Oleh: Pdt. Edi Zakaria
Lukas 9:59-60 (TB)
59 Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku."
60 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana."
MEMAHAMI NATS:
Bila menyimak nats di atas maka kita akan menemukan ada dua macam penafsiran yang bisa dipahami:
1. Ayahnya belum mati tetapi sudah sangat tua sehingga mendekati ajalnya.
Mengapa pengertian seperti itu bisa kita peroleh? Sebab kalau benar ayahnya sudah meninggal, pastilah dia berada disekitar rumah duka tersebut sehingga tidak mungkin bisa berjumpa dengan Yesus.
Namun ada sedikit ganjalan yaitu mengapa Yesus membuat penegasan yang seakan-akan ayahnya sudah mati. Yesus menggunakan pernyataan seperti berikut: "Biarlah orang mati dikuburkan oleh orang mati."
Ungkapan Yesus tersebut memiliki makna bahwa orang yang terkena mayat akan menjadi najis (mati secara rohani) agar mayat tersebut tidak perlu menajiskan orang yang tahir, khususnya kepada orang yang mau mengikut Yesus tadi.
Alkitab mengatakan:
Hagai 2:13 (TB) (2-14) Berkatalah pula Hagai: "Jika seseorang yang najis oleh mayat menyentuh semuanya ini, menjadi najiskah yang disentuh itu?" Lalu para imam itu menjawab, katanya: "Tentu!"
Bilangan 19:11-13 (TB)
11 Orang yang kena kepada mayat, ia najis tujuh hari lamanya.
12 Ia harus menghapus dosa dari dirinya dengan air itu pada hari yang ketiga, dan pada hari yang ketujuh ia tahir. Tetapi jika pada hari yang ketiga ia tidak menghapus dosa dari dirinya, maka tidaklah ia tahir pada hari yang ketujuh.
13 Setiap orang yang kena kepada mayat, yaitu tubuh manusia yang telah mati, dan tidak menghapus dosa dari dirinya, ia menajiskan Kemah Suci TUHAN, dan orang itu haruslah dilenyapkan dari Israel; karena air pentahiran tidak disiramkan kepadanya, maka ia najis; kenajisannya masih melekat padanya.
Jadi pernyataan Yesus tadi seakan akan menunjukkan Ayah orang tersebut sudah mati.
2. Ada kemungkinan ayahnya sudah meninggal dan ditaruh gua makam dan menunggu untuk mengering dan menjadi tulang belulang sesudah itu baru dikuburkan. Tentu ini memakan waktu yang lama.
3. Bisa jadi ayahnya sudah meninggal dunia tetapi dia belum ke rumah sehingga tidak bersentuhan dengan mayat.
Jika pemahaman tersebut kita pegang maka ada kejanggalan yang besar yaitu tidak sesuai dengan tradisi orang Yahudi. Karena orang yang berduka pasti menggunakan pakaian kabung. Walaupun belum ke rumah dan belum menyentuh mayat, baru mendengar berita kalau ayahnya meninggal maka ia pasti sudah menggunakan pakaian kabung.
Alkitab berkata:
Ester 4:1 (TB) Setelah Mordekhai mengetahui segala yang terjadi itu, ia mengoyakkan pakaiannya, lalu memakai kain kabung dan abu, kemudian keluar berjalan di tengah-tengah kota, sambil melolong-lolong dengan nyaring dan pedih.
Dari kedua penafsiran ini sepertinya penafsiran pertama lebih tepat. Maksudnya, pernyataan Yesus bukan bertujuan menegaskan kalau ayah orang tersebut sudah mati, tetapi Yesus menekankan, kalau toh seandainya mati, orang tersebut tidak perlu menajiskan diri dengan menyentuh mayat ayahnya, tetapi cukup mereka yang tidak tahir yang bekerja menguburkan ayahnya.
P E S A N
Jadi melalui ayat tersebut Tuhan Yesus menyampaikan pesan:
1. Tuhan Yesus yang menentukan siapa yang harus menjadi pengikutNya.
Alkitab berkata:
Yohanes 15:16 (TB) Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.
2. Bila mengambil keputusan mengikut Yesus jangan berdalih dan menunda.
Ayahnya sudah tua dan masih hidup, dan tidak tahu kapan matinya. Tetapi jika menunggu ayahnya mati kemudian baru mengikut Yesus.... Berapa tahun lagi ayahnya mati? Dan nunggu berapa tahun lagi untuk bisa mengambil keputusan mengikut Yesus?
3. Jangan mengikut Yesus setelah dunia juga membuang.
Setelah ayahnya mati maka orang tadi seakan-akan orang itu menganggap dirinya tidak dibutuhkan lagi sebab ayahnya sudah meninggal. Masakan umur sisa hidupnya pantas dipersembahkan untuk mengikut Yesus?
4. Jangan mengkhawatirkan hal yang tidak perlu dikuatirkan.
Tidak perlu mengkhawatirkan ayahnya yang enggak tahu kapan matinya. Kalau toh mati biar orang yang najis saja yang menguburkan ayahnya.
5. Mengikut Yesus adalah panggilan yang suci
Jangan biarkan kenajisan menggagalkan panggilan Tuhan terhadapnya. Mumpung masih dalam keadaan tahir, masih dilayakkan untuk mengikut Yesus.
PENERAPAN
1. Mari kita syukuri panggilan Tuhan.
Orang yang memenuhi panggilan Tuhan ditandai dengan ketaatan melakukan firman Tuhan tanpa menunda-nunda.
2. Hidup itu harus digunakan untuk memenuhi panggilan Tuhan.
Apa yang kita mengerti tentang firman Tuhan lakukanlah. Jangan hanya bingung dengan apa yang kita tidak mengerti.
3. Gunakan kesempatan yang ada untuk memenuhi panggilan Tuhan.
Mumpung sehat, jangan nunggu sakit. Mumpung ada harta, jangan nunggu miskin. Dst.
4. Apa yang bisa dilakukan untuk menaati firman Tuhan, lakukanlah.
Jangan terlalu kebanyakan pertimbangan yang gak perlu sampai akhirnya menunda dan membatalkan ketaatan kita kepada Tuhan.
5. Jagalah hati, pikiran, dan tindakan kita untuk tetap kudus agar tetap layak untuk memenuhi panggilan Tuhan.
A m i n