki watakNya, diantaranya yaitu ‘SETIA” (Mazmur 15:4).

· Jangan menyembunyikan dosa (Amsal 28:13)

Kesucian mengundang berkat yang bias dinikmati. Rejeki yang diperoleh tanpa kesucian hanya akan menjadi jerat bagi diri kita dan anak cucu kita (Amsal 20:7)

· Hargailah orang tuamu (Efesus 6:1-3)

Rahasia hidup bahagia/ beruntung dalam jangka yang panjang adalah dengan menghormati orang tua kita, khususnya ketika mereka masih hidup.

· Mintalah berkat Tuhan (Amsal 10:22)

Berdoa dan merendahkan diri di hadapan Tuhan adalah hal yang sangat penting. Hati yang berdoa dan merendahkan diri menggerakkan hati Allah untuk bermurah hati.

· Berlakulah jujur (Mazmur 15:1-5)

Kesuksesan yang diperoleh karena melakukan kejujuran akan menjadi kesuksesan yang kokoh. Mari kita belajar berlaku jujur dalam segala hal, termasuk dalam mengembalikan persepuluhan. Amin

[PESONA SABDA]




PULANG



Pulang berarti kembali ke rumah. Pulang adalah kata yang indah saat kita berada di perjalanan atau perantauan. Pulang adalah kata yang selalu membangkitkan kerinduan. Ya, rindu segera kembali ke rumah.

Meskipun kita sedang berada di tempat yang indah dan mewah. Tetapi semua itu tidak bisa mengalahkan kerinduan untuk pulang yaitu kembali ke rumah. Meskipun apa yang dikatakan tentang “rumah” bias jadi adalah tempat yang sangat sederhana, jauh dari kata “indah” dan minim fasilitas. Tetapi rumah, adalah tempat yang memiliki kemampuan memanggil jiwa untuk selalu kembali ke sana. Seberapa pun jauhnya kita pergi, selalu kita akan kembali lagi ke sana. Rumah adalah tempat dimana hati kita berada. Rumah adalah tempat dimana selalu menanti orang-orang yang mengasihi, sanggup menerima diri kita apa adanya, sanggup mendengar kisah kita baik kalah ataupun menang; gagal atau pun sukses. Meskipun di luar sana kita ditolak, disumpah serapahi, tetapi saat pulang kita siap disambut dengan senyum ketulusan bak pahlawan perang yang pulang membawa tawanan dan jarahan.

Hari ini kita memperingati hari kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke surga. Dia berfirman:”Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu, supaya dimana aku berada di situ kamu pun berada….”

Sekarang kita masih diperantauan kehidupan, mengembara dalam dunia fana. Meskipun dunia menawarkan kesenangan, kenikmatan, keindahan, dan popularitas, tetapi hati kita bukan di sini, dan hidup kita juga bukan untuk ini. Hati kita di

“rumah” yang disediakan Yesus. Di sini kita berjuang sampai memperoleh kemenangan agar kita bisa pulang membawa “tawanan” dan “jarahan” untuk kita berikan pada kekasih hati yang menanti di “rumah abadi” yang takan malam dan tak ada pagi. (Gembala)


ANTARA MITOS DAN FAKTA


Oleh: Edi Zakaria


Banyak orang ingin menjadi kaya dan memiliki banyak harta. Mereka berpikir bila kaya dan banyak harta akan membuat dirinya menjadi orang yang berharga, berguna dan       bahagia. Sesungguhnya semua itu hanya mitos.

Mitos adalah dongeng yang tidak bisa dipastikan kebenarannya, namun dipercayai orang. Aneh, memang!

Inilah mitos yang diyakini banyak orang:

1. Adalah mitos bila berpikir bahwa dengan memiliki banyak harta akan membuat menjadi berharga.

Alkitab berkata: “Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.”  (1Timotius 6:17).

2. Adalah mitos bahwa  dengan menjadi kaya akan menjadi orang berguna.

Alkitab berkata: “Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kau sediakan, untuk siapakah itu nanti? (Lukas 12:20).

3. Adalah mitos bahwa dengan kaya akan menjadi bahagia.

Alkitab berkata: Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.” (Lukas 12:15).

Tinggalkan dan lupakan mitos tersebut. Cari dan temukanlah fakta tentang bagaimana agar memiliki hidup yang berharga, berguna dan bahagia.

Berikut adalah fakta-fakta yang menuntun kepada hidup yang berharga, berguna dan bahagia:

1. Adalah fakta, bahwa memberi membuat diri kita berharga.

Alkitab berkata: Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.” (Amsal 11:25).

2. Adalah fakta, bahwa menolong sesama membuat diri kita berguna.

Alkitab berkata: “Mereka telah memberi kesaksian di hadapan jemaat tentang kasihmu. Baik benar perbuatanmu, jikalau engkau menolong mereka dalam perjalanan mereka,    dengan suatu cara yang berkenan kepada Allah.” (3Yohanes 1:6)

3. Adalah fakta, bahwa  menaati Allah membuat diri kita berbahagia.

Alkitab berkata: “Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang me-meliharanya." (Lukas 11:28). (EZ)



PENOLONG YANG LAIN


Yohanes 14:16



Oleh:

Pdt. Edi Zakaria

Orang mati biasanya meninggalkan waris-an. Walupun Yesus tidak meninggal, karena Dia bangkit , tetapi ketika hendak naik ke surga Ia memberikan“peninggalan”. “Peninggalan” yang terbesar adalah Ia memberikan “Penolong yang lain”.

1. “Penolong yang lain” itu bukan “Pribadi yang lain”

Kata “lain” dalam bahasa Yunani ditulis dengan kata “Allos” dan bukan “heteros”. Setiap “Heteros” pasti berarti “Allos”. Tetapi tidak setiap “Allos” berarti “Heteros”.  Heteros menunjuk kepada Pribadi yang berbeda. Allos menunjuk kepada perbedaan, jasa, hormat, medali yang berbeda (distinction).

Dalam Matius 28:20—Yesus berjanji: “...Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Padahal Yesus kemudian hari naik ke surga. Dan jika yang dimaksud dengan “Penolong yang lain” itu menunjuk kepada   Pribadi yang lain, berarti Yesus mengingkari  janjiNya. Tetapi Yesus tidak akan mungkin mengingkari janjiNya.

Jadi yang benar kata “Penolong yang lain” jelas bukan menunjuk kepada Pribadi yang lain, tetapi menunjuk kepada “Peranan yang lain”  atau “Penata-layanan yang berbeda” dari Yesus.

2. “Penolong yang lain” adalah “Penatalayanan Yesus yang lain”

Matius 11:11— ”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.

Yohanes hidup di penghujung akhir Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus bekerja sewaktu-waktu, kepada orang-orang tertentu, dan dengan tujuan tertentu. Dalam Perjanjian Lama tidak pernah ada yang lebih besar daripada Yohanes.

Namun sesudah Roh Kudus dicurahkan, yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari Yohanes. Itu terjadi karena Yesus Kristus sebagai Roh Kudus  tinggal dalam diri orang percaya, menguasai dan mengendalikan hidup mereka sepenuhnya. Yesus sebagai Roh Kudus kehadiranNya tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu.
.
3. “Penolong yang lain” adalah Yesus yang berdiam di dalam orang percaya.

“Penolong” dalam bahasa Yunani ditulis dengan kata “Parakletos”. Secara harafiah berarti, "seseorang yang dipanggil untuk mendampingi agar menolong. "  Kata ini kaya,  artinya: Penasihat, Penguat, Penghibur, Penolong, Pembela, Juruselamat, Sekutu, dan      Sahabat.

Secara riil inilah yang dilakukan Roh Kudus sebagai Penolong orang percaya yaitu melaksanakan bagi para murid apa yang dilaksanakan Yesus bagi mereka ketika Ia masih bersama mereka. Roh Kudus akan Mendampingi mereka untuk :

· Menolong dan   menguatkan mereka (bd: Matius 14:30-31)

· Mengajar mereka dalam hidup yang benar (Yohanes 14:26)

· Menghibur dalam situasi yang sulit (Yohanes 14:18)

· Menaikkan doa syafaat bagi mereka (Roma 8:26-27; bd: Roma 8:34)

· Menjadi seorang sahabat untuk membantu kepentingan mereka (Yohanes 14:17)

· Tinggal beserta   dengan mereka   untuk selamanya.

Istilah parakletos ini juga dipakai untuk Tuhan Yesus dalam 1Yohanes 2:1. Oleh karena itu Yesus merupakan penolong dan jurusyafaat kita di sorga (bd. Ibrani 7:25), sedangkan Roh Kudus merupakan penolong dan jurusyafaat yang tinggal di dalam kita di bumi ini (Roma 8:9,2, 1Korintus 3:16; 6:19; 2Korintus 6:16; 2Timotius 1:14).

4. “Penolong yang lain” harus disambut orang percaya (Kisah Para Rasul 19:1-6)

Roh Kudus tidak hanya cukup kita pelajari dan pahami. Kita harus mengalami baptisan Roh Kudus. Milikilah kerinduan dibaptis dengan Roh Kudus. Amin



PELUANG ADA DI MANA-MANA?



Apapun yg kita lihat sebetulnya sudah menghasilkan uang bagi seseorang yang lain, ataupun bisa menghasilkan bagi orang lain, ataupun bagi kita.

Contohnya: Apa yang kita lihat sekarang? Kalau misalkan kita lihat ada pigura, sudah pasti ada orang yang mendapatkan uang karena pigura ini. Kemudian kita melihat lantai, lantai juga menghasilkan uang untuk orang yang membuat lantai dan memasang lantainya. Kita lihat rambutnya, rambut juga sama. Rambut menghasilkan uang untuk orang yang jualan shampo, untuk salonnya.

Nah, kita harus selalu sadar bahwa apapun yang kita lihat bisa menghasilkan uang: Peluang ada dimana-mana. Begitu banyaknya orang, begitu bangun sampai tidur selalu berkata: "ah, saya tidak menemukan peluang" atau "dalam hidup ini tidak ada peluang". Sebetulnya hal itu salah, karena yang benar adalah peluang ada dimana-mana.

Jadi pertanyaan saya, apa peluang yang Anda lihat hari ini?

Test, buka mata Anda, buka pikiran. Peluang tidak dilihat dengan mata, tapi peluang dilihat dengan pikiran kita. Pikirkan, bahwa benar tidak, apapun yang kita lihat, sebetulnya itu adalah peluang untuk membuat uang. Jadi saya tegaskan sekali lagi, peluang ada dimana-mana.

Bukalah pikiran anda dan mintalah hikmat Tuhan untuk memiliki keberanian memilih peluang yang ada untuk menghasilkan keuangan. Dan dengan keuangan yang terkumpul, ayo kita gunakan untuk melayani dan memberitakan Injil Yesus Kristus.

[BINA BISNIS]



          

JAMAHAN TUHAN DIHARI NATAL



Saya kurang menyukai pertemuan di Gereja pada hari Natal. Karena setiap kali Natal Gereja selalu penuh sesak sebelum acara dimulai. Apa  gunanya orang-orang ini datang setahun sekali. Mereka hanya bikin penuh Gereja sekali satahun. Menurut saya sebaiknya orang-orang itu di rumah saja.

Tetapi ketika saya teringat dengan kisah para murid yang mengusir anak-anak datang kepada Yesus.  Di situ Yesus melarang murid-murid melakukan hal tersebut dengan mengatakan,”Biarlah anak-anak itu dating kemari, sebab merekalah yang empunya kerajaan surga.” (Matius 19:14). Sikap saya sepertinya mencerminkan sikap para murid-murid Yesus.

Harry Reassonary seorang wartawan dan penyiar radio mengatakan, “Jika orang-orang Kristen tersentuh hanya setahun sekali pada hari Natal, bagaimanapun sentuhan itu tetap ada artinya. Sebab kita tidak tahu kapan seseorang bisa berjumpa dengan Yesus secara pribadi. Bias jadi saat pagi-pagi di hari Natal mereka merenung dan Yesus menjamah hati kita. Bisa juga melalui perayaan, konser Natal, paduan suara atau melalui berbagai macam event Natal yang diselenggarakan dan mereka mengalami setuhan dan jamahan Tuhan sehingga mengalami perjuumpaan secara pribadi dengan Tuhan. Kita tidak bias tahu secara persis. Semua hal bias dipakai Tuhan menjadi sarana untuk menjamah hati seseorang untuk berjumpa dengan Yesus.”

Jadi mari di kesempatan Natal ini kita undang dan kita ajak sebanyak mungkin orang untuk dating. Siapa tahu Tuhan menjamah hati mereka.



[SENTUHAN]

          

ALLAH SAKIT KERAS



Setelah selesai kebaktian Natal Sekolah Minggu, Jessy datng menangis tersedu-sedu. Ibunya bertanya, “Kenapa menangis seperti itu? Pulang dari perayaan Natal kok tidak bersukacita, tetapi malah nangis. Adsa apa?”

Jessy menjawab: “Tuhan Allah sakit keras. Ini berita duka di tengah berita sukacita Natal yang harus Jessy sampaikan ke Mama.”

Mamanya menjawab, “Ah, tidak mungkin. Dari siapa kamu dengar hal ini?”

Jawab Jessy: “Tadi selesai  perayaan Natal Sekolah Minggu Bu Guru menyampaikan berita bahwa Tuhan memanggil dokter Danu ke surga.”

Mama menjelaskan: “Dokter Danu dipanggil Tuhan ke surga itu bukan karena Tuhan sedang sakit keras, tetapi… maksudnya bahwa dokter Danu sudah meninggal dunia.”

Tiada seorangpun berkuasa menahan angin dan tiada seorangpun berkuasa atas hari kematian.
(Pengkhotbah 8:8)

[HUMOR]



          


TERANG YANG SESUNGGUHNYA

Yohanes 1:9


Oleh: Pdt. Edi Zakaria


Injil Yohanes ibarat Kitab Kejadian dalam versi Perjanjian Baru. Karena kitab Kejadian dimulai dengan kata “Pada mulanya…”, begitu pula Injil Yohanes.

Kitab Kejadian menjelaskan dunia gelap, dan kacau balau. Namun terang muncul dan dan dinamika kehidupan pun dimulai. Begitu pula Injil Yohanes. Namun “terang” dalam Kejadian adalah “terang” dalam arti secara harafiah. Hal ini berbeda dengan Injil Yohanes.

I. YESUS ADALAH TERANG YANG SESUNGGUHNYA

Menurut Injil Yohanes dunia ini gelap bukan karena tidak ada lampu penerangan, tetapi dunia ini gelap karena adanya dosa. Dan upah dosa adalah maut (Roma 6:23). Padahal semua orang sudah jatuh dalam dosa (Roma 3:23). Dan hanya Tuhan Yesus Kristus saja yang bias menyelesaikan dosa (2Korintus 5:21). Itulah sebabnya Tuhan Yesus disebut sebagai terang yang sesungguhnya. Yohanes menegaskan, “... Hidup itu adalah terang manusia (Yohanes 1:4).

II. TERANG SEDANG DATANG

Ada banyak sikap yang ditunjukan oleh banyak orang. Hal yang sama juga terjadi pada peristiwa  datangnya putra Natal. Tetapi itu bukan masalah, asal pada akhirnya mereka bias menerima terang yang sesungguhnya itu dengan segenap hati.

· Maria, awalnya ragu-ragu, tetapi selanjutnya ia menyambut terang yang sesungguhnya dengan hati mantab .

· Yusuf, awalnya tidak bias menerima. Namun akhirnya dia memihak  putra Natal.

· Para Gembala awalnya takut, namun selanjutnya menyambut dengan gembira.

· Orang Majus menyambut putra Natal secara antusias dan proaktif sejak awal.

· Herodes sejak awal tidak suka sampai akhir semakin membenci terang tersebut, akibatnya ia tetap dalam kegelapan.

III. SIFAT TERANG

1. INDAH

Orang yang hidup dalam terang pasti hidup didalam dan penuh keindahan (2Korintus 5:17)

2. JELAS (TIDAK ADA YANG TERSEMBUNYI)

Orang yang hidup dalam terang tidak mau hidup dalam kecurangan dan ketidak jujuran.

3. TEGAS (TIDAK KOMPROMI)

Orang yang hidup dalam terang tidak kompromi dengan dosa dan kegelapan.

4. SELALU BERKEMENANGAN

Orang yang hidup dalam terang selalu berkemenangan, sama seperti dimana ada terang, di sana kegelapan itu pasti sirna. Jika anak Tuhan hidup di dalam Tuhan Yesus Kristus ia pasti menang atas dosa sehingga mampu hidup suci. Ia pasti dapat mengalahkan Iblis dan dunia.

Hiduplah dalam Kristus yang adalah terang sejati itu. Amin

[PESONA SABDA]


PENTINGNYA WAKTU BERSAMA DALAM KELUARGA




B






anyak pernikahan mulai terasa hambar dan terasa hanya sebagai rutinitas yang membosankan dan membebani. Yang lebih parah lagi adalah ikatan emosi antar anggota keluarga terasa mulai merenggang. Mengapa itu terjadi?

Kehidupan modern adalah kehidupan yang menawarkan mimpi dan pilihan bagi setiap orang. Akibatnya banyak orang terjebak pada situasi “asyik dengan dirinya sendiri”. Semua orang menyibukkan diri masing-masing. Modernisasi hampir “merampas” semua waktu kebersamaan. Yang mengakibatkan pernikahan pun hampir-hampir kehilangan keindahnnya.

Yang lebih celaka lagi bila orang berpikir semua bisa ditukar dengan sejumlah angka mata uang, atau kekayaan.

Waktu bersama adalah penting bagi keluarga dan pernikahan. Itu adalah hal yang tak tergantikan oleh apa pun. Anda pasti bisa melakukannya, bila mau.

1. Mulailah susun time schedule anda dengan menyediakan waktu untuk menikmati kebersamaan dalam keluarga.

2. Umumkan pada keluarga bahwa hari (waktu) tertentu yang disepakati bersama “diresmikan” sebagai hari/ waktu keluarga.

3. Gunakan waktu tersebut sebaik-baiknya. Bisa dengan cara makan di luar bersama, atau berbincang-bincang bebas, atau bermain bersama di halaman belakang, dll.

Rebutlah kembali keindahan pernikahan anda. Sediakan waktu menikmati kebersamaan.

[BINA KELUARGA]